Tiga Puluh Empat

3.1K 167 1
                                    

   R

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.   R

.   E

.   V

.    I

.   S

.   I



Lelaki itu selalu menatap Naura yang masih terpejam, tubuhnya belum ingin beranjak sedikit dari ranjangnya.

Lelaki itu masih melihat wajah ayu Naura,  "kamu cantik Ra, sangaat! cantik."

"Emang," sahut Naura yang masih terpejam.

"Eh, ka-mu sudah bangun." Naura tersenyum mendengar suara gugup dari Kenan, lalu Naura membuka kelopak matanya.

"Khemm, gue dari tadi bangun sih." Jawaban dari Naura membuatnya salting, dan juga telinganya memerah.

"Gue baru tau, kalo lo terpesona sama kecantikan gue? Eh btw pipi lo kenapa merah? Eh Tapi, lo keliatan makin ganteng Ken." Kalimat terakhirnya Naura tertawa, tertawa melihat wajah Kenan yang semakin memerah.

Kenan mengumpat dalam hatinya, dirinya mudah sekali baper, seharusnya wanita yang baper pada lelaki kenapa ini kebalik?

Buku yang pernah dibacanya bukan seperti itu, buku yang di bacanya begitu banyak perempuan akan baper ketika lelaki menggombalnya.

Kenapa ini berbeda? Dirinyalah yang malah sudah terjebak dalam kebaperan  Naura.

"Lo ngelamun apa Ken? Diem-diem bae?"

Kenan yang sudah sadar dari lamunannya, langsung menggelengkan kepalanya.  "Ra, kita berangkat sekolah, ini sudah jam tujuh," ujar seraya melihat jam yang ada di dinding.

"Iya juga sih, tapi wajar kita'kan ke apartemen jam dua pagi." Ya semua orang yang bergabung di ulang tahunnya Kenan.

mereka semuanya pulang larut malam sekali.

Dan berakhir keduanya tidur jam setengah tiga.

"Ayo Ra, kita siap-siap." Naura tak beranjak sedetik pun, malah gadis itu menarik tangannya Kenan yang ingin bangkit dari tidurnya.

"Lo, Ra-" mata Kenan terbelalak ketika Naura menciumnya tepat di bibirnya.

Naura masih mencium bibir Kenan dengan lembut, mengemut bibir atas dan bawahnya secara bergantian, lalu gadis itu menggigit bibir bawahnya membuat mulut Kenan terbuka dengan mudah lidah lentur itu menerobos dalam rongga mulutnya.

Tak lama Kenan membalas ciuman dari Nuara, keduanya saling mengecap, mengemut, saling berperang kedua lidahnya.

Seakan pasokan oksigen menipis, keduanya pun melepaskan tautan bibirnya. Keduanya dengan bernapas tersengal-sengal.

Cewek Bar-Bar & Cowok Kalem (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang