#23

56 3 0
                                    

Tap tap tap

Suara langkah kaki yang menuruni anak tangga mengalihkan perhatian semua orang yang ada di ruang keluarga dan menatap orang itu yang sepertinya masih belum menyadari jika di ruangan tersebut ada orang selain dirinya. Ia tetap menuruni tangga dengan setengah nyawanya yang masih melayang karena memang ia baru saja bangun tidur.

"itu siapa?" tanya salah seorang perempuan yang ada disana. Orang itu berhenti dan memicingkan matanya kearah ruang keluarga, baru menyadari jika ada orang lain disitu dan menurutnya suara itu tidak asing baginya.

"em it-itu itu em itu---" jawab seorang laki-laki dengan gagap karena ia bingung akan menjawab seperti apa.

"kenapa gitu sih gar? Emang gue salah ya tanya itu?" tanya perempuan yang tadi bertanya. Dan ya, disana ada edgar. Yang ada di ruang keluarga adalah teman-teman edgar dan feli, dan yang terpenting adalah perempuan yang bertanya tadi adalah serefina si masa lalu.

"itu fe---" baru saja edgar akan menjawab nathan sudah menyela lebih dulu.

"gue tau!" serunya, sedangkan edgar sudah cemas jika nathan tau siapa itu "itu feli! Adeknya edgar! Iya kan gar?" seketika edgar bernafas lega saat nathan mengetahui jika itu adalah feli dengan status sebagai adiknya bukan sebagai pacarnya. Feli sendiri yang masih berdiri di tangga pun masih mecerna ucapan mereka.

"feli? Namanya kok sama kayak pacar lo nat?" tanya serefina bingung.

"iya sama tapi beda orang ser" jawab nathan santai.

"tapi dia kok pake atasan seragam SMA kita?" tanya serefina sekali lagi. Dan saat itu juga feli baru menyadari jika disitu ada orang yang seharusnya tidak tau mengenai penyamaran feli. Terlebih ia masih memakai atasan seragam sekolahnya tanpa riasan nerdnya.

Langsung saja feli berbalik akan menuju kamarnya lagi, namun terpaksa berhenti karena seruan nathan "eh iya kok bisa sih bukannya yang punya seragam itu di rumah ini cuma feli pacar gue kan tapi kenapa lo pake itu fel?" tanya nathan curiga.

"ini tadi, em tadi itu---" feli bingung akan menjawab seperti apa, ia takut salah bicara dan membuat mereka lebih curiga.

"ehhh udah bangun si kebo" ucap sesorang yang baru saja keluar dari kamar tamu. Semua orang menatapnya dengan bingung, mereka merasa asing dengan orang itu padahal mereka cukup tau siapa saja keluarga feli dan edgar.

"ini siapa lagi?" tanya serefina.

"kenalin gue Kevin, sepupu terkecenya mereka" ucap kevin sambil menunjuk edgar dan feli.

"najis" ucap edgar dan feli bersamaan.

"alah kalau nggak ada gue kalian mewek-mewek bilang kangen, sekarang ada gue dinistain terus"

Feli hanya memutar bola matanya jengah dengan ucapan kevin, " udah ah aku mau ke kamar dulu ganti baju" ucapnya lalu kembali menghindar dari nathan dan teman-temannya setelah ada sedikit gangguan dari sepupunya.

Meskipun begitu, ia sngat berterima kasih pada sepupunya itu. Secara tidak langsung kevin menyelamatkannya dari keadaan yang mungkin akan membuat kedoknya terbongkar.

*****
"apa kabar nih fel?" tanya marco tiba-tiba saat feli sedang bersantai di teras belakang rumah.

"eh kak marco, baik kok" jawab feli dengan tersenyum. Sedangkan marco hanya mengangguk mengerti lalu duduk disebelah feli.

"kok nggak gabung sama yang lain kak?"

"tadi habis dari toilet terus niatnya mau ngintip kesini bentar, eh taunya ada lo. Yaudah samperin aja sekalian, udah lama juga kan nggak ketemu".

"ikut ke dalem yuk, ngapain sih disini sendirian. Keliatan jomblonya nanti" ucap marco sambil berdiri, lalu menarik tangan feli agar berdiri dan ikut dengannya.

"enggak ah kak aku disini aja deh" tolak feli.

"udah ikut aja sekalian kenalan sama temen baru" paksa marco. Akhirnya dengan terpaksa ia mengikuti permintaan marco.

Sebenarnya setelah tadi ia kembali ke kamar, ia berniat untuk berdiam diri di kamar untuk menghindari nathan dan teman edgar. Namun persediaan snack dikamarnya sudah habis karena itu ia terpaksa kebawah dan ia harus memutar untuk sampai ke teras belakang rumahnya. Tidak mungkin ia menggunakan tangga yang langsung terhubung dengan ruang keluarga.

Namun siapa sangka, kemalasnya untuk kembali ke kamar malah mempertemukannya dengan marco. Dan membawanya ke ruang keluarga bertemu dengan mereka semua.

"perasaan lo pamitnya ke toilet deh kenapa balik bawa malaikat gini sih" tanya jason saat marco dan feli sudah duduk.

"inget pacar disebelah cuy" celetek rere sambil mengambil snack di depan edgar. Sedangkan orang yang dimaksud tidak peduli, karena memang pacarnya sering seperti itu dan membuat olin kebal dengan perilakunya yang seperti itu.

Feli tersenyum sekilas "eh, cia belum pulang?" tanya nathan saat sadar jika ia sudah beberapa jam di rumah edgar dan belum melihat keberadaan feli yang hanya ia tau sebagai pacarnya.

"eh... Itu dia belum pulang" jawab feli sedikit gugup karena ia takut jika nathan tau ia berbohong.

"nggak ada kabar lagi gitu dari dia? Pas mau kesini gue coba telfon dia tapi nggak diangkat dan sampe sekarang nggak ada kabar sama sekali. Gue khawatir, kan tadi dia bilangnya mau jaga tantenya sendirian" ucap nathan dengan gusar sambil melirik edgar dengan sinis. Ia agak sebal dengan edgar, karena menurutnya akhir-akhir ini edgar selalu menempel dengan feli, pacarnya, dan bahkan saat tadi feli pulang lebih cepat karena tantenya sakit edgar juga yang mengantarnya. Ya, nathan adalah salah satu orang yang melihat edgar dan feli pulang bersama tadi.

"duh...pake lupa ngabarin dia sih gue, gara-gara si kevin nih tadi langsung nyomot hp gue buat main game jadinya lowbatt terus kelupaan sampe sekarang deh" batin feli.

"nggak tau lagi ya kak, kayaknya sih malem ini nggak pulang kesini" jawab feli sambil mencari alasan takutnya nathan akan menunggu disini sampai feli yang ia kenal pulang.

"udah lah positif aja, mungkin dia capek habis jagain tantenya" ucap marco menenangkan nathan.

"eh btw tadi kenapa lo pake seragam SMA kita?" tanya serefina tiba-tiba dan membuat mereka menatap feli dengan penasaran namun tidak dengan edgar, rere dan olin, mereka malah khawatir jika nathan, serefina, jason dan marco menaruh curiga terhadap feli.

"kenapa nih orang pake ngungkit segala sih, dasar mak lampir" maki feli dihatinya.

"tadi aku... Aku ikut nganterin ke rumah sakit, terus baju aku ketumpahan kopi segelas jadi dia pinjemin cadangan baju yang dia bawa~~ iya gitu" jawab feli setelah ia memutar otak untuk menjawab pertanyaan itu.

Serefina dan yang lain hanya menganggukan kepalanya tanda mengerti. Namun apa yang ditangkap feli di raut wajah serefina tidak seperti itu, menurutnya dia seakan masih tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh feli tapi dengan cepat mengubah ekspersinya biasa-biasa saja.

#salam kecup dariku yang males dan jarang update (malas yang mendekati hiatus lagi 😅)

Beautiful NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang