Enam

4.4K 244 3
                                    

   R

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.   R

.   E

.   V

.    I

.   S

.    I


Gadis itu terbangun dari tidurnya,  "jam berapa sih ini?" Tangannya meraba di nakas, di sana ada jam weker yang setia membangunkannya tapi gadis itu tak bangun juga.

Omong-omong, Gadis itu selalu membawanya jam weker kesesayangannya setiap mau tertidur ditempat mana pun. Tak terkecuali dirumah sahabatnya juga.

Kenan mana ada mempunyai jam weker, dari kecil lelaki utu di didik oleh kedua orang tuanya selalu bangun pagi.


Kembali lagi di Naura.

Sekarang jam weker menunjukan delapan, enol-enol, "sial! gue udah telat berangkat ke sekolah."

Dilihatnya ke bawah, di karpet bulu itupun tak ada sang ketos alias Kenan.  "Bangke emang geh pak ketos! gak mau bangunin gue dulu. kan sekarang gue telat," gerutunya.

"Ah gue tau? Kayaknya dia mau bales dendam deh tadi malem, gue sama Kenan debat,  karena masalah tempat tidur?" Gadis itu masih menerka-nerka. "Pasti ini mah, awas lo ketos gue kerjain balik!" Niatnya penuh ambisi.

Tak lamanya ia menggetok kepalanya pelan, "Eh iya, gue kan udah biasa berangkat telat, gimana si lo Ra. Kalo gue masuk sekolah, pasti di hadang sama guru BK, aduh gue kok jadi kangen ya sama ruangan BK." Diakhir kalimatnya cekikikan.

Naura hanya membutuhkan lima menit, sudah berpakaian ala kadarnya.

Lalu gadis itu menyambar tas punggung. Kemudian keluar dari rumah mewah keluarga Kenan.

"Bele, lo sekarang ngebut gak pa-pa ya?" Ucapnya, dengan mobil kodok kesayangannya, mobil itu dari kemenangan taruhan waktu kelas sepuluh SMA.

Gadis itu mengendarai mobilnya seperti kesetanan, banyak ngegasnya sampai-sampai pengendara lain berkomentar.

Sekitar lima belas menit, gadis itu sudah sampai ke gerbang yang tengah tertutup.

Sebenarnya bisa saja bagi Naura jika memanjat tembok seperti biasanya ia kadang bolos atau pun telat sekolah sekarang ini.

Tapi sekarang ia malas memanjat temboknya.

Ada yang mudah kenapa harus memilih yang susah?

Di sana juga ada suaminya dengan nenek lampir siapa lagi kalau bukan Sandra.

sekarang Naura sudah keluar dari mobilnya lalu berjalan ke arah gerbang yang sudah tertutup.

"Pssst psst, Kenan. Woy pak Ketos, psst ketos. gak usah belaga gak kenal lo," ucapnya.

Cewek Bar-Bar & Cowok Kalem (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang