Keluarga Baji melangkahkan kaki mereka menuju rumah besar di pinggir kota. Beberapa pelayan menyambut mereka dan membantu membawakan barang bawaan. Tsuki, anak kedua keluarga Baji langsung berjalan menuju lantai 2.
"Jangan berlari Tsuki!" Teriak Keisuke kepada sang anak, dia menoleh ke arah [Name], wajah gadis itu berubah setelah sampai di rumah, "Mau minum teh? Aku akan menyiapkannya."
[Name] tersenyum ke arah Keisuke kemudian mengangguk tanda setuju. Kakinya melangkah melewati beberapa ruang hingga sampai ke sebuah kamar.
"Shin... mama masuk," ucap [Name] mengetuk pintu kamar anak pertamanya.
Pintu itu dia buka dan menampilkan seorang anak dengan rambut blonde sedang bermain piano. Wajahnya yang jelas terlihat seperti pria yang sudah berubah, tidak sama dengan pria yang dia ketahui 10 tahun yang lalu. [Name] bersyukur bahwa warna matanya terlihat seperti miliknya, setidaknya dia tidak akan terlalu ingat dengan pria itu.
"Mama, sudah aku bilang jangan bertemu denganku, kau nanti akan menangis," ucap Shinosuke menatap Ibunya cemas.
[Name] menggeleng untuk menanggapi pertanyaan sang anak. Dia mendekati Shinosuke dan duduk di sebelah pria kecil itu.
"Paman yang mama ceritakan sudah kembali tapi sepertinya dia tidak bisa kembali lagi," ucap [Name] menyentuh piano di depannya, "Seandainya mama bisa menyelesaikan, seandainya..."
Air mata keluar dari mata [Name] membuat sang anak tertua terkejut karena hal tersebut. Shinosuke langsung memeluk ibunya, dia tidak ingin membuat [Name] menangis hanya karena masa lalu yang tidak bisa wanita itu ubah.
Sedangkan di sisi pintu, Keisuke berdiri sambil menyandarkan tubuhnya di tembok. Pria itu sudah melakukan semuanya agar [Name] menerima masa depan namun gadis itu tetap saja menolaknya dan berkata, "Seandainya aku bisa menghentikan Mikey."
"Aku tidak bisa membuat hatimu tenang, aku merasa gagal setiap melihat kau menangis dan merasa bersalah dengan semua yang terjadi," ucap Keisuke bermonolog.
Keisuke pergi menjauh dari ruangan itu. Melihat [Name] menderita selama bertahun-tahun membuatnya merasa gagal. Dia tidak bisa membuat [Name] merasa bersalah dengan takdir, seakan dia tahu bahwa takdir akan membuat mereka hidup dalam keterpurukan dan mencoba berbagai macam hal untuk menjauhkan takdir buruk dari mereka.
Sakura berjalan mendekati tuannya, membungkuk untuk memberikan hormat kepada kepala keluarga Baji. "Tuan, sesuai jadwal, tuan muda Shinosuke akan bertemu dengan Mikey minggu depan dan kami pastikan bahwa nyonya sedang dalam pengobatannya," ucap Sakura menjelaskan jadwal pertemuan ayah dan anak itu.
"Mikey masih mau bertemu dengan anaknya? Aku kira dia sudah lupa, bajingan itu masih menepati janjinya ternyata, tapi aku tidak yakin dengan dia yang akan datang saat ulang tahun Toman nanti," ucap Keisuke menatap ke arah foto mereka, foto terakhir Toman yang mereka ambil.
"Mikey tidak pernah mengingkari janji untuk bertemu tuan muda, bahkan beliau mengirimkan kado pada ulang tahun tuan muda tahun lalu tapi kami berhasil menyembunyikannya dari nyonya," ucap Sakura.
"Yah bagaimana juga dia harus tanggung jawab dengan darah dagingnya, kan? Hahaha. Sakura, tolong perketat penjagaan Takemichi, jangan sampai dia berurusan dengan Bonten," ucap Keisuke kemudian masuk ke dalam ruang kerja miliknya.
Sakura menghela napas ketika mendengar perintah tersebut. Jika Takemichi mendekati Bonten maka akan ada masalah baru dan [Name] akan terlibat juga karena Bonten yang membuat [Name] seperti ini atau lebih tepatnya sang ketua.
徳川
Shinosuke berjalan menuju sebuah gedung mewah, jika dilihat maka tempat itu akan terlihat seperti gedung kantor biasa dengan restoran yang menjadi lantai dasarnya namun ketika kau menaiki lantai-lantai 20 ke atas maka sisi gelap dunia akan terlihat di sana.
![](https://img.wattpad.com/cover/280963571-288-k18765.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Persona [Tokyo Revengers x Fem!Readers]
FanfictionKetika kau mengetahui masa depan, apa yang kau lakukan? Pasti mengubahnya, iyakan? Hal tersebut sama dengan yang [Name] lakukan. Dia berusaha mengubah masa depan yang dia lihat. Berawal dari Ibunya yang meninggal akibat serangan preman bawah tanah...