15

408 67 5
                                    

Mikey masih dalam dekapan [Name]. Gadis itu melihat pertikaian yang ada di bawahnya. [Name] dapat melihat Baji yang memukul ke arah Kisaki secara brutal namun dengan cepat juga pria itu dapat bertahan dan berdiri.

"[Name]... apa semuanya akan baik-baik saja?" Tanya Mikey kepada [Name], suara pria itu pelan bahkan seperti bisikan.

"Um, semuanya akan baik-baik saja, percaya padaku," ucap [Name] kembali berfokus kepada Chifuyu dan Baji yang sedang berdebat.

Baji hendak memukul Chifuyu namun dengan cepat Takemichi dapat menahan pria itu. [Name] menghela napas, Takemichi tidak terlalu bodoh namun Chifuyu yang bodoh, kelewatan bodoh. Dia tidak bisa memukul Baji walau [Name] tahu rasa yang sedang Chifuyu rasakan namun keberanian [Name] lebih tinggi dari Chifuyu, dia dapat memukul Baji jika gadis itu berada di posisi Chifuyu.

"Kazutora menghilang," gumam [Name] ketika menyadari ketidak hadiran pria itu di sampingnya. 

Nobita, bayangan utama yang menyadari tatapan [Name] langsung mencari keberadaan Kazutora dan ketemu. Nobita langsung menyerang pria itu dan menjatuhnya, membuat pisau yang ada di tangannya terjatuh. 

"Sial, kalau bukan karena Queen, kau sudah aku bunuh," ucap Nobita kemudian terkejut ketika melihat ke arah Baji dan mendapatkan bercak darah. "Aku akan mati."

Nobita yang menyadari kesalahannya langsung menatap [Name], gadis itu sedang melayangan pisau hanya dari tatapannya saja. Pria itu benar-benar akan mati hari ini juga. [Name] menghela napas kemudian mengelus kepala Mikey.

Baji berlari mengincar Kisaki. Semua pasukan divisi 3 mudah dia lewati tapi tetap saja pria itu tidak akan berhenti jika [Name] hanya diam dan mengelus kepala Mikey, iyakan? 

"Mikey, kau istirahat sendiri dulu ya, aku ingin menyelamatkan Keichan." Mikey mengangguk dan [Name] pergi meninggalkan Mikey. Pria itu sudah dikelilingi 2 orang kepercayaan [Name], ingat bahwa dua orang itu adalah bawahan [Name] bukan Kisaki.

[Name] berdiri tepat dibelakang Baji ketika dia sudah dekat dengan Kisaki. Darah keluar dari mulut Baji dan pria itu hampir saja terjatuh jika [Name] tidak membantunya berdiri.

"Lukanya cukup serius, kau sudah janjikan?" Tanya [name] berbisik kepada Baji.

"Iya... aku sudah berjanji kepadamu," ucap Baji sedikit terbata.

[Name] menghela napas kemudian mengangkat salah satu tangannya. Tanda itu sudah keluar dan Ran diwajibkan melakukan tugasnya. Ran langsung mengeluarkan ponselnya dan menghubungi ambulan.

"Kisaki... jika kau bisa diam maka nyawamu akan selamat," ucap [Name] menatap tajam pria berkaca mata di depannya. "OI KAZUTORA!!"

Kazutora mematung ketika [Name] menyebut namanya. 

"Bukannya aku sudah bilang padamu bahwa aku sedang menahan iblis ini? Dan kau tidak mendengarkan ucapanku? APAKAH KAU BENAR-BENER INGIN MEMBUNUH TEMANMU? TEMAN YANG SUDAH MENJAGAMU DAN MEMBELAMU? APAKAH INI BALASAN YANG PANTAS KEISUKE TERIMA DARIMU BAJINGAN SIALAN?"

Semuanya terdiam dan mematung mendengar perkataan [Name]. Rindou berdiri ketika melihat mata [Name] menghitam, tidak ada warna ungu mengelilingi pupilnya. Gadis itu sedang menahan dirinya yang lain. 

"AKU PERNAH BERPIKIR UNTUK MEMBUNUHMU, SELALU DI SETIAP HARINYA NAMUN KAU TAHU? SIAPA YANG MENAHAN IBLIS INI UNTUK TIDAK BANGKIT DAN MEMBUNUHMU? dia adalah Baji Keisuke."

Gadis itu menidurkan Baji dipangkuannya, melakukan pertolongan pertama untuk menekan pendarahan yang terjadi. [Name] mengelus wajah Baji yang sedang memejamkan matanya. Dia menghela napasnya, sebisa mungkin masih memberikan kesadaran dalam dirinya.

Persona [Tokyo Revengers x Fem!Readers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang