SEVEN

15.5K 1.5K 48
                                    

Happy reading bestiee!!🌷🖤

666

     Jeno menatap gadis di sampingnya yang sedari tadi enggan untuk keluar dari mobil. "Ayo keluar,"

     "Nunggu sepi dulu, Kalo lo mau keluar, keluar aja duluan,"

     "Enggak, gue nunggu lo."

     Gadis itu hanya bisa menghela napas pelan lalu mengangguk.

     Sudah hampir lima belas menit mereka di dalam, bukannya makin sepi kini malam makin ramai para murid yang berdatangan. "Sampe kapan? Ayo cepetan." karena merasa bosan Jeno memilih keluar terlebih dahulu.

     Alya dapat melihat jika Jeno berjalan kearah pintunya. Sungguh Alya tidak siap di hujat! "Cepet keluar," titah Jeno dengan wajah tanpa ekspresi.

     "Lo serius?" tanpa menjawab apapun Jeno menarik tangan gadis itu agar keluar, jantung Alya tambah berdetak tak normal saat melihat banyak pasang mata yang menatap kearah mereka berdua.

     Itu 'kan Alya, kok bisa mereka semobil?

     Kalo Baby tau pasti bakal rame nih!

     Kok Jeno mau ya semobil sama cewek urakan kaya dia

     Foto-foto woi! nanti kita masukin grub lambe turah

     Ckrek!

     Kalo Baby labrak Alya pasti seru!

      Bakal jadi trending satu nih di SMA kita, secara Jeno kakel ter populer!

     Gue dukung lo kok Al, semoga gak di labrak Baby yang gila hormat itu ya!

     Apa-apaan sih kok dukung pelakor!

     Alya menggaruk kepalanya yang tak gatal, gadis itu menatap Jeno yang tentunya saat ini tengah menatapnya. "Denger 'kan?" Jeno mengangguk cuek.

     "Nggak usah takut," Alya berdecak malas, "Siapa yang takut? gue?" lagi-lagi Jeno mengangguk.

     "Gue nggak secupu itu buat takut sama cewek lo, atau siapapun itu yang mau menindas gue!" sahut Alya dengan nada penuh penekanan.

     Bibir merah muda itu sedikit tertarik kala mendengar ucapan gadis di depannya.

     Alya melangkah pergi meninggalkan Jeno, dengan segera cowok itu menyamai langkahnya dengan Alya. Saat langkahnya sudah sama Jeno tak segan-segan untuk menggenggam tangan gadis itu.

     Alya sontak berhenti melangkah, gadis itu mencoba untuk melepas genggaman itu namun Jeno begitu kuat menggenggamnya. "Jen, lepas.. lo mau buat mereka berfikir yang enggak-enggak tentang gue?"

      "Gue nggak peduli, lagian yang gue genggam bukan istri orang." katanya seraya menatap wajah Alya lekat.

     Cowok itu kembali melangkah dengan Alya yang berada di sampingnya, sungguh Jeno tidak mempedulikan omongan mereka.

     "Gue bisa jalan sendiri ke kelas, lo nggak perlu repot-repot anter gue." Alya membuka suara.

     Tak ada jawaban dari Jeno. Padangan cowok itu hanya lurus kedepan, berjalan dengan tangan yang menggenggam kuat tangan mungil milik istrinya.

     Setelah melewati koridor dan melewati banyaknya orang yang menatap mereka, kini Alya sudah sampai di depan kelasnya. "Lo bisa masuk sekarang." Alya mengangguk lalu melangkah memasuki kelas.

     Senyum Agatha dan Aira tercetak jelas saat melihat pemandangan indah beberapa detik di depan pintu kelasnya. "Geli banget liat senyum kalian pagi-pagi," ucap Alya seraya menundukkan bokongnya di samping Agatha.

     "Gimana tanggapan mereka liat lo sama Jeno jalan bareng gitu?" tanya Aira penasaran.

     "Lo pikir aja sendiri gimana reaksi mereka, pastinya banyak omongan yang bikin gue muak!" sahut Alya dengan wajah merah padam.

     "Kayanya tambah seruh nih kalo tiba-tiba Baby dateng labrak lo," celetuk Agatha saat melihat wajah sahabatnya yang begitu merah menahan amarah.

     "Gue pasti bantu Al.., bantu doa maksudnya." sambung Aira di akhiri tawa lepas.

     Alya memutar bola matanya malas, gadis itu menghela napas pelan lalu menyugarkan rambutnya kebelakang.

666

     "Berita lo semobil sama Alya udah kesebar satu sekolah, Jen!!" kata Bagas heboh.

     "Terus?" sahut Jeno dengan wajah tenang.

     "Lo nggak peduli kalo Alya bakal di bully sama cewek lo?" celetuk Evan.

     Jeno menoleh kearah Evan, cowok itu menatap Evan lama. "Lo paham betul 'kan gimana sifat cewek lo? bisa aja dia nggak terima karena Alya semobil sama lo, apalagi beritanya udah ke sebar luas."

     "Bisa aja dia nyakitin Alya kapanpun dia mau, kaya kejadian tahun kemarin,"

     "Baby bully adik kelasnya karena cemburu. cemburu sama lo, padahal  niat dia baik cuma mau ngasih sapu tangan punya lo yang jatuh saat olahraga."

     "Lo masih inget 'kan gimana keadaan dia setelah Baby bully, keliatan kacau banget dan banyak memar di wajahnya sampe-sampe hidungnya nggak berhenti keluar darah."

     Jeno terdiam sejenak. Betul kata Evan, tapi untuk kali ini Jeno akan jamin jika Alya akan baik-baik saja, Alya adalah gadis yang pemberani tidak mungkin dia akan diam saat seseorang ingin menyakiti dirinya.

     "Gue nggak akan tinggal diam kalo sampe hal itu tejadi walaupun Baby orang yang gue sayang sekali pun."

    Evan dan Bagas saling melirik, senyum mereka terbit saat itu juga.

666

     "Tuh cewek makin lama makin nyebelin ya?" kata Baby lalu di anggukan oleh kedua temannya.

     Kini mereka bertiga sedang bersembunyi di balik pohon besar yang berada tak jauh dari parkiran. "Kok tumben lo diem aja, nggak mau lakuin sesuatu?" tanya Meyes membuat Baby menatap ke arahnya.

     "Maybe Baby takut kali sama Alya." celetuk Dinda tanpa sadar.

     Mendengar itu Baby sontak memukul kencang pundak Dinda. "Gue nggak pernah takut sama manusia mana pun, kecuali mama sama papah."

     "Dan jangan berpikir kalo gue diem, gue nggak punya rencana." sambungnya dengan senyum miring.

      Meyes tersenyum mendengarnya. "Nah gitu dong! mau lakuin apa? gue siap bantu lo!" ucapnya penuh semangat.

     "Gue juga siap!" lanjut Dinda.

     Baby tersenyum miring menatap mobil Jeno yang sudah melaju.

     "..."

666

     "Tadi di sekolah nggak ada yang macem-macem sama lo 'kan?" tanya Jeno setelah menelan makanannya.

     Alya yang sedang sibuk dengan makannya kini langsung menoleh kearah Jeno, sebelum menjawab gadis itu menyempatkan diri untuk menyeruput kuah mie instan miliknya. "Peduli apa lo sama gue?"

     "Gue cuma butuh jawaban lo."

      Gadis itu nampak mengangguk-anggukan kepalanya. "Gue, aman kok."

666

JENO [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang