[Name] sekarang berada di rumah keluarga Baji, gadis itu memutuskan untuk menginap di sana karena dia yakin kakaknya sedang melakukan perang dunia ketiga dengan pacarnya, [Name] tidak ingin menjadi PBB di antara mereka.
Dia sedang menyiapkan makanan untuk makan pagi mereka. [Name] tidak tahu akhir-akhir ini dia merasa lega, apa karena tidak ada kematian seperti yang Takemichi katakan. Dia juga bernapas lega kalau ternyata dia tidak hamil muda, kadang dia berpikir apakah jika dia memutuskan untuk bertemu Baji sebelum kejadian tersebut akan ada sesuatu yang terjadi.
"[Name]-chan."
[Name] terkejut ketika mendengar namanya di panggil. Pikiran kotor sedang menguasai otaknya. Nyonya Baji terlihat bingung dengan perubahan wajah gadis di depannya, wajahnya sangat merah.
"[Name]-chan? Apakah kau sakit?" Tanya nyonya Baji menyentuh dahi gadis itu dan [Name] langsung menggeleng.
"Aku hanya gerah, iya gerah... ha... ha..."
Mati aku, pikir [Name]. Nyonya Baji tahu gadis itu sedang berbohong karena dia sudah kenal dengan [Name] cukup lama jadi wanita itu tahu jika gadis di depannya sedang berbohong.
Tidak lama kemudian Baji turun dengan seragamnya. Dia melihat [Name] dan Ibunya. Ibu Baji yang sedang mengipas wajah gadis itu dan [Name] yang wajahnya semakin memerah. Baji kemudian berlari dan memeluk [Name] membuat gadis itu menjauh dari sang Ibu.
"Ibu, apa yang kau lakukan hingga membuat wajah kekasihku seperti ini ha? Lihat wajahnya memerah," ucap Baji menyembunyikan wajah [Name] di dadanya.
"Ini urusan wanita Keisuke, kau ini suka sekali mencampuri urusan kami ya hahaha," ucap nyonya Baji.
[Name] berjanji tidak akan menceritakan hal-hal privasi lagi, wajahnya benar-benar tidak bisa di sembunyikan lagi. Kemudian mereka sarapan dan pergi menuju sekolah. Seperti biasa mereka akan berangkat bertiga bersama dengan Chifuyu namun ada yang aneh dengan pria itu.
[Name] dan Keisuke tidak mengambil pusing tentang Chifuyu karena mereka tahu bahwa Chifuyu pasti sedang melakukan rencananya bersama dengan Takemichi.
"Besok para pengurus harus berkumpul," ucap Chifuyu di tengah perjalanan mereka.
"Umn, kami tahu," ucap Keisuke dan [Name] secara bersamaan.
"Aku dan Takemichi akan melakukan sesuatu," ucap Chifuyu menatap keduanya. "Aku akan melindungi kalian."
[Name] tertawa begitu juga dengan Baji. Mereka mengelus kepala Chifuyu secara bersamaan.
"Jika kau kalah pada suatu pertempuran, panggil kami ya? Jangan menanggungnya sendiri seperti pria itu," ucap [Name] malah mendapatkan jitakan dari Keisuke.
Chifuyu terdiam kemudian mengingat kembali tentang cerita Takemichi. Dimana saat Keisuke mati dan [Name] memutuskan keluar dari Touman bahkan menjauh dari Touman. Menyendiri dengan sebuah beban yang tidak dapat di tanggung oleh orang lain. Tapi kali ini Chifuyu bersyukur karena Keisuke masih hidup dan [Name] masih berada di sekitar Touman.
"Aku tidak bercanda bodoh, kalian ini bodohnya," ucap Chifuyu kemudian meninggalkan keduanya.
[Name] memegang kedua pipinya kemudian berkata, "Astaga aku seperti membesarkan anak kalau begini."
"Chifuyu itu lugu, kau malah merusaknya tahu," ucap Keisuke membuat [Name] menatapnya.
"Kau juga! Karena kau sering membakar mobil dan memukul orang sembarang, Chifuyu yang imut itu jadi susah menjalani hidup," ucap [Name] melihat ke arah Keisuke.
"Kalian berdua sama saja BAJINGAN!!"
[Name] dan Keisuke melihat ke arah suara dan tertawa kemudian menghampiri Chifuyu dan merangkul pria itu. Selama perjalanan mereka tertawa tanpa tahu masa depan apa yang akan mereka hadapi nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Persona [Tokyo Revengers x Fem!Readers]
FanfictionKetika kau mengetahui masa depan, apa yang kau lakukan? Pasti mengubahnya, iyakan? Hal tersebut sama dengan yang [Name] lakukan. Dia berusaha mengubah masa depan yang dia lihat. Berawal dari Ibunya yang meninggal akibat serangan preman bawah tanah...