10

2.2K 250 7
                                    

Kedatangan tante Rianti cukup mengejutkan orang-orang di rumah Raga. Perempuan paruh baya itu sibuk menggeret kopernya sendiri saat memasuki rumah dengan celotehan khasnya.

Membuat Syana yang tadinya duduk bergosip dengan mbok Yah dan Lady langsung tanggap berdiri menyongsong kedatangan tante Rianti dan mengambil alih kopernya.

" Walah, Nya. Katanya mbak Syana mau datang besok kok sekarang udah muncul tiba-tiba di depan pintu." Sambut mbok Yah yang ikut berdiri menyalami tante Rianti.

" Niatnya ke sini besok sama si papa, mbak yu. Eh taunya malah ada meeting penting mboh opo. Jadi aku ngambek minta berangkat sore ini. Lha kok malah dituruti, kampret ancen si papa." Tante Rianti mulai berceloteh sembari mendudukkan diri di sofa diikuti mbok Yah, Syana dan Lady.

Mereka bertiga yang mendengarnya tertawa pelan mendengar cerita konyol tante Rianti.

" Eh ada tamu darimana ini?" Tanya Tante Rianti begitu menyadari eksistensi Lady.

" Lady, tante. Rencange Syana." Jawab Lady dengan bahasa jawa halus sambil menyalami tante Rianti.

" Halo, panggil tante Rianti aja, Mamanya Raga. Orang jawa juga toh."

" Orang Surabaya juga tante." Syana memberi informasi.

" Surabaya mana, nduk?"

"Pakuwon, tante."

" Wah, masih lumayan lah yo kalo dari rumah tante nggak jauh-jauh banget. Kalo rumahmu di mana Syan, tante lupa."

" Di Bukit Darmo."

" Nah itu. Malah tinggal jalan kaki, wong rumah tante di Citraland. Kalo pas pulang pokoknya harus sering main loh Syan, tante nggak mau tau."

" Minum dulu, Nya. Baru dateng kok langsung wawancara." Bahkan tidak ada yang menyadari kepergian mbok Yah, tiba-tiba saja sudah muncul kembali dengan membawa secangkir teh hijau untuk tante Rianti.

Tante Rianti menyeruput tehnya. "Mateng aku. Sampe lupa nyamperin anak lanangku. Di atas ada Ryan tah Syan kok kedengarannya berisik?"

" Ada mas Kafka sama mas Arya juga, tante."

" Walah, anak lanangku lagi kumpul semua ternyata. Yowes dilanjut dulu ngobrolnya, tante tak ke atas dulu."

Tante Rianti bergegas naik dengan lincah menuju kamar putranya, tapi kemudian berhenti sejenak di tengah tangga.

" Syan, tante nanti tidurnya sama kamu aja yo, nggak berani kalo tidur di bawah sendirian."

Syana terkekeh geli mendengarnya. "Iya, tante."

" Yowes nanti biar Kafka tak suruh bawa kopernya ke atas."

Syana mengangguk dan tante Rianti kembali melanjutkan langkahnya melihat Raga, Arya, Kafka, dan Ryan yang sedang ribut di kamar.

Kedatangan tante Rianti disambut pemandangan sprei tempat tidur Raga terlihat mencuat di beberapa sisi, bedak bayi bertaburan, dan kartu Domino yang tercecer acak di atas tempat tidur.

Sementara Orion yang berada di pangkuan Raga nampak bahagia di antara orang-orang dewasa yang bermain seperti anak kecil seusianya.

Fit Perfectly Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang