12

2.3K 245 9
                                    

Syana baru saja menyelesaikan tugasnya memberikan suntikan siang Raga. Tentu saja dengan drama yang semakin pelik karena pria itu sudah tidak mendapatkan terapi cairan infus lagi. Hanya di punggung tangan kirinya masih terdapat Inflo Cath dengan Three Way Stopcock yang dipasang oleh Syana untuk memudahkannya memasukkan beberapa obat Raga yang masih harus melalui jalur intravena.

Tapi karena drama itu telah menjadi rutinitas harian Raga maka bukan lagi masalah bagi Syana. Bahkan sang mama yang awalnya tidak tega ikut menjadi terbiasa karena tau bahwa Raga baik-baik saja.

" Obatnya harus dikasih sampe kapan sih? Gue minggu depan udah mulai latihan loh." Tanya Raga yang masih sesekali meringis merasakan sakit.

" Tiga hari ke depan. Setelah itu dilanjut minum obat teratur secara mandiri." Jawab Syana tanpa menoleh. Dirinya masih berdiri membelakangi Raga untuk memisahkan jarum suntik dari spuitnya dan dimasukkan ke tempat sampah yang berbeda.

Hingga tak menyadari bahwa pria itu tengah memandangnya dengan gusar.

" Setelah ini lo udah nggak jadi perawat gue lagi ya?" Tanya Raga dengan nada sedih.

Syana telah selesai dan ikut duduk di atas ranjang Raga.

" Luka kamu bagus kok. Tinggal check up dan ganti perban rutin aja. Itu bisa kamu lakukan sendiri, jadi udah nggak perlu bantuan saya. Kayaknya nggak lama lagi juga udah lepas perban."

" Tapi pengennya tetep dibantuin lo."

" Ada-ada aja. Kamu kan udah lumayan sehat."

" Masih lumayan. Lumayan tuh belum beneran sehat." Cetus Raga menekankan kata 'lumayan' pada ucapannya.

Tidak ada tanggapan dari Syana. Suster itu justru tengah menatapnya geli dan memasang senyum main-main yang terulas di bibir mungilnya.

" Jangan ngelihatin gue begitu dong. Nanti gue jadi makin gemes." Goda Raga.

Suster itu justru memicingkan matanya mengejek. " Udah berapa perempuan yang terjebak gombalan receh kamu?"

Mereka tergelak bersama. Sama-sama tau bahwa ini tidak akan mudah.

" Gue serius. I think i like you, Syan."

" You do."

" Jangan dipotong dulu, gue belum selesai ngomong."

" Okay, then."

" Jadi bisa nggak sih kalo lo jangan jauh-jauh dari gue. Bareng-bareng aja terus sama gue."

" Konsepnya jadi kayak kembar siam gitu yah." Canda Syana.

Raga tertawa gemas. " Susah ah ngomong serius sama lo."

' Cklek'

Sosok jagoan kecil muncul menunjukkan deretan giginya yang sebesar biji mentimun begitu pintu kamar Raga terbuka.

" Tanteeee."

" Haiii jagoan."

Rion berlari masuk ke arah Syana yang merentangkan tangannya meminta Rion masuk ke pelukannya.

Fit Perfectly Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang