[Name] kini melangkah kakinya cepat dan memukul setiap benda yang ada sedangkan Chifuyu akan menaruh nomer telepon keluarga Tokugawa untuk setiap kerusakan yang ada. Dia mengayunkan baton stik miliknya dan membuat sebuah kaca mobil pecah.
"Keisuke keparat, sejak kapan dia seperti itu."
Brak
Brak
Brak
Melihat apa yang dilakukan [Name] Chifuyu hanya menghela napasnya lelah. Gadis itu benar-benar marah sekarang karena sudah lebih dari 10 mobil yang dia hancurkan. Pria itu memang tidak masalah karena bukan dia yang menggantinya namun bahaya juga jika malah memukul orang.
"ARGH SIAL-"
Pukulannya terhenti ketika sebuah tangan menahan baton stik tersebut. [Name] melihat ke arah orang itu kemudian menarik baton stiknya dan kembali mengayunkannya namun mengarah ke orang tersebut.
"Kau tega memukul diriku?"
"Kau yang tega seenaknya pergi dan bilang untuk meninggalkan Touman, dasar keparat!!" Teriak [name] membuat beberapa orang melihat ke arah mereka.
Chifuyu akhirnya bisa bernapas lega ketika melihat Baji sudah berada di depan [Name] dan menghentikan amukan gadis itu. Kemudian dia pergi meninggalkan mereka, Chifuyu berharap apa yang [Name] hadapi bisa membawa kembali Baji ke Touman.
"Aku antar kau pulang, sekalian kita bicarakan hal ini," ucap Baji mengelurkan tangannya. [Name] melihat tangan Baji kemudian memukul perutnya. "Kenapa kau memukul perutku!!"
"Menyebalkan, sudah cepat ayok," ucap [Name] berjalan mendahului Baji. Tanpa gadis itu ketahui pria di belakangnya sedang tersenyum menatapnya kemudian baru sedikit berlari untuk menghampirinya.
Terjadi keheningan dan mereka hanya berjalan seakan tidak ada yang perlu dibicarakan. [Name] dengan isi kepalanya yang hampir meledak karena menunggu Baji berbicara sedangkan Baji sedang memilah kalimat yang tepat.
Baji kemudian menghela napas dan berkata, "aku terpaksa melakukan ini karena aku penasaran dengan apa yang akan dilakukan Kisaki pada Touman, maaf tidak bilang apapun padamu namun ketika semua sudah selesai... ketika semua ketahuan maka aku akan kembali."
"Jangan pernah berpikir untuk mati, kau mati maka aku juga ikut mati, hari itu juga dan detik itu juga," ucap [Name] menunjuk wajah Baji. "Kalau kau benar-benar menyayangi Ibumu maka tetaplah hidup dan buat dia bangga, keparat."
Baji tersenyum tipis, [Name] benar-benar kesal dengannya. Biasanya dia akan memanggil Baji dengan kata Keichan namun kali ini dengan sebutan keparat.
"Iya, aku janji tidak akan mati," ucap Baji kemudian menggenggam tangan [Name].
"Kau harusnya cerita padaku dan Chifuyu, kita bisa mencari jalan bersama-sama," ucap [Name] menunduk menatap jalanan.
"Aku hanya tidak ingin melibatkan kalian dalam bahaya."
"Kau ini idiot ya? Kalau sendiri justru kau akan terpojoki, Kisaki itu kelebihan otak jadi apa yang dia pikirin bahkan gak cuman 1 atau 2 jalan, mungkin beribu," ucap [Name] menatap Keisuke.
"Maka dari itu, jika aku, Mikey, dan Kazutora sudah di ambang batas." Keisuke mencolek hidung gadis itu. "Kau harus menghentikan kami."
徳川
Hari esoknya di kelas, Takemichi sedang mendengarkan penjelasan dari Kazushi. Ensiklopedia berjalan itu terlihat paham dengan apa yang menjadi masalah Takemichi dan dengan cepat otaknya bisa memilih info apa yang cocok untuk Takemichi yang sedang kesulitan membawa Baji Keisuke kembali pada Touman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Persona [Tokyo Revengers x Fem!Readers]
FanfictionKetika kau mengetahui masa depan, apa yang kau lakukan? Pasti mengubahnya, iyakan? Hal tersebut sama dengan yang [Name] lakukan. Dia berusaha mengubah masa depan yang dia lihat. Berawal dari Ibunya yang meninggal akibat serangan preman bawah tanah...