Semilir angin menghempas rambut lurus pemuda SMA yang sedang terpejam di rooftoop SMA Galaksi. Arka namanya. Arka Putra.
Tujuannya ke rooftoop hanya satu. Menenangkan diri. Hari ini adalah salah satu hari beratnya, lantaran sebuah kesialan muncul dengan tiba tiba.
Kejadian dilapangan tadi terus terputar diotaknya. Wajah wajah yang sama sekali tak ingin ia temui kini muncul dengan sendirinya disekeliling Arka. Seolah takdir tak memberi jeda untuk kembali bermain main dengan kehidupan.
Hingga setetes air keluar dari salah satu ujung kelopak matanya. Lantas ia tersenyum dan menghapus jejak tangisan kecilnya.
Dan Rindu adalah penyebabnya.
"bunda, Arka rindu" lirihnya.
●_●●_●●_●●_●●_●●_●●_●●_●●_●●_●●_●●_●
"ka, pulang sekolah ke kafe? "
"hm"
Pecakapan itu berakhir. Gevan --Teman sebangku Arka-- hanya bisa menghela nafas. Temannya ini sangat pelit untuk sekedar berbicara.
"ka ka"
Seseorang datang tergopoh gopoh menuju Arka dan langsung duduk didepan sang empu. Arka hanya menatap orang itu dengan menaikkan salah satu alisnya.
"ntar malem ada yang nantang. Lo ikut? Hadiahnya lumayan sih"
"ikut." jawaban datar Arka itu disambut dengan senyuman gembira orang didepannya.
"oke, ntar kalo menang traktir ya? Ya? Ya? Ya?"
"hm"
"Cek cek" tiba tiba suara mikrofon kelas menjadi pusat perhatian anak sekelas Arka.
"untuk seluruh murid SMA Galaksi diharap segera berbaris sesuai kelas di Lapangan sekolah."
Seluruh anak kelas mulai berhamburan menuju lapangan. Sedangkan Arka dan kedua temannya masih duduk santai didalam kelas, memilih keluar paling akhir.
Malas berhimpitan katanya.
Hingga kelas sepi dan tak ada lagi suarar ribut di lorong, barulah Arka dan kedua temannya berjalan santai, memilih barisan paling belakang sebagai tempatnya berdiri. Arka dan Gevan dengan permen karetnya, serta Abhi dengan permen mintnya.
"selamat siang anak-anak" pak Ramly yang merupakan guru bagian kesiswaan berdiri ditengah lapangan dengan membawa mic.
"SIANG PAK" jawab seluruh murid. Pastinya dengan pengecualian beberapa murid yang enggan mengeluarkan suara.
"anak anak, hari ini akan ada perkenalan kepala sekolah baru. Silahkan pak" seorang pria paruh baya dengan tatapan tajam dan wajah yang masih bisa memikat wanita maju dan naik ke panggung kecil yang memang disediakan agar murid dibelakang juga bisa melihat.
"anak-anak, beliau adalah kepala sekolah baru, kakak dari pemilik sekolah ini. " kemudian pak Ramly menyerahkan micnya dengan sopan kepada kepala sekolah tersebut.
"siang anak-anak" sapanya ramah.
Arka yang baru saja melihat sekilas, tatapannya terpaku. 'sial' batinnya dengan geram. Tangannya terkepal erat.
"perkenalkan, nama saya Aaron Hardian Adhitama. Dan dibelakang saya ada keponakan saya sekaligus anak dari pemilik sekolah ini dan kedua temannya. Mereka akan menjadi salah satu dari kalian dan semoga kalian bisa menerima mereka dengan baik"
Gevan dan Abhi sama-sama terhenyak. Mereka menoleh ke arah Arka yang sudah mengeraskan rahangnya dan mengepalkan tangannya. Gevan yang melihat itu segera menggenggam tangan Sahabatnya kecilnya.
"jangan takut. Disini ada kita" bisiknya untuk menenangkan Arka.
Arka menarik nafas perlahan untuk meredam emosinya. Ia melonggarkan kepalan tangannya dan menepis tangan Gevan. Arka berlalu begitu saja meninggalkan Gevan dengan kekehan dan tatapan sendunya. Arka pergi dari barisan untuk menenangkan dirinya. Tujuannya hanya satu. Rooftoop.
๏_๏๏_๏๏_๏๏_๏๏_๏๏_๏๏_๏๏_๏๏_๏๏_๏๏_๏๏_๏
KAMU SEDANG MEMBACA
Arka Putra
RandomNO BXB! JUST BROTHERSHIP!!! Luka, penolakan, Kehidupan Arka kecil memprihatinkan, dimana ia tak diterima oleh sang ayah, dan dibenci oleh saudaranya. Berharap disayang tentu, namun apa daya, bagi mereka, Arka hanyalah benalu yang tak seharusnya ada...