Empat Puluh Tiga

2.8K 167 4
                                    

   R

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.   R

.   E

.   V

.    I

.   S

.    I


Naura berjalan dengan tegas dan cepat, Kenan dan Lala berjalan cepat untuk menyamai langkah kakinya.

"Lo udah laporin polisi gak La? Pas terbongkar kebusukan pak Bimana?"

"Aduh, belum. Gue rasa kalo gue doang di sini masalah bisa kelar terus pak Bimana kita bawa ke polisi, semua bukti udah ada di tangan polisi, dengan entengnya gue ngomong sama polisi udah beres, tapi ternyata belum. Gimana dong?"

Naura sebelumnya mempunyai firasat tidak enak, tapi dirinya membiarkan itu semua, jadi bukan Lala juga di sini.

"Ya udah kita hadepin. mau gak mau, Gue telepon pasukan duu, lo telpon polisi buat masalah ini?"

Lala mengangguk dan menuruti perintah Naura.

Sedang'kan Kenan dan Mario mencerna ucapan dianatara Nauara dan Lala.

Naura juga menelpon pasukannya, dan bodyguard. Untuk datang ke sekolahnya.

"Sepuluh menit lagi, mereka udah datang," ujar Naura.

Tak lamanya Naura berserta kawan - kawannya berjalan.

"Ra, kamu tidak sungguh'kan melawan mereka?"Tanya Kenan membuatnya berhenti jalan.

"Gue harus meladeni mereka Kenan."

"What! Lo bisa bela diri?" sela Mario, seketika ingatan lelaki itu, teringat dengan Naura yang pernah memberi pelajaran dengan lelaki hidung belang itu.

"Gue inget banget lo bisa membuat hidung belang gak berdaya saat di telak lo! Gue inget banget."

Kenan juga ingat dengan apa yang di ucapkan Mario, ketika Naura memukul pria asing yang mencoba merayunya.

Kenan menghela napas,  "Ra, saya mohon kamu jangan ikut-ikutan menghadapi orang-orang itu ya?"

Naura menggelengkan kepalanya,  "gue gak bisa Ken, gue harus menghadapi orang-orang itu, lo cukup do'ain kami, supaya gak kenapa-kenapa ya?"

Kenan juga menggelengkan kepalanya, lelaki itu tak setuju dengan apa yang di katakan Naura.  "Tidak bisa Ra, saya tidak ingin, kamu kenapa-kenapa."

Naura menggenggam tangan Kenan,  "Ken, gue butuh dukungan lo. Gue akan sebisa mungkin jaga diri dan gak biarin tubuh gue luka, dan gue juga gak sendirian Ken ada Lala, please Ken jangan tahan gue."

Kenan menundukkan kepalanya, lalu mengangguk kepalanya, "tapi janji, kamu harus tidak terluka," ujarnya sambil mengulurkan jari kelingkingnya, Lala dan Mario hanya menahan tawa saja.

Cewek Bar-Bar & Cowok Kalem (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang