TWENTY FOUR

10.4K 890 61
                                    

J E N O

           Sepasang netra coklat memandang kagum matahari yang mulai tenggelam, suara ombak yang menghantam batu karang terdengar begitu menenangkan. Sepasang mata indah itu terpejam kala semilir angin sejuk menghunus setiap inci wajah cantiknya.

Dari arah samping Jeno mengulum senyum, memandang Alya dari arah manapun tak mengurangi kecantikan gadisnya.

"Sunset ternyata lebih menarik dari pada aku?" Mendengar itu membuat Alya beralih menatap Jeno, cowok itu memasang senyum manisnya.

Alya bergeser mendekat kearah Jeno, menyandarkan kepalanya pada bahu suaminya. "Cemburu kok sama Sunset." Jeno terkekeh mendengar jawaban Alya.

"Aku selalu cemburu kalo itu nggak menyangkut tentang aku, Al." tuturnya lembut.

"Cemburu artinya cinta, kamu cinta sama aku?" Alya bodoh, kenapa masih bertanya? padahal semua perlakuan manis Jeno sudah membuktikan semuanya.

"Aku perlu jawab?" Dengan cepat Alya mengangguk, sebelum itu gadisnya meniduri kepalanya pada dada bidang Jeno memandang cowo itu dari bawah.

"Aku perlu jawab?" Dengan cepat Alya mengangguk, sebelum itu gadisnya meniduri kepalanya pada dada bidang Jeno memandang cowo itu dari bawah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Ilustrasi)

Tangan berurat itu mengusap lembut surai halus gadisnya, maniknya menatap tulus Alya. "Kamu lihat mata aku, orang di dalamnya selalu berhasil buat aku jatuh cinta dengan setiap perlakuannya."

"Jatuh cinta sama kamu belum pernah terpikirkan sebelumnya. Tapi,  ternyata episode jatuh cinta sama kamu selalu menjadi favorit di dalam hidup aku." Bibir Alya perlahan tertarik membentuk senyum.

"Kamu selalu punya banyak cara buat aku terus falling in love with you, ak—"

Ucapan Jeno terpotong saat Alya dengan tiba-tiba memeluk tubuhnya, menyembunyikan wajahnya pada perut sixpack Jeno.

Jeno merasakan tubuh gadisnya bergetar, tangannya menangkup wajah Alya yang sudah di lumuri oleh air mata. "Aku enggak perlu kata-kata pajang lebar buat jatuh cinta sama kamu, Jenooo ..." Isakan itu kembali terdengar, gadis itu semakin menangis memandangi wajah suaminya.

Jeno mengecup kedua pasang mata indah Alya, tangan kekar itu mengusap air mata yang kembali mengalir. "Udah nangisnya?" Benda kenyal itu mendarat pada pipi Alya, mengecupnya bertubi-tubi hingga merasa puas.

"Belum, aku masih terharu!" Gadis itu menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher Jeno.

"Terharu karna di cintai sama cowo ganteng kaya aku?" Alya memukul dada bidang Jeno kesal, "ihsss nyebelin!" Jeno tertawa pelan, tangannya memeluk tubuh mungil Alya dengan sangat erat.

JENO [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang