Prepared for the final chapter yuhuu one step closer
Seperti biasa. Ramein yuk, jangan lupa vote dan komen ❤️
______________________________________
" Nikah yuk."
" Nikah yuk."
" Nikah yuk."
" Nikah yuk."
Dua kata itu terus terngiang seperti kaset rusak yang diputar secara berkala selama dua hari ini.
Syana dan Lady sedang duduk di luar area untuk menyantap bekal makan siang mereka seperti biasa. Sengaja berlama-lama untuk kembali masuk karena tidak tahan dengan atmosfer ketegangan yang melingkupi seluruh yang hadir menyaksikan babak final Thomas Cup tahun ini.
Tunggal putra pertama Indonesia telah ditumbangkan oleh lawan. Sekarang giliran ganda putra pertama Indonesia yang masih bertanding berusaha menyamakan kedudukan. Kali ini Indonesia mengubah strategi dengan resiko cukup besar. Menempatkan ganda putra muda yang sedang bermain bagus pada beberapa turnamen terakhir dan bereksperimen dengan pemain 'gado-gado' untuk ditempatkan sebagai ganda putra kedua. Raga-Kafka.
Semalam Lady berteriak panik sembari jungkir balik saat mengetahui Line-up tim Thomas yang akan bertanding di babak final ini. Pasalnya, berdasarkan informasi valid dari Lady, kedua orang ini sama-sama pemain depan dengan tingkat kestabilan emosi yang sama-sama minim. Ditambah arogansi Raga yang tidak jarang 'kumat' membuat Lady dan semua orang semakin sesak napas khawatir karena biasanya hanya mampu dijinakkan oleh sikap dewasa Ryan. Seharusnya tidak jadi masalah karena belum tentu mereka dimainkan. Tapi melihat hasil pertandingan hari ini-jika ganda putra pertama Indonesia dan tunggal putra putra kedua Indonesia berhasil menyumbangkan poin-maka pasangan Kafka-Raga akan menjadi salah satu penentu bagi kemenangan tim.
Berkebalikan dengan reaksi Lady, itu justru bagus bagi Syana.
Karena jika nanti Raga kalah, Syana tinggal menyalahkan strategi pelatih untuk menghibur Raga. Bagaimanapun, berganti pasangan di lapangan tidak akan mudah. Maka sangat wajar jika nanti Raga kalah. Itu saja yang terpikir oleh Syana. Ia sedang malas berpikir keras karena otaknya sudah dipenuhi dua kalimat yang diajukan Raga usai babak semifinal kemarin lusa.
" Gue lihat lo jadi pendiem banget sejak kemarin." Kata Lady. Masih sambil mengunyah kentang baladonya.
" Diem salah, bawel salah. Salah teross jadi aku."
" Lho kan, sensitif. Gak mungkin kan kalau hasilmu sama Raga yang kemarin lusa udah jadi."
Tidak perlu menunggu satu detik untuk mendaratkan sebuah jitakan maut pada dahi Lady. Yang dijitak malah terbahak merasa berhasil membuat kesal sahabatnya.
Ini sudah berlangsung sejak Syana pulang dari menemui Raga. Dengan ricuh saat itu Lady langsung mengendusi baju Syana dan menemukan aroma parfum maskulin milik Raga yang tercium di mana-mana. Tentu saja, karena Syana dan Raga berpelukan dalam waktu yang lama, wajar parfum Raga menempel di baju Syana. Yang tidak wajar adalah isi otak Lady yang belum apa-apa sudah menuduh terlalu jauh. Memilih tidak mendengar pembelaan Syana dan tetap mempercayai imajinasinya sendiri hingga detik ini.
" Seharusnya yang lagi khawatir 'jadi' itu awakmu. Kan awakmu sama Kafka yang udah duluan." Balas Syana sinis.
Bukannya ikut sinis, Lady malah cengengesan tidak jelas. " Iri bilang bos hehehe."
Syana semakin bergidik. " Goblok kon, cok." Gemasnya sambil menoyor kepala Lady.
" Aku serius. Awakmu berdua nggak putus kan?" Pertanyaan serius itu mendapat reaksi terkesiap dari Syana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fit Perfectly
Fiksi UmumSeluruh penjuru negeri sedang merayakan kemenangannya. Semua orang tengah mengelukan namanya. Raga Wilendra dan Ryan Prima Swasoengko, pasangan ganda putra yang baru saja meraih medali emas ke sembilan mereka di tahun ini. Ya, ini memang prestasi...