18

1.8K 133 3
                                    

"maaf Pak, tapi Arka sedang tidak masuk"

H A P P Y R E A D I N G

"Ah, masa sih? Perasaan tadi pagi bapak lihat Arka masuk sekolah kok"

"i-iya pak, beneran kok. "

Pak Tony memicing, menatap Abhi tak percaya. Jelas-jelas tadi pagi ia melihat Arka masuk kelas bersama Abhi dan Gevan. Pak Tony jadi merasa Abhi sedang menyembunyikan sesuatu.

"ah, biar bapak yang cek sendiri. Kamu juga segera ke kelas."

Pak Tony meninggalkan Abhi, ia hendak menuju kelas Arka yang membuat Abhi menjadi kalang kabut. Ia harus berusaha menghentikan langkah guru PNS itu.

"Pak" panggil Abhi

Anak itu berhenti dihadapan Pak Tony membuat pria itu juga menghentikan langkahnya. "apa lagi? "

Kini Abhi tak lagi menyembunyikan kedua tangannya. Ia juga menatap jajanan yang ia bawa, membuat Pak Tony melihat ke arah yang sama.

"se-sebenarnya saya dari kantin Pak, hehe" tak apalah. Abhi rela dihukum kok, kalau demi Arka seorang.

Pak Tony menggelengkan kepalanya, "hhh, ya sudah. Sekarang kamu kembali ke kelas." pak Tony melanjutkan langkahnya, namun baru saja ia melangkah, abhi menghentikannya kembali.

"e-eh Pak"

"Bapak gamau ngehukum saya nih? Beneran?" hati Abhi menjerit, berharap ia dihukum. Itu lebih baik ketimbang Arka harus bertemu dengan pemilik sekolah.

Pak Tony menghela nafas kembali, "Abhi, " ucapnya dengan memegang pundak muridnya yang lumayan tinggi itu.

"kali ini kamu saya bebaskan dari hukuman. Sekarang kamu kembali ke kelas. Sekarang Bapak ada urusan penting, pemilik sekolah juga sudah menunggu. Lebih baik kamu segera ke kelas dan belajar. Ayo"

Pak Tony menggeret Abhi menuju kelasnya. Tak peduli dengan tatapan dan ucapan memohon yang memintanya agar tak ke kelas.

Selesai sudah. Kini mereka berada di depan kelas. Abhi sudah berkeringat dingin. Ia masih memohon agar Pak Tony tak masuk ke kelas.

"Pak, nanti bapak mengganggu konsentrasi murid yang loh Pak. Kalo konsentrasi mereka terganggu, mereka jadi ga maksimal belajar, lalu kualitas sekolah akan turun, terus bapak jadi turun pangkat" ucap Abhi sembari menutupi gagang pintu kelas dengan tubuhnya.

"minggir kamu, Abhi. Saya gak punya waktu"

"gak pak, ini demi generasi penerus bangsa, bapak ga boleh mengganggu mereka"

Pak Tony tak peduli dengan ucapan Abhi, ia menarik tubuh Abhi agar menjauh dari pintu dan..

Cklek.

Seorang guru cantik yang tadinya menerangkan kini menoleh ke arah pintu. "ada apa Pak Tony? "

"begini bu, saya mau memanggil Arka karena ada keperluan"

"ohh, Arka Putra ya? Tadi Arka baru saja ijin. Dia dijemput sama walinya. "

Abhi menjadi lega seketika. Syukurlah Arka sudah pergi. Tapi.. Siapa yang menjemputnya? Gevan juga terlihat masih duduk manis di bangkunya.

"memangnya ada perlu apa Pak? "

"ah.. Itu ada keperluan penting, tapi ternyata Arka sudah izin.. Ya sudah, saya permisi dulu"

"baik Pak.. "

●_●●_●●_●

"Arka kemana Van? " tanya Abhi kepada temannya yang sedang memakan makan siangnya di kelas.

Sekarang sudah memasuki jam istirahat. Gevan dan Abhi tidak ke kantin, mereka lebih memilih untuk memakan makanan yang telah dibeli Abhi tadi. Mubadzir kalau dibuang.

