Prolog

5.4K 323 7
                                    

Raga mati-matian menahan erangan kesakitannya agar tidak sampai terdengar keluar. Kamar mandi sudah menjadi tempat bernaungnya sejak kurang lebih tiga puluh menit yang lalu. Di luar sana, sorak sorai kemenangan masih bergemuruh dari para pendukung Indonesia. Bunyi terompet dan genderang juga masih bersahutan memenuhi arena pertandingan. Salah satu ganda putra terbaik Indonesia baru saja kembali menyabet gelar juara, memperkokoh posisi mereka pada deretan teratas ganda putra terbaik di dunia.

Ryan Prima Swasoengko atau biasa Raga panggil mas Ryan sebagai satu-satunya orang yang tau hal ini bertugas menjadi penjaga pintu toilet di luar sana, memastikan agar benar-benar tidak ada orang masuk ke toilet selagi Raga menyelesaikan urusannya.

" Arrgghh... Mas, tolong!"

Ryan bergegas masuk begitu mendengar teriakan Raga, dirinya mendapati Raga yang sedang terkulai lemah menyandarkan tubuh sepenuhnya pada dinding, terlihat berusaha keras mempertahankan kesadarannya. Dengan sigap dia menahan tubuh Raga yang hampir ambruk.

" Kita ke Rumah Sakit sekarang, Ga." Putus Ryan tegas.

Raga segera menggeleng keras menunjukkan penolakan. " Nggak mas. Nggak mau gue. "

" Ini udah parah Ga. Gue ngeri kalo lo suatu saat mendadak mati di toilet."

" Argghh.. " Erang Raga lagi. " I will be fine, mas. Mungkin gue akhir-akhir ini cuma kurang minum."

Ryan mengusap wajahnya kesal menghadapi sikap keras kepala Raga.

Ini sudah berlangsung sejak dua minggu yang lalu sejak pertama kali dirinya panik mendengar Raga berteriak kesakitan di kamar mandi hotel tempat mereka beristirahat, dan Raga tetap menolak dengan tegas setiap kali mendengar kata rumah sakit.

Ryan tau ini tidak mudah bagi seorang laki-laki untuk mengakui bahwa ada yang salah sedang terjadi pada organ vitalnya, apalagi Raga belum menikah dan dia adalah seorang atlet yang tentu saja pola hidupnya sangat sehat dan terawasi dengan ketat. Ryan yakin akar permasalahan ini bukan sesederhana kurang minum seperti yang selalu diyakini Raga. Gumpalan-gumpalan darah yang berusaha Raga hilangkan dengan menyiramnya sebelum Ryan datang masih meninggalkan beberapa sisa. Membayangkan seberapa sakit proses keluarnya benda itu saja sudah membuatnya bergidik ngeri, bagaimana mungkin Raga masih enggan memeriksakan diri sampai saat ini.

" Bantu gue keluar mas, hehe." Pinta Raga dengan cengiran tanpa dosa yang tercetak di wajah pucatnya.

Ryan mengangguk tanpa suara sebelum kemudian membersihkan sisa darah yang tadi dilihatnya lalu membantu menuntun Raga keluar dari toilet.

" Papaaa." Itu suara Orion. Bocil berusia enam tahun yang sedari tadi mencari keberadaan sang papa dan si om yang langsung menghilang sesaat setelah selebrasi kemenangan mereka.

" Papa sama om dicari orang-orang dari tadi kok malah ilang." Keluh bocah itu saat sudah berada di depan Ryan dan Raga. " Om Raga kenapa dipegangin papa? Om sakit ya?" Tangan mungil Orion berusaha menggapai dahi Raga yang refleks menunduk memeriksa suhunya dengan raut khawatir yang menggemaskan.

Raga menepis tangan Ryan yang masih memegang lengannya dan berganti memegang lengan Ryan dengan cepat.

" Kebalik dong. Om yang pegangin papa kamu ini."

" Eh, iya pa?" Ekspresi kaget ditunjukkan wajah polos Orion melihat bahwa papanya yang justru sedang dipegangi.

Raga mengangguk meyakinkan.
" Papanya Liyon udah tua, makanya om pegangin takut kepleset di toilet."

Ryan menggelengkan kepala melihat Raga yang malah menjahili Orion.
" Masih sempatnya ngusilin Rion sih lo."

" Emang bener kok, lo udah tua mas." Balas Raga disusul tawa recehnya yang ternyata diikuti Orion yang masih menyimak interaksi mereka.

Melihat Orion ikut tertawa mengejek padanya, Ryan hampir akan menggetok kepala Raga.

" Kabur Yonnn hahahaha." Seru Raga seraya berlari kecil menggandeng Orion menjauh dari Ryan menuju kembali ke orang-orang yang sudah mencari mereka sedari tadi.

Setelahnya, yang terlihat adalah pasangan ganda putra Raga Wilendra dan Ryan Prima Swasoengko sedang merayakan kemenangan mereka dengan meladeni beberapa wawancara serta sesi foto tanpa cacat. Terlihat terlalu baik-baik saja untuk disadari bahwa salah satu diantara putra terbaik bangsa Indonesia itu baru saja menyelesaikan urusan kamar mandinya dengan berdarah-darah.

|
|
|

Raga terduduk lemas di atas kloset. Keringat membasahi hampir seluruh tubuhnya yang sedang menahan sakit.

Dia jadi sering merasa ingin buang air kecil, tapi terasa tidak benar-benar tuntas sehingga membuatnya memilih berlama lama di kamar mandi untuk menunggu rasa ingin buang air kecilnya tuntas. Rasa nyeri yang tajam dan panas terasa begitu menyiksa, ditambah seringkali urinnya berwarna merah segar. Saat selesai pertandingan tadi adalah yang paling mengerikan karena darah yang dikeluarkannya bahkan bergumpal gumpal seperti jelly yang dicacah.

Raga tidak bodoh mengira bahwa dia hanya kurang minum seperti yang sering dia katakan pada Ryan. Dia hanya tidak ingin mengakui bahwa dia memang sakit. Lagipula jika dia ke rumah sakit harus ke dokter apa dia datang. Spesialis kelamin? tentu sangat memalukan jika nantinya banyak media yang meliputnya dan memberikan judul bahwa Raga Wilendra sedang mengalami masalah kelamin.

Dia seorang pria lajang yang sehat, dia olahragawan dan masih berusia 27 tahun. Demi tuhan dia bahkan belum menikah, kenapa penyakit semacam ini yang datang menghampirinya. Selain sangat menyiksa, ini juga menyulitkan dirinya untuk mengidentifikasi apa yang sebenarnya terjadi pada tubuhnya. Beberapa kali jarinya mengetikkan beberapa kata menyangkut kondisinya di kolom pencarian Google, tapi segera dihapusnya setiap kali ketakutan tidak berdasar menyergap. Raga sangat ketakutan hanya dengan membayangkan apa yang akan tertera di Google nanti.

Perlahan rasa nyeri yang tajam dan panas semakin membabi buta. Raga melihat ke bawah dan gumpalan-gumpalan kecil darah kembali menjadi pemandangan yang dia temukan di kloset. Raga tidak bisa menahan erangannya. Ya, dia butuh bantuan medis, tapi tidak boleh ada yang tau tentang kondisinya.

***

Wahahahaha another story of mbak2 perawat tapi yang ini udah beneran perawat bukan masih mahasiswi. Enjoyyy

Orion Prima Swasoengko

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Orion Prima Swasoengko

Cogan gemoy ini tersangka utama story ini bisa lahir padahal scene dia cuma dikit 🤣

Fit Perfectly Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang