Semenjak kejadian hari itu, Nathan tak mendapat kabar dari Feli sedikit pun. Kedua sahabat Feli pun enggan untuk memberitahu. Jangan tanya Adrian dan Edgar, kedua lelaki itu juga ikutan menghilang setelah Nathan sempat menguping pembicaraan mereka. Puluhan kali ia mendatangi rumah Edgar tapi tidak berbuah hasil sama seperti kali ini.
"maaf den, saya ngga tau Feli yang aden cari ada dimana. Den Edgar juga ngga mau ketemu siapa-siapa" jawab satpam rumah Edgar yang seminggu lebih ini selalu ia temui.
Nathan bingung harus melakukan apalagi agar bisa bertemu Feli dan meluruskan kesalah pahaman ini. Namun, ia harus menelan keinginannya itu dahulu. Percuma jika empu yang dicari tiba-tiba menghilang.
Tanpa diketahui Nathan, seseorang memperhatikannya dari balik gorden besar di kamar lantai 2 itu. Menatap dengan sendu, kecewa dan bersalah.
"Feli, ayo makan dulu nak" ucap mama Feli. Iya, yang memperhatikan Nathan tadi adalah Feli. Hampir 3 minggu, Feli habiskan waktunya untuk melakukan semua aktivitas didalam kamar. Ia masih belum mampu untuk bertahan jika terdapat banyak orang. Setidaknya hanya 2 orang yang bisa ditemui secara bersamaan dalam satu ruangan.
Feli membalikan badannya dan tersenyum tipis kepada mamanya. Ia berjalan ke arah mamanya dan mengambil nampan makanan itu.
"makasih ma", Feli juga masih irit bicara.
Mama Feli mengelus rambut putrinya. Ia merasa sedih atas apa yang dialami putrinya, bahkan untuk yang kedua kalinya.
"yasudah dihabiskan ya, mama kebawah dulu" ucap mama Feli sekali lagi lalu keluar kamar Feli.
Feli menatap sedih pintu yang barusan dilalui oleh mamanya. Ia tau mamanya itu sangat sedih karena dirinya. Tapi dirinya juga tak bisa menghilangkan traumanya begitu saja dalam kedipan mata. Yang bisa ia lakukan sekarang hanya berusaha untuk melawan trauma itu dan tisak membuat mamanya sedih lagi.
Tak lama seseorang mengetuk pintu dan meminta ijin untuk masuk. Setelah Feli mempersilahkan, barulah tampak Adrian yang memakai pakaian casualnya sedang berjalan kearahnya.
"hai" sapa Adrian dengan senyumannya.
"lanjutin gih makannya" suruh Adrian dan Feli menurutinya tanpa mengeluarakan sepatah kata.
Selama Feli makan pun keadaan kamar hening. Hanya suarang dentingan pelan sendok dan garpu yang beradu dengan piring.
"Fel" lirih Adrian pelan setelah melihat Feli meletakan piring dan gelas diatas nakas samping kasur. "what do you do after this? 1 minggu lagi udah masuk sekolah" tanya Adrian ambigu, tapi tentu Feli memahami apa maksud Adrian.
"nggak tau"
Adrian terlihat ragu untuk mengatakan sesuatu tapi ia harus mengatakannya untuk kebaikan Feli "kalau boleh kasih saran, lebih baik lo tampil apa adanya dan jelasin ke Nathan soal samaran lo dan hubungan lo sama Kak Edgar. Biar ga ada salah paham diantara kalian berdua" jelas Adrian, meskipun dirinya merasa sakit hati sendiri mengatakannya. Namun ia tak ingin mengambil kesempatan dalam kesempitan. Melihat Feli bahagia sudah cukup untuknya dan berarti memang bukan Feli yang menjadi teman hidupnya nanti.
Feli tersenyum kecut "harus ya?"
"maksudnya?" tanya Adrian tak mengerti.
"sebelum kejadian waktu itu, gue sempet dari taman mau ketemu Nathan. Tapi yang gue liat malah bikin gue sakit hati. Nathan sama Gytha ciuman atau mau ciuman tapi kepergok? Gue ngga tau yang jelas wajah mereka deket banget" jelas Feli panjang setelah selama ini hanya irit bicara.
Adrian yang mendengarnya kaget, ia tak menyangka Nathan akan seperti itu. Namun ia sedikit ragu, karena selama ini yang ia dengar dari Rere dan Olin, Nathan selalu mencari-cari Feli dan bahkan ia sendiri pernah melihat Nathan berdiri didepan rumah Feli. Seolah ada hal penting yang ingin Nathan sampaikan.
Adrian terdiam cukup lama, bingung ingin menjawab seperti apa "em.... Gue ngga tau kalo kejadiannya kayak gitu. Tapi kalau lo emang mau putus dari dia, lebih baik putus baik-baik. Dan bilang kalau lo adik Kak Edgar biar nantinya dia nggak merasa dihinati."
Feli hanya diam, ia masih bingung harus diapakan hubungannya dengan Nathan ini. Satu sisi ia masih mencitai Nathan tapi ia juga kecewa.
"udah ah melownya, mau main ps ngga?" tiba-tiba Adrian berseru memecah lamunan Feli.
"ayo" sambut Feli dengan senyuman.
Setelah bermain ps beberapa jam dikamar Feli. Akhirnya Adrin berpamitan pulang. Namum belum sampai pintu kamar, Feli menghentikan Adrian dengan panggilannya.
"ya?" tanya Adrian dengan menyerongkan sedikit badannya menghadap Feli yang masih duduk diatas karpet depan tv.
"besok bisa anterin ketemu Nathan?" tanya Feli ragu. Sedari tadi bermain ps, pikirannya tak sepenuhnya berada dalam permainan itu. Dalam otaknya, Feli memikirkan keputusan untuk menemui Nathan atau tidak.
"oke" jawab singkat Adrian dengan senyumannya lalu pergi meninggalkan kamar Feli.
*****
Getaran dari ponsel Feli masih berlanjut setelah semenit ia menyalakannya. Yang ia liat 90% pesan dan panggilan tak terjawab hanya berasal dari Nathan. Memang sejak hari itu Feli tidak memegang ponselnya, yang ia tahu ponselnya ada di atas nakas dalam kehidupan mati.Setelah getaran tersebut berhenti, Feli membuka kolom chat Nathan. Ia hanya membaca sekilas tanpa ada niatan membalasnya.
Feli
Bsk jam 3 bisa ktmu di taman dkt rmhku?Selang beberapa detik Nathan sudah membacanya, ia membalas dengan cepat dan banyak pertanyaan yang dikirimkan. Bahkan tak sampai 5 detik ponselnya bergetar karena panggilan dari Nathan. Yang tentunya diabaikan oleh Feli.
Feli
Bisa?Nathan
Bisa, see u Fel ❤Nathan yang tau pesan dan panggilannya akan dihiraukan Feli akhirnya mengiyakan ajakan Feli. Ia berharap besok akan kembali seperti semula lagi. Tentunya harapan Nathan itu tidak akan terapai.

KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Nerd
Teen FictionFelicia agatha alexander (16) yang berubah menjadi nerd setelah kejadian yang tak ingin ia ingat. Nathaniel orlando (17) orang yang di kagumi banyak orang termasuk feli. ◽ ◽ ◽ Graphic by @whiteboardcc ⚡highest rank⚡ #44 in beautiful #7 in alexander...