Jangan lupa komen dan vote ❤️.
~Happy reading~
______________________________________
Fr: World Number One
Sepatu aku yang warna neon nggak adaSebuah pesan di kamis pagi yang seharusnya tidak diawali dengan aduan Raga mengenai sepatu neonnya.
To: World Number One
Tanya mbok YahFr: World Number One
Kemarin kan aku taruh di mobil kamuKata 'mobil kamu' yang dimaksud Raga di sini tentu saja Audi R8 miliknya sendiri yang sudah ia percayakan pada Syana.
To: World Number One
Bukannya udah kamu bawa masuk ke rumah?Fr: World Number One
Lupa. Pokoknya cariin. Aku nggak mau berangkat ke Istora kalo nggak pake sepatu itu.Meski enggan, Syana ada pilihan apalagi selain beranjak dari kegiatan minum jusnya untuk memeriksa keberadaan sepatu neon itu yang kemungkinan tertinggal di mobil. Ini demi kelangsungan prestasi olahraga badminton Indonesia.
Rupanya memang benar sepatu itu masih teronggok nyaman di bawah jok penumpang. Syana mendengus, tau bahwa ini akal-akalan Raga agar Syana mau menyusulnya ke pelatnas Cipayung.
To: World Number One
Iya sepatunya ada di mobilFr: World Number One
Aku berangkat ke Istora jam sepuluh. See you, babe ❤️Tentu saja maksud Raga adalah AKU TUNGGU DI PELATNAS SEBELUM JAM SEPULUH!
|
|
|Di antara semua komponen pesona Raga siang ini, tidak cukup mendistraksi fokus Syana pada sepasang sepatu berwarna neon yang tadi menjadi bahan keributan mereka sepagian.
Semua orang termasuk Lady yang berada tepat disampingnya tengah tegang menahan napas karena pertandingan Double R menghadapi ganda unggulan Thailand yang semakin sengit saling mengejar di poin-poin kritis. Beberapa kali tubuh Raga menukik berusaha mengembalikan serangan lawan, pertahanan baja yang sungguh sulit ditembus karena Raga dan Ryan berada di puncak percaya dirinya pada babak kedua ini.
Akhirnya helaan napas lega terdengar begitu babak kedua usai dengan kemenangan berpihak pada Double R. Itu artinya masih ada satu babak lagi karena di babak pertama tadi ganda putra Thailand telah lebih dulu mengamankan posisi mereka.
Di bawah sana, bisa Syana lihat sepatu neon yang dikenakan Raga terlihat begitu mencolok karena warna itu sebenarnya tidak lazim berada di lapangan bulutangkis. Untuk kesekian kali, Syana terkekeh geli. Ada-ada saja tingkah Raga yang layak menjadi perhatian. Perhatian dari Syana maksudnya. Entah magnet apa yang dimiliki sepatu itu sehingga Syana tidak bisa berhenti memperhatikannya sambil terus terkikik geli. Lagipula ia buta badminton. Syana bahkan tidak bisa ikut merasakan atmosfer ketegangan yang menyelimuti seluruh Istora karena dirinya bingung setiap kali bola jatuh apakah harus bersorak kegirangan atau mendesah kecewa, ia tidak mengerti mana yang poinnya akan diberikan pada Raga dan mana yang poinnya akan diberikan pada lawan. Keberadaan sepatu itu justru memberikan alasan bagi Syana untuk terus menonton jalannya pertandingan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fit Perfectly
General FictionSeluruh penjuru negeri sedang merayakan kemenangannya. Semua orang tengah mengelukan namanya. Raga Wilendra dan Ryan Prima Swasoengko, pasangan ganda putra yang baru saja meraih medali emas ke sembilan mereka di tahun ini. Ya, ini memang prestasi...