"dijemput"

"sama siapa? Om Karan? "

Gevan menggeleng, "pak Umar"

Gevan turut bersyukur atas kedatangan Pak Umar -tangan kanan Daddy-nya- yang mendadak tadi. Awalnya ia mengira jika Daddy dan Mommy-nya ingin melepas rindu kepada Arka karena sebentar lagi mereka akan ke luar negri.

Rupanya ada maksud lain dari kedatangan mendadak itu. Kehadiran Pak Tony mencari Arka di kelas cukup memberi penjelasan bahwa orang itu datang dan ingin bertemu Arka.

"eoh? Om Haris sama Tante Riani jadi ke luar negri? " Gevan mengangguk. Ia menyudahi acara makan siangnya.

"loh? Adek mana? "

Sahutan dari pintu kelas itu membuat Gevan dan Abhi menoleh. Disana ada Bara dengan raut bingungnya. Tadi ia menuju ke kantin dan tidak mendapato Arka, jadi ia memutuskan untuk ke kelas Arka saja, dan ternyata tetap nihil, Arka tak ada.

"diculik"

Bara mendelik. Diculik? Lantas kenapa mereka berdua tidak mencari Arka dan malah bersantai-santai saja?

"serius lo? "

Abhi menyemburkan tawanya kala melihat wajah terkejut Bara. Wajahnya memeable sekali wkwk.

"kaga lah. Adek dijemput Om Haris. Lo gatau kalo pemilik sekolah ke sini? "

Bara kembali dibuat terkejut. Pemilik sekolah katanya? "tapi adek ga sampe ketemu dia kan? "

Abhi menggeleng, "tadi adek sempet mau dipanggil pak Tony. Katanya pemilik sekolah mau ketemu ama adek.., "

"terus? " tanya Bara sembari memakan makanan yang masih utuh. Pesanan Arka yang masih belum tersentuh oleh Abhi maupun Gevan.

"ya kaga gue bolehin lah! Enak aja tu orang. Eh pas gue mati-matian ngehalangi Pak Tony bjar ga masuk kelas, ternyata Adek udah dijemput. "

Bara tertawa. Mungkin itu adalah definisi dari perjuangan yang sedikit sia-sia tapi gapapa.

"mana si kampret kaga ngasih tau kalo adek udah dijemput" sambung Abhi sembari melirik Gevan yang juga terkekeh.

"gue ga tau kalo pak Tony bakal kesini" elak Gevan. Lagipula dia tak sepenuhnya salah kan?

●_●●_●●_●

"tidak masuk lagi? "

Pak Tony mengusap tengkuknya. Sungkan. Satu kata yang mendeskripsikannya sekarang.

"bukannya tadi anda bilang melihat Arka masuk sekolah? "

"iya tuan, Arka memang masuk sekolah, tapi tadi dia dijemput oleh wali nya. " jawab pak Tony sopan.

Rey mendesah kecewa. Entahlah, sebagian hatinya berkata bahwa dia bukan sosok yang ia cari, namun sebagian lagi menyuruhnya untuk bertahan dan terus mencari tau.

Jadi, mana yang harus ia dengar?

"begini saja, tolong beri saya alamat rumah Arka"

Pak Tony terkejut, "maaf tuan, tadi walinya tidak mengizinkan untuk memberikan alamat rumah Arka pada sembarang orang tanpa izinnya. "

Rey mengernyit, ia semakin penasaran dengan murid itu. "kalau boleh tau, siapa walinya? "

"sekali lagi maaf tuan, beliau tidak ingin diketahui oleh siapapun, saya sendiri juga belum mengetahui dengan pasti siapa beliau. Yang pasti beliau adalah salah satu donatur di sekolah ini"

Rey menghela nafas, ia langsung pergi tanpa mengucap apapun. Bahkan Rey meminta sopirnya untuk pergi dan membiarkannya sendiri.

Rey memang akan pulang, tapi ia juga butuh ketenangan.

๏_๏๏_๏๏_๏๏_๏๏_๏

Bwahahahahaa

Berapa bulan kita tak bertemu?

Author sendiri rindu dengan dede Arka hiks 😭

Btw sekarang author sendiri emang jarang banget pegang hp, jadi ya... Ya gitu...

Doain aja kerjaan + tanggung jawab author cepet selesai biar bisa fokus ama ni dede emesh.

Pamit dulu yaa, dadahh 👋👋

Arka PutraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang