# 7

3.4K 178 2
                                    

"Dek bangun, udah nyampek rumah" ucap Kak Edgar yang sedang membangunkanku, dan juga mengguncang bahuku.

"Hmm, udah nyampe ya. Padahal gue masih ngantuk nih" gerutuku sambil mengucek mata dan menyesuaikan pandangan dengan cahaya yang masuk ke dalam mataku.

"Iya udah nyampek, gihh keluar. Kebo lo dek."

"gendong" ucapku sambil merentangkan ke arahnya dan membuat mimik mukaku semelas mungkin.

"ogah berat badan lo."

"dih tadi aja manis-manisin gue sekarang galakin gue."

"udah keluar sono."

"Iya iya gue keluar."

Aku melepas selt belt, lalu keluar dan berjalan sempoyongan sambil menenteng mid heels dan tasku.

Saat di dalam pertama yang aku lihat adalah pemandangan yang sangat sepi.

"Kok sepi ya kemana semuanya?" Tanyaku pada diri sendiri.

"Wihh udah malem banget, gue kira masih jam 9an" ucapku kaget setelah melihat jam dinding.

"Kak kemana semuanya kok sepi?" Teriakku pada Kak Edgar.

"Tidur kali dek" jawab Kak Edgar yang sedang berada di dapur mengambil minum.

"Bodoh amat deh, gue ngantuk sekarang" sambil berjalan menaiki anak tangga dan menuju kamarku yang terletak di lantai dua yang berhadapan dengan kamar Kak Edgar.

"Kebo lo dek pikiran nya tidur mulu" teriak Kak Edgar dari bawah.

Aku tak merespon ucapannya. Lebih baik aku masuk kamar dan mandi. Setelah itu mer ebahkan badanku di kasur dan melepaskan rasa pegal yang aku rasakan di sekujur tubuh.

"Ahh cape juga, dateng ke pesta kayak gitu doang. Padahal kan gue cuma berdiri, makan, minum, sama ngobrol doang kok kerasa pegel banget ya."

"Btw, nathan kok tadi ganteng banget ya" ucapku dalam hati.

"Ishh, ngomong apa sih lo Fel. Nathan kan orang nya sok kegantengan" omelnya pada dirinya sendiri.

"Kok gue jadi ngomong ngomong sendiri ya, mulai gila nih gue gara gara si Nathan sialan itu. Untung aja tadi dia gak sampe ngenalin gue" mendengus sebal.

"Woy dek, bengong aja lo" teriak Kak Edgar yang membuatku kaget.

"Ishh, lo ngagetin aja deh kak bisa jantungan gue kalo lo kayak gitu terus."

"Ya elah gitu doang sampe jantungan lebay lo."

"Serah lo dah, sekarang lo mau ngapain ke kamar gue. Gue ngantuk banget tau!"

"Lo besok bareng gue ya berangkat sekolahnya."

"Enggak ah males, entar gue malah di bully lagi sama 'fans' lo itu yang alay dan sok deket sama lo. Secara kan gue kalo ke sekolah cupu banget tau, emang lo nggak malu gitu nganterin gue. Lo kan tenar di sekolah" ucapku ogah-ogahan dan juga menekan kata 'fans' sambil membuat tanda kutip dengan tanganku.

"Ayo lah kita berangkat pagi banget deh biar nggak di liat sama anak sekolah."

"Enggak kak gue males, kenapa sih selalu ngajak gue bareng ke sekolah, maksa lagi. Padahal kan gue biasanya juga naik angkutan umum."

"Ya gue kasian lah sama lo masa setiap hari lo harus naik turun angkutan umum ke sekolah ditambah angkutan pasti rame kan. Dirumah kan mobil lo nganggur kenapa lo nggak pake aja."

"Ya kan entar kalo gue pake pasti anak sekolah gempar banget kan. Si nerdy kok punya mobil mewah kayak gitu, kan aneh."

"Ya terus kalo lo nggak mau pake mobil lo kenapa lo nggak bareng gue aja, kan enak ngirit uang jajan."

"Ya ampun kakak, lo lemot atau gimana sih. Ya pasti jelas lah kalo gue bareng lo, lebih heboh lagi jadinya di sekolah. Kenapa si nerdy bareng sama cowok tenar kayak lo. Bisa-bisa di bully habis-habisan gue sampe nggak bernyawa" ucap Feli kesal dengan sedikit menaikan suaranya.

"Eh omongan lo nggak boleh gitu tau dek, nggak peduli pokoknya lo harus bareng gue besok. Kita berangkat lebih awal dari biasanya."

"Enggak ah."

"Harus mau pokoknya, kalo nggak malah gue maksa lo buat bareng sama gue terus kita berangkat agak siang biar anak sekolah tau kalo lo bareng gue" ancam kak Edgar.

"Gak suka deh gue, lo sukanya ngancem mulu orangnya."

"Biarin kan demi kebaikan lo."

"Kebaikan apa coba, lo maksa gue buat bareng lo itu namanya kebaikan?" Sambil mengerucutkan bibir dengan muka merah yang mengartikan sedang marah.

"Ya kebaikan lah dek gue nganterin lo, biar lo gak capek-capek naik turun angkutan umum."

"Yaudah deh terserah lo aja."

"Nah gitu dong."

"Pergi sana, gue mau tidur capek gue habis nemenin lo ke party temen lo sama capek debat sama lo!" Bentak feli marah.

"Gitu aja ngambaek" sambil mengacak acak rambutku.

"Arrrgghhhhh keluar lo kak" teriakku marah.

"Iya iya gue keluar. Pokoknya lo besok bareng gue."

"Keluar nggak."

"Iya bentar napa" sambil berjalan keluar kamar.

Meyebalkan sekali mempunyai kakak seperti dia, bisa-bisa stress aku dibuatnya kalau setiap hari harus debat terus dengan kak Edgar. Untung saja aku menyayanginya kalau tidak sudahku buang jauh jauh ke laut. Tak lama untuk menunggu aku terbang ke alam mimpi dan tidur nyenyak.

Beautiful NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang