#29

12 1 0
                                    

Feli akhirnya sadar setelah beberapa saat. Ia diantar pulang oleh edgar. Disitu Nathan melihat Edgar yang menggenggam erat tangan Feli dan dibelakangnya Adrian membawakan tas Feli. Yang tadinya ingin menghampiri jadi malas dan segera pergi kembali ke kelasnnya.

Sedangkan yang menjadi objek pandang Nathan tadi, menuju ke arah parkiran mobil. Adrian meletakan tas Feli di kursi belakang dan Edgar membuka pintu samping kemudi untuk adiknya.

"nanti aku ke rumah kamu, ya" Adrian menyempatkan berbicara pada Feli sebentar sebelum pintu ditutup.

Namun, Feli menghiraukan Adrian. Ia hanya diam sambil menatap kosong arah depan. Adrian menghela napasnya, dirinya ikut merasa sedih melihat feli yang seperti ini.

"kak nanti gue ke rumah, ya" ucap Adrian ke Edgar yang hanya dibalas gumaman.

*****
"hai udah makan?" tanya Adrian saat duduk dikursi samping kasur Feli. Ia sangat khawatir dengan kondisi Feli saat ini. Yang ia lihat, Feli hanya menatap kosong ke arah dinding kamarnya masih sama seperti tadi disekolah. Pertanyaannya tadi pun hanya dijawab gelengan oleh Feli.

"aku ambilin makan ya, aku suapin" bujuk Adrian sambil mengusap lembut rambut Feli. Adrian sekali lagi menghela napasnya lalu beranjak pergi kebawah untuk mengambil makanan tanpa menunggu jawaban karena mungkin Feli tidak akan menjawabnya.

"kak ada makanan buat Feli nggak?" tanya Adrian saat melihat Edgar duduk termenung di dekat dapur.

"bukannya Feli daritadi ngga mau makan ya?" tanya Edgar bingung.

Sejak pulang, Edgar sudah membujuk Feli untuk makan tapi selalu ditolak dan akhirnya menyerah. Ia bingung harus melakukan apalagi. Dirumah hanya ada dirinya, orang tuanya sedang ada diluar negeri dan ia belum memberitahu mereka -biarlah itu menjadi urusan belakang. Jadilah ia yang menemani Feli seharian ini.

"gampang lah, gue bakal bujuk sampe mau" tekat Adrian. Edgar hanya mengangguk lalu memanggil bi atik untuk menghangatkam kembali makanan. Sembari menunggu, Adrian duduk disamping edgar didepan dapur.

"what should we do tomorrow?" tanya Edgar sendu.

"maksudnya" tanya Adrian tak mengerti.

"ya gimana? Kita bisa aja bilang Feli adek gue terus si setan dan antek-anteknya dapet hukuman tapi yang ada kita dimusuhin Feli juga" jelas Edgar merasa bingung untuk menyelesaikan permasalahan ini.

"No, we can't. Untuk ungkapin jati dirinnya biar Feli yang buka sendiri. Sekarang yang bisa kita lakuin cuma cari bukti dan saksi buat nyudutin 2 setan dan antek-anteknya itu biar dapet hukuman" usul Adrian setelah diam beberap detik.

"dua?" kali ini Edgar yang tak mengerti. Yang ia lihat, dalang dari pembulian itu hanya Serefina. Lalu satu setan lain siapa?

"iya dua, Serefina dan Gytha. Sebelum kejadian tadi feli udah sering dapet bullying secara verbal atau non verbal. Lo ingetkan hari dimana gue dateng kesini untuk pertama kalinya setelah sekian lama?" Adrian menjelaskan kenapa ada 2 setan.

Edgar mengangguk tanda ia mengingat hari itu, "waktu itu feli kena bully lagi bahkan itu yang terparah. Waktu istirahat gue sempet liat Gytha bawa kotak di taman belakang, awalnya gue gak peduli tapi waktu pulang sekolah Feli tiba-tiba telefon gue. Dia keliatan takut banget dan saat gue sampe kamarnya, gue liat kotak itu ada di ujung kamar Feli. Lo tau isinya apa? Tikus putih yang udah mati dan hampir membusuk"

Tubuh Edgar menegang seketika, ia tak menyangka akan separah itu bullying yang dialami Feli. Ia benar-benar gagal.

"sialan  gue kecolongan banyak hal selama ini, kenapa lo nggak kasih tau gue Dri! Kenapa!!" geram Edgar marah bercampur sedih, sambil menumpukan kedua sikunya di atas meja dan menjambak rambutnya.

"sory, Feli selalu berhasil buat gagalin rencana gue buat kasih tau orang lain" sesal Adrian.

Edgar menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Meratapi betapa bodohnya dia selama ini telah dikelabui oleh sang adik.

Tiba-tiba Edgar merasakan pelukan dari belakang.

"jangan salahin Adrian, aku ngga mau buat kakak khawatir kayak gini. Maaf" ucap feli yang sebenarnya tadi menguping pembicaraan mereka berdua. Setelah Adrian pergi, beberapa puluh detik kemudian ia tersadar dan segera menyusul Adrian kebawah agar tidak perlu membawakan makanan untuknya. Ia benar-benar tidak nafsu makan.

Edgar membalikan badannya dan membalas pelukan Feli dengan erat, "kalau kayak gini caranya, yang ada kakak tambah khawatir sama kamu dek" ucap Edgar dengan sendu.

"maaf"

"janji sama kakak, jangan pernah sembunyiin apapun dari kakak lagi. Kakak ngga mau kejadian kayak gini terulang untul kesekian kalinya" pinta Edgar dan Feli hanya menggangguk menyetujui.

Lalu feli menatap Adrian dengan masih berpelukan dengan kakaknya dan mengucapkan terima kasih karena telah menolongnya selama ini. Adrian hanya mengangguk dan tersenyum tulus sebagai balasan terima kasih tersebut.

"badan kamu panas" ucap Edgar cemas saat sadar bahwa tubuhnya merasakan panas dari sekujur badan Feli.

Ia melepaskan pelukannya dan mengecek dahi Feli yang ternyata sangat panas.

"ayo kamu istirahat dikamar nanti kakak suapin. Dan kamu harus mau makan, nggak ada penolakan lagi" tegas Edgar saat tau Feli ingin menolak lagi

"makan disini aja atau nggak sama sekali. Aku capek diem terus dikamar" tawar Feli yang akhirnya disetujui oleh Edgar dan Adrian  pulang setelah Feli menyelesaikan makanannya.

*****
"dri" panggil Edgar setelah ia menunggu beberapa saat di depan kelas Adrian.

Adrian yang merasa namanya disebut langsung menoleh dan menghampiri Edgar.

"apaan?" tanyanya singkat.

"gue pulang sekolah ada urusan bentar tapi dirumah cuma ada bibi. Lo bisa jagain Feli bentar nggak? Tanya Edgar.

"oh bisa kok, nanti gue langsung ke rumah lo aja boleh?" tanya balik Adrian setelah menyetujui permintaan Edgar.

"boleh. Makasi ya Dri, jangan aneh-aneh dirumah gue"

"aman lah" jawab Adrian lalu Edgar kembali ke kelasnya.

Saat akan masuk ke dalam kelas, Adrian kaget ternyata ada Nathan di dekat pintu. Meskipun begitu ia langsung menuju ke bangkunya tanpa memedulikan Nathan.

Nathan sendiri menatap Adrian aneh. Kenapa Edgar meminta bantuan pada Edgar untuk menjaga Feli? Lalu yang dimaksud Feli apakah adiknya Edgar atau pacarnya? Jika adiknya kenapa Edgar meminta bantuan kepada Adrian, yang ia tau Adrian hanya kenal Feli pacarnya. Yang lebih membuatnya curiga, Feli tidak masuk hari ini dan tidak ada kabar sama sekali. Meskipun hari ini sudah tidak ada pelajaran karena sebentar lagi penerimaan rapor, tetap saja Feli bukan tipikal orang yang akan bolos sebelum liburan datang.

Beautiful NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang