[Name] berdiri dan membenarkan bajunya yang sudah penuh dengan darah. Benar-benar bagaikan dewi perang, bukan lagi dewi yang menampilkan sebuah kecantikan dan kedamaian. Mikey melilitkan syal yang dia bawa ke leher gadis itu.
"Di luar sangat dingin dan kau menggunakan baju seperti ini? Apa yang akan aku katakan pada Shinichiro onii-san dan Keisuke? Kau tidak boleh sampai sakit," ucap Mikey menceramahi gadis itu.
[Name] hanya tersenyum manis ke arah pria itu. Wajahnya memerah akibat kedinginan. Kemudian Mikey berjalan ke arah Mitsuya dan melihatnya sambil tersenyum namun Mitsuya langsung membungkuk di hadapan Mikey.
"Mikey, ini semua salahku," ucap Mitsuya membuat Hakkai terkejut. "Aku merusak perjanjian damai yang kubuat sendiri dan secara tidak bertanggung jawab, seperti yang kau lihat, kami sedang melawan mereka sekarang."
Mikey menatap kosong ke arah mozaik yang berada di atas pintu utama kemudian tersenyum. "Kakakku mengenal suara getaranmu... lalu Baji bilang... 'hanya motor Mitsuya yang suara semanis itu!' kemudian [Name] dengan lantangnya berkata... 'aku ingin naik motor Taka-chan, suaranya tidak berisik, aku suka.' Bukannya begitu?"
Mitsuya melihat wajah Mikey yang berubah membuatnya bingung dan terkejut secara bersamaan.
"Seakan mereka bertiga memberikan aku sinyal tentang tempat ini," ucap Mikey kemudian melihat ke arah belakangnya. [Name] sudah berjalan mendekati Chifuyu dan mendapatkan kehangatan dari jaket yang tidak tahu dia dapatkan dari mana. "Kalian melawan tiga orang ini? Padahal [Name] juga sudah cukup."
Mikey menatap Taiju yang sudah sadar dan berdiri berhadapan dengan Mikey. "Aku hanya ingin berkendara dengan teman-temanku lagi, kenapa kau menghalangi? Kalau Mitsuya mati dan [Name] melihatnya secara langsung, apa yang akan aku katakan pada kakak dan Keisuke?"
Pintu terbuka dengan keras menampilkan seorang pria tinggi bertubuh besar dengan rambut pirangnya. Ada beberapa bercak darah juga di wajahnya. Dia mengedarkan pandangannya untuk mencari seseorang kemudian tersenyum ketika mendapatkan sang adik tengah tertawa bersama seorang pria.
"Syukurlah, oh Mikey, aku sudah selesai dan Draken sudah mengalahkan 50 orang yang ada di depan, boleh aku mengambil adikku?"
Suara bel berbunyi menandakan jam 12 malam tepat saat pria itu masuk. Mikey berbalik dan terkejut ketika melihat kedatangan Tokugawa Daniel begitu juga dengan Seishu Inui sedangkan pria yang berdiri di depan pintu itu hanya tersenyum menatap mereka.
[Name] berjalan mendekati Taiju dan berdiri menatap lurus ke depan. "Lihat, kau sudah kalah Taiju, bukan karena aku tapi karena kekuatan Touman, jadi menyerahlah dan sadar," ucap [Name] kemudian berjalan mendekati Mikey. Mikey menggenggam tangan [Name] dan gadis itu tidak melawannya, hanya diam dan memberikan kehangatan.
"Kuputuskan... untuk berkendara dengan kakakku setiap natal atau mungkin dengan Keisuke." Mikey mengeluarkan jimat milik Keisuke dan menunjukannya pada Takemichi yang berdiri di belakang mereka.
"Aku mengendarai peninggalan yang kakak tinggalkan dan memakai pemberian Keisuke. Ketika aku mengendarai motorku di cuaca bersalju, aku merasa seakan keduanya hadir di dekatku." Mikey memejamkan matanya kemudian memegang dadanya dan berkata, "kakakku, Keisuke, dan kalian... semuanya ada disini bersamaku."
[Name] tersenyum mendengar itu. Dia berpikir akan memberitahu Keisuke tentang ini. Mikey masih menyimpan jimatnya dan memakainya, menyimpan semua orang kesayangannya di dalam sana. [Name] mengelus pipi dingin itu membuat sang punya melihat ke arahnya.
"Kerja bagus, Mikey," ucap [Name] kepada pria itu. [Name] kemudian berbalik dan menatap yang lainnya. "Nah ayok kita motoran!! Walau natalnya sudah lewat tapi gak akan menganggu hal seperti inikan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Persona [Tokyo Revengers x Fem!Readers]
FanfictionKetika kau mengetahui masa depan, apa yang kau lakukan? Pasti mengubahnya, iyakan? Hal tersebut sama dengan yang [Name] lakukan. Dia berusaha mengubah masa depan yang dia lihat. Berawal dari Ibunya yang meninggal akibat serangan preman bawah tanah...