. R
. E
. V
. I
. S. I
Keduanya turun dari anak tangga, Naura yang lebih dulu berjalan di bandingkan Kenan.Kedua orang tuanya Naura hanya tersenyum saja melihatnya.
"Pagi sayang, pagi menantu," sapa Mama Naura, yang tengah berkutat dengan lauk-pauk untuk Suaminya.
"Pagi Mam," balas Kenan kalem, sedangkan Naura diam saja, mamanya Naura hanya menghela napas saja melihat anak gadisnya cuek.
Kedua pasangan baru menikah itu duduk ke meja makan.
"Ra, sebelum kamu makan. siapin makanan untuk Suami kamu dulu," tegurnya, saat Mera melihat anaknya tengah asik dengan makanan untuk dirinya sendiri.
"Ribet, punya tangan sendiri juga!" ketusnya, tak mengindahkan ucapan mamanya, gadis itu tetap saja mengambil makanan untuk sendirinya.
"Bukan ribet, Ra. Kamu sudah bertanggung jawab untuk mengurus Suamimu mulai sekarang, ayo ambilin makanan untuk suami kamu."
"Hmmz... Mam, tak usah. Saya tidak apa, saya bisa mengambil makanan sendiri," sela Kenan, lelaki itu sepertinya tak ingin ada keributan di pagi hari.
"Tidak bisa-"
"Ribet banget sih!" Potong Naura, seraya mulai menyentong makanan untuk Kenan, Suaminya.
Papanya Naura yang sedari tadi diam, taklama matanya melotot ketika melihat anaknya memberi makanan untuk Kenan begitu banyak sampai memakan tempat.
Tanpa berucap, Naura memakan makanannya sendiri setelah menyiapkan makanan untuk Kenan.
Lelaki itu tanpa protes langsung saja memakan makanannya.
"Oh iya, Ken. Kamu habis ini ke rumah mommy-mu, ya?" Kenan hanya mengangguk saja, sebab di mulutnya masih mengunyah makanan.
Detingan garpu dan sendok itu di jatuhkan di atas piring yang membuat ketiganya mengalihkan antensinya ke Naura. "Mama ngusir gue?"
Anaknya salah paham, Mera menggelengkan kepalanya. "Bukan begitu, sayang. Kamu memang harus ikut sama Suamimu."
Emang iya sih, apalagi ini di Bandung.
Cuma Naura rada kesel aja sama kedua orang tuanya.Naura langsung bangkit dari duduknya, "gue udah kenyang." Setelah ucapan kata itu, Naura langsung ke lantai dua.
Dilihatnya sisa makanan anaknya masih banyak di piringnya, lalu Mera menghela napas. "Kenan, maafin atas sikap anak Mama ya? Dia seperti itu juga karena Mama yang gak pernah ada waktu untuk dia. Mama menyesal sekali membiarkan anak satu-satunya Mama berubah jadi seperti itu, pembangkang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cewek Bar-Bar & Cowok Kalem (TAMAT)
RandomFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA Hanya cerita biasa, tolong jangan di copas. Hargai orang yang punya cerita dari jerih payah author. Hukumnya haram kalo copas titik! Intinya 'jangan copas/plagiat' #rank. 03 berani (07/09/2021) #rank. 01 berani (23/09/20...