Mari menjalani hidup seutuhnya, menikmati setiap tawa, lalu jatuh cinta selamanya
.
.
.S
aatnya kembali ke realita.
" Pacarku yang paling baik lagi ngapain nih." Syana terkekeh geli diakhir kalimatnya.
" Nggak usah sok manis lo kalo masih lebih sayang duit daripada gue." Cecar Raga di seberang sana masih dengan napasnya yang terengah selepas latihan.
Syana terpingkal-pingkal mendengar kemarahan Raga. Sama sekali tidak merasa bersalah.
" I miss you." Ujarnya manja setelah berhasil mengendalikan tawanya.
Sepulang liburan Raga langsung kembali dihajar jadwal latihan rutin untuk mempersiapkan turnamen Malaysia Master Super 500 yang akan diselenggarakan pertengahan bulan Januari ini.
Tidak jauh berbeda dengan Syana yang bahkan mengambil shift malam di hari yang sama dengan hari kepulangannya, sebagai perawat infal di sebuah klinik selama dua minggu.
Perubahan status hubungan mereka tidak berdampak apapun, semua berjalan seperti biasanya. Kecuali kesibukan masing-masing yang semakin menyulitkan mereka untuk bertemu. Dan kini, Syana sedang mencoba menebusnya.
" Bodo amat, gue nggak luluh." Nada Raga masih jutek.
" Padahal aku kangen beneran loh."
" Kalo kangen, seharusnya hari sabtu lo nggak ambil double shift sore malam. Minggu juga nggak seharusnya lo ambil shift sore. Itu artinya lo nggak kangen sama gue."
Yang diprotes malah semakin sibuk tertawa. Syana bukan tidak tau kalau Raga menikmati waktu menghabiskan akhir pekannya kemarin bersama teman-temannya dengan bermain billiard dan sepak bola. Syana merasa terlalu menguasai waktu Raga selama ini, sudah saatnya pria kembali ke habitatnya dengan para pria.
" But now, i really want to see you. Would you come?"
" Nggak bisa. Gue sibuk?"
" Kamu beneran masih marah yah? Padahal udah tiga hari loh aku dicuekin." Cicit Syana dengan suara memelas.
Raga tersenyum mencemooh. " Biar tau rasa lo."
" Minggu ini kita nggak ketemu loh om. Kan om berangkat turnamen." Syana mencoba peruntungannya yang lain.
" Nah itu tau. Kenapa weekend kemarin nggak mau ketemu gue."
" Bukan nggak mau, tapi nggak bisa. Lagipula hari ini aku free sampai besok sore. Yakin nggak mau ke sini?"
Pertahanan Raga mulai goyah. " Gue nggak mau diusir malem-malem." Kata Raga menguji.
" Aku memang nggak berniat ngusir kamu sampai besok." Tukas Syana.
Seringai muncul di wajah Raga. "That's my girl."
" Can't wait to see you, champ." Pungkas Syana ceria lalu mematikan panggilannya.
Baiklah, mari menyebut Raga murahan karena begitu mudah terbuai rayuan Syana. Tawaran pacarnya itu terlalu menggiurkan untuk dilewatkan, ini jarang terjadi. Biasanya dia tidak pernah terganggu ketika Raga marah yang menurut pengakuannya it's a fucking cute.
Sialan!
Ini hari rabu, jadwal latihan Raga hanya sampai siang. Ia tak sabar.
|
|
|Syana terbangun dari tidur siangnya saat sayup-sayup suara televisi terdengar memenuhi kamarnya. Ia duduk bersandar pada kepala ranjang sambil mengucek matanya dan menemukan sosok pria yang hampir sepuluh hari tidak ditemuinya itu sedang duduk di sofa mengangkat kakinya ke meja.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fit Perfectly
Fiksi UmumSeluruh penjuru negeri sedang merayakan kemenangannya. Semua orang tengah mengelukan namanya. Raga Wilendra dan Ryan Prima Swasoengko, pasangan ganda putra yang baru saja meraih medali emas ke sembilan mereka di tahun ini. Ya, ini memang prestasi...