徳川
[Name] berjalan menuju tempat yang Draken infokan. Setelah sedikit membuang rasa malasnya akhirnya dia memutuskan untuk bolos satu hari saja dan berharap agar Baji tidak menemukan tindakannya. Selain Ibunya, dia juga takut dengan Baji yang marah makanya dia tidak ingin Baji tahu bahwa [Name] bolos, sesuai perjanjian dengan Mikey, jika dia bolos maka Mikey harus melindunginya.
"Tokuchan!"
Panggil seseorang membuat [Name] menatap malas ke arahnya. Dia tidak suka dengan panggilan itu tapi Mikey yang bodoh selalu memanggilnya seperti itu. [Name] dapat melihat Takemichi dan juga Draken. Mereka bertiga berhenti di depan [Name] dan menyuruh gadis itu untuk naik bersama Draken.
Selama perjalanan hanya ada kesunyian dan senandung yang [Name] keluarkan sedangkan yang lain hanya bernapas saja tanpa mengeluarkan suara, membosankan tapi baik untuk telinga gadis itu.
"Um... kenapa kau baik padaku tadi?" Tanya Takemichi kepada Mikey sedangkan Mikey hanya menatap malas kemudian berkata, "itu pertanyaan yang bodoh."
"Maaf."
"Aku punya kakak laki-laki yang tuanya lebih 10 tahun... tapi dia sudah mati sekarang. Dia adalah orang yang sembrono. Dia selalu menantang orang yang lebih kuat untuk berkelahi," ucap Mikey menceritakan tentang mending sang kakak.
"Ohh, sepertinya dia orang yang keren," ucap Takemichi sedikit canggung.
"Kau mirip denganya, Takemicchi."
"Jauh banget."
"Huh?"
Mendengar itu Takemichi terkejut dan menyangkal perkataan Mikey sedangkan [Name] menatap kesal ke arah Takemichi. Mereka turun dan berdiri di pinggir sungai. [Name] hendak berlari namun Draken dengan sigap menahannya kalau tidak dia akan mati dan terbawa arus sungai. Susahnya menjaga gadis ini, pikir Draken.
"Ini adalah era di mana kenalan disebut sebagai kebodohan, iyakan? Di generasi kakaku, ada beberapa geng jalanan di daerah ini. Di masa itu, kau hanya bertindak sesuai dengan instingmu. Tidak jauh berbeda dengan bocah itu," ucap Mikey menunjuk [Name] dengan dagunya. "Mereka semua bersikap dewasa dan selalu bertarung tapi mereka peduli satu sama lain."
"Apanya yang bodoh dari orang-orang itu? Itulah yang akan kuciptakan," ucap Mikey dengan senyuman di wajahnya, senyum penuh ambisi.
"Dan kau akan menemani Mikey untuk mewujudkannya, anak ini kagum padamu, Hanagaki Takemichi," ucap [Name] tersenyum menatap Takemichi.
"Kami punya banyak anak buah, Mereka pandai berkelahi. Tapi tidak banyak yang sepertimu, yang tetap berdiri ketika melawan seseorang. Jika itu untuk sesuatu yang tidak akan kau serahkan," ucap Draken kepada Takemichi.
"Sama seperti diriku yang tidak akan membiarkan Keichan mati, astaga aku merin- itaii! sialan kau Draco," ucap [Name] meringis kesakitan ketika mendapatkan jeweran dari Draken.
Draken dan Mikey pergi meninggalkan Takemichi dan [Name], sebagai tugas pertamanya. Pria itu harus mengantar [Name] sampai stasiun dan bertemu dengan Baji. Selama perjalan Takemichi larut dalam pikirannya sendiri dan hal tersebut membuat [Name] penasaran.
"Takemicchi, kau bukan dari masa ini ya?" Tanya [Name] langsung pada intinya membuat Takemichi terkejut.
"Huh? A-apa?"
"Gak usah kaget, aku sudah merasakan ada yang aneh dengan kau, seakan kau memiliki dua kepribadian tapi kalau dibilang kepribadian gak juga sih maka kau bukan dari masa inikan? Takemicchi."
[Name] dapat melihat wajah terkejut Takemichi dan pria itu kembali teringat dengan apa yang Naoto katakan. Tokugawa [Name], gadis yang yakin dengan Takemichi dapat membantu dia menyelamatkan masa depan Hinata. [Name] masih menatap datar ke arah Takemichi dan menunggu jawaban dari pria tersebut,
KAMU SEDANG MEMBACA
Persona [Tokyo Revengers x Fem!Readers]
FanfictionKetika kau mengetahui masa depan, apa yang kau lakukan? Pasti mengubahnya, iyakan? Hal tersebut sama dengan yang [Name] lakukan. Dia berusaha mengubah masa depan yang dia lihat. Berawal dari Ibunya yang meninggal akibat serangan preman bawah tanah...