TEN

16.1K 1.3K 91
                                    

Happy reading bestiee!!🖤🌷

666

Gadis dengan piyama selutut itu tersenyum bangga, manik coklatnya menatap kulkas yang sudah tersusun rapih oleh aneka sayuran, cemilan, dan minuman kaleng milik Jeno.

Tangan mungil bergelang hitam itu menutup rapat pintu kulkas. Langkah kecilnya membawa ia menuju meja makan, jemari lentik itu mengambil handphone miliknya.

Ia membuka aplikasi bernama Spotify, jemari lentiknya menari diatas layar handphone mencari-cari musik yang saat ini menjadi candu baginya.

Karena kamu (Geisha) speed up

Musik itu berputar sempurna menyapa indra pendengarannya, apalagi volume yang full membuat Alya semakin semangat membersihkan area dapurnya yang sedikit berantakan.

Rambut yang tercepol asal kini sudah tergerai sempurna. Gadis itu dengan riang bergerak kesana kemari, sapu yang ia gunakan untuk menyapu kini sudah tidak ada harga dirinya lagi.

Jemari lentik itu menggenggam sapu bertangkai hijau dan mengangkatnya tinggi-tinggi, seolah-olah sebuah mic.

"KARENA MU SELALU, KARENA MU.., KU CEMBURU!"

"TERUSLAH MELANGKAH MELUPAKAN DIRINYA, TINGGALKAN DIA UNTUK KU SEKARANG,"

"SAATNYA TUNJUKKAN SEMUA TENTANG HATIMU, BAHWA AKULAH YANG PANTAS UNTUKMU,"

"HANYA KAMU DI SETIAP HELAAN NAFASKU,"

"Hanya kamu, hanya kamu." suara Alya mereda, gadis itu berdehem singkat saat merasakan sakit diarea tenggorokannya.

Sedari tadi manik hitam itu tak lepas dari pergerakan istrinya, senyum pada bibir berukuran sedang itu terukir namun setelah beberapa detik kembali kebentuk semula.

Kaki jenjang itu melangkah kearah dapur, dengan sekali klik musik yang mengganggu pendengarannya berhenti.

Manik gadis cantik itu menatap horor cowok bersarung didepannya.

"Lo bisa nggak sih? sehari aja, nggak ngusik hidup gue?!" suara cempreng khas gadis itu memenuhi seisi rumah.

Cowok bersarung dengan motif kotak-kotak itu berjalan melewatinya, membuka kulkas dan mengambil satu minuman kalengnya.

"Enggak." tuturnya santai, kaki jenjang itu berjalan kearah ruang tamu, meninggalkan Alya yang tersulut emosi karenanya.

Dengan hitungan detik emosi Alya meledak sempurna.

"JENO!"

Sementara di ruang tamu, cowok itu mengulum senyumnya. Ini yang Jeno tunggu-tunggu, saat bibir tipