TWELVE

14.3K 1.3K 70
                                    

Happy reading bestiee!!🌷🖤

.
.

Aku akan selalu ada untukmu, sampai kamu tak ingin ada aku lagi di sisimu.

- Baby Shafira -

666

"Jeno, tunggu."

Suara lembut itu menyapa gendang telinganya, sentuhan dari jari lentik itu membuatnya menoleh sepenuhnya kearah Baby.

Manik mereka bertemu saling menyalurkan rindu yang perlahan terkubur oleh waktu.

"Kamu jauhin aku beberapa minggu ini, kenapa?"

"Aku ada salah?" tangan Baby mengguncang pelan lengan kekar Jeno, "aku nggak tahan kalo terus kamu cuekin kaya gini, tanpa kamu kasih tau salah aku dimana."

Setetes air mata terjatuh dari pelupuk mata Baby.

Melihat itu membuat hati Jeno sedikit teriris. Mau bagaimanapun Baby, gadis itu pernah menjadi alasan ia untuk tersenyum, gadis itu pernah ia perjuangkan cintanya.

Rasanya untuk Baby masih sama seperti dua tahun yang lalu, belum memudar.

Tangan kekar itu mengusap pelan pipi Baby. "Maaf."

"Tapi, lo udah larang janji yang kita buat dua tahun yang lalu."

Hanya itu yang Jeno ucapkan, setelah itu cowok itu melangkah pergi.

Tangan lentik itu terkepal kuat menatap punggung kekar kekasihnya. "Kamu berubah Jeno, dan Alya penyebab semuanya."

Langkah besar Jeno satu persatu menaiki tangan menuju rooftop.

Angin kencang menyapu permukaan wajahnya, ia melangkah mendekat kearah sofa yang sudah tak berbentuk, bokongnya ia jatuhkan di atas sana.

Cowok itu mengeluarkan satu batang rokok dari bungkusnya, Jeno mulai membakar ujung rokoknya.

Hembusan asap rokok melayang-layang terbawa oleh angin, tubuhnya ia sandarkan pada sofa dan wajahnya ia dongakkan menatap kearah langit.

Namun, beberapa detik mata itu terpejam menikmati angin kencang yang menyapanya.

Krek!

Pintu kayu yang terbalut oleh seng aluminium itu terbuka dengan cukup kasar, menampilkan dua manusia tampan yang berhasil menganggu ketenangan Jeno.

"Angin sampaikan rindu babang Bagas buat neng Aira!" pekik Bagas.

Evan menjitak pelan kepala Bagas. "Najis! Alay banget, bangsat!"

Bagas mengusap kepalanya, "yang nggak pernah jatuh cinta diem aja deh!" ejeknya.

"Nggak papa, dari pada lo menebar cinta di mana-mana!" sahut Evan tak mau kalah.

"Nyebut lo, lo nggak tau aja isi hati gue yang paling dalam," ucap Bagas mendramatis.

Mendengar itu sontak Evan belaga seperti orang ingin muntah. "Palingan isi hati lo, Nina, Ratu, Sri, Zura, bla bal bla."

Mendengar ucapan ngawur itu membuat Bagas menjitak kening Evan cukup keras.

"Sembarangan lo, anjir!"

JENO [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang