# 5

3.9K 202 3
                                    

Dengan bodohnya aku hanya berdiam diri di depannya dengan tubuh yang sangat kaku dan pikiran yang melayang entah kemana. Dan benar saja dia, lelaki itu, adalah NATHANIEL ORLANDO. Sebelumnya jangan salah menafsirkan jika dia adalah seseorang yang aku suka atau yang lebih parah adalah mantan pacarku. Jika iya itu salah besar, dia hanya teman sekelasku yang kebetulan dia adalah lelaki yang sangat terkenal karena ketampanannya dan ketenaran marga keluarganya yang termasuk dalam urutan keluarga terkaya dan juga perusahan keluarganya yang memasuki urutan terbesar se-Asia.

"hey, lo nggak papa?" Tanyanya yang membuyarkan lamunanku.

"eh i-iya, gue nggak apa kok" ucapku terbata-bata.

"yaudah ya gue mau ke toilet dulu" lanjutku.

"Iya sory ya yang tadi. Eh bentar, kayaknya gue kok familiar sama muka lo ya?" tanyanya dengan tatapan menebak.

"ah masa enggak kok, perasaan lo aja kali" jawabku gugup dan melangkah menuju toilet.

'Kok bisa sih gue ketemu sama tuh anak. Dia kan temen sekelas gue ditambah dia anak basket yang dikenal sama satu sekolah. Kalo ketauan ,waduh gawat banget itu' batinku, sambil membersihkan dressku.

Aku keluar setelah membersihkan dressku yang kotor dan mencari cari kak Edgar yang seharusnya ada di tempatnya tadi dan sekarang ia menghilang.

"ah itu dia" gerutuku pelan setelah menemukannya.

"lo kemana aja dek?" Tanya kak Edgar.

"eh..kenapa baju lo kok kotor?" Lanjutnya.

"aku tadi habis dari toilet bersihin baju, tadi itu ada yang nabrak aku jadi minuman yang aku bawa tumpah ke bajuku" jelasku mengingatkan kejadian tadi.

"ohh, tapi lo nggak papa kan? Nggak ada yang lecet kan?"

"gitu amat kalo tanya, aku itu nggak sampe jatuh kali ditabraknya."

"ya kan Edgar kakak lo Fel, wajar dong kalo dia khawatir" sahut Marco.

"iya sih kak, tapi kalo boleh jujur ya, kak Edgar itu kalo aku di tabrak atau apalah dia gak pernah tanya sampe kayak gitu. Malah nih ya dia itu malah ketawain aku tau" jelasku pada Marco.

"masa Fel?"

"beneran kak" tegas Feli.

"parah banget lo Gar sama adek sendiri" sindir Marco pada kak Edgar.

"terserah gue lah, gue kan kakaknya" ucap kak Edgar dengan tampang tak bersalah.

"serah lo deh Gar, paling nggak lo udah khawatir sama adek lo tadi" jawab Marco.

"lah tuh tau."

"kamu?" Ucap seseorang yang membuat kita bertiga menoleh kearah sumber suara.

"eh lo Nath" ucap Marco.

"yang lo maksud tadi siapa Nat?" Tanya Edgar.

"itu cewek yang ada di sebelah lo" sambil menunjuk dengan dagunya.

"dia?" Tanya kak Edgar sambil menatap ke arahku.

"iya."

"emang kenapa sama dia?"

"itu tadi gue nggak sengaja nabrak dia."

"ohh jadi lo yang nabrak dia" tanya kak Edgar dengan nada menyindir.

"ehh iya, emang kenapa? Dia pacar lo?"

"ya bukan lah, dia adek gue."

"adek lo yang itu?" ucap Nathan.

"lah emang adek gue ada berapa kecebong."

"ya kan gue nggak pernah tau adek lo secara langsung cuma denger dari mulut lo doang katak."

"makanya dulu jangan cuek-cuek amat" sembur Marco.

"ya kan nggak penting buat gue Co."

"terserah lo aja deh" akhirnya kak Marco mengalah.

"oh iya sory ya yang tadi" ucap Nathan dan menatap tepat ke arah mataku.

"iya nggak papa santai aja" jawabku dan menunduduk setelahnya karena aku takut kalau saja dia bisa mengenaliku.

"oke."

"lo kenapa dek nunduk gitu kayak lagi takut aja" tanya kak Edgar penasaran.

Aku langsung menarik kak Edgar menjauh dari Nathan dan Marco.

"eh ngapain lo narik narik gue, emangnya gue peliharaan lo apa!" Ucap kak Edgar kesal.

"ahh diem deh lo kak."

"terus ngapain lo narik gue kesini."

"lo nggak tau atau pura-pura nggak tau sih kak!"

"emangnya kenapa sih."

"aduhh kakak, Nathan itu temen sekelas gue tau. Dan tadi pas dia nabrak gue di sempet bilang kalo dia familiar sama muka gue, terus lo kok bisa kenal sama nathan?" Jelasku.

"hah!! masa dek. Dia temen sekelas lo? Entar gue jelasin aja di rumah kalo yang itu."

"iya kak makannya gue nunduk jaga-jaga kalo misalnya dia inget sama gue."

"yaudah deh santai aja, mending kita balik daripada dia curiga."

Aku membalasnya dengan anggukan dan berjalan ke arah Nathan dan Marco berdiri.

"lo ngapain ke sana?" Tanya Marco.

"nggak ngapa ngapain kok" jawab kak Edgar.

Marco hanya membalasnya dengan muka cuek dan karena mungkin ia mengira bahwa itu adalah urusan pribadi mereka.

"Gar gue boleh kenalan sama adek lo?" Tanya nathan.

"lo kalo mau kenalan kenalan aja ngapain bilang dulu ke gue" jawab kak Edgar.

"kan lo kakaknya. Kalo gue tiba-tiba kenalan sama adek lo, entar lo jitakin kepala gue lagi."

"serah lo dah yang penting jangan lama-lama pegangnya."

Dan Nathan menyodorkan tangannya ke arahku.

"Nathaniel."

Aku membalas uluran tangannya.

"Feli" sambil melepaskan tangan yang berjabatan.

Dia tersenyum ke arahku dan aku pun membalasnya dengan senyuman tipis.

"kayaknya gue kenal sama lo deh" tanya Nathan penasaran.

"mungkin waktu smp nggak sengaja lihat kali" jawab kak Edgar.

"mungkin aja kali ya, tapi ada sih temen gue sekelas yang namanya juga feli."

"eh nama Feli itu nggak satu kali ada banyak."

"tapi kan..."

"ah udah deh banyak tanya lo, lagi pula ya adek gue itu baru balik daru aussie 8 bulan yang lalu dan sekarang home schooling jadi kan nggak mungkin lo kenal sama dia" potong kak Edgar dengan ucapan ngasalnya.

"tau lo Nat nanya mulu dari tadi nggak capek lo? Atau lo mau kepoin Feli ya, terus lo deketin kan" ucap Marco tiba-tiba yang sedari tadi hanya memperhatikan pembicaraan kak Edgar dan Nathan.

"iya nggak lah Co" ucap Nathan yang sedikit kaget dengan ucapan Marco dan aku hanya tersenyum.

Lalu mereka bertiga mengobrolkan sesuatu yang aku tak tau maksudnya apa dan aku memilih diam, sesekali mencari makan atau minum.

Beautiful NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang