Setelahnya Mikey mengantar [Name] menuju rumahnya, rumah Tokugawa bukan apartemen. [Name] masuk dan menemukan Hanko sudah berdiri di depan pintu itu artinya seorang tamu datang kepada [Name]. [Name] tersenyum ketika menyadari itu kemudian berjalan menuju taman.
Sakura sudah ada di sana, dia menuangkan teh kepada sang tamu. [Name] tersenyum ke arah kedua tamu yang sangat ingin [Name] temui namun hari ini mereka bahkan datang sendiri menemui [Name].
[Name] duduk dan menerima teh dari Sakura kemudian meminumnya. [Name] tidak mengeluarkan kalimat pembuka, dia terlalu malas untuk mengeluarkan suaranya pada anjing-anjing yang tidak patuh.
"Kami minta maaf."
Sebuah suara keluar, [Name] tersenyum mendengar itu kemudian menaruh cangkirnya. Dia menatap kedua orang di depannya. Tidak, [Name] tidak akan melayangkan sebuah tendangan atau pukulan.
"Kembali ke tempatmu karena sepertinya percakapan kita sudah selesai," ucap [Name] kemudian berdiri hendak meninggalkan tempat tersebut namun sebuah gerakan membuatnya berhenti.
"Kami melakukan ini karena-"
"Karena Izana pernah memukuli kalian." [Name] terdiam setelahnya kemudian kembali melangkah masuk. Sebelum pintu benar-benar di tutup, [Name] berbalik dan menatap kedua orang yang berlutut di depannya. "Kalian akan mendengar kabar baru jadi bersiaplah, Haitani."
Kedua Haitani terkejut mendengar itu. Jika kabar itu bukan tentang amarah [Name] atau pertempuran maka tentang gadis di depan mereka. Rindou mengepal tangannya, dia tidak bisa kehilangan cahayanya begitu juga dengan Ran, dia terlihat kesal namun [Name] sudah mengetahui semuanya.
[Name] mendapatkan telepon dari Sanzu, pengikut setia Mikey. Pria itu mengabarkan bahwa Izana sedang mengincar beberapa pondasi milik Toman dan salah satunya [Name]. Ketika mendengar itu [Name] bersyukur karena salah satu anjing setia Mikey berguna. Sanzu tidak pernah [Name] anggap sebagai anjing miliknya karena Mikey juga membutuhkan satu anjing setia maka dari itu [Name] melempar Sanzu untuk menjadi anjing Mikey.
[Name] masuk ke ruangan miliknya dan menyiapkan perlindungan bagi Emma. Semua pasukan bahkan unit yang dia miliki, [Name] gunakan hanya untuk melindungi Emma. [Name] menurunkan Mitsubishi bersaudara untuk melindungi Emma.
"[Name]-sama, apa kau yakin ingin maju sendirian?" Tanya Sakura meyakinkan.
[Name] menatap datar ke arah depan kemudian memutar bangkunya. Dia menghela napas kemudian berkata, "Iya, aku akan maju sendiri pokoknya lindungi semuanya yang aku perintahkan."
"Baik, [Name]-sama," ucap Sakura kemudian keluar dari ruangan itu sedangkan Hanko masih ada di sana.
"Hanko, jika kau ingin marah maka temani aku tapi jika tidak kau boleh menangis sebagai penggantinya,"ucap [Name] kepada pelayannya itu.
Hanko mengerti maksud dari [Name]. Itu adalah sebuah peringatan bahwa akan ada yang terluka atau mungkin akan ada kematian.
"Semua ini membuatku pusing, setelah pertarungan Tenjiku dan Toman, ayok kita liburan bareng-bareng dan keluar dari dunia brandalan."
Hanko terkejut mendengar itu namun juga senang di waktu yang bersamaan. Jika [Name] keluar artinya para bayangan akan hidup tenang dan menjalani kehidupan layaknya manusia normal dan datang jika dipanggil, itu adalah kehidupan yang Hanko inginkan.
"Baik, [Name]-sama."
Hanko keluar, membiarkan [Name] dalam pikirannya. Gadis itu membutuhkan ketenangan dan Hanko tahu itu. [Name] memejamkan matanya, mengingat kembali tentang mimpinya. Semua yang dia lakukan untuk melindungi Emma sudah dia kerahkan, dia hanya bisa meminta kepada tuhan untuk melancarkan semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Persona [Tokyo Revengers x Fem!Readers]
FanfictionKetika kau mengetahui masa depan, apa yang kau lakukan? Pasti mengubahnya, iyakan? Hal tersebut sama dengan yang [Name] lakukan. Dia berusaha mengubah masa depan yang dia lihat. Berawal dari Ibunya yang meninggal akibat serangan preman bawah tanah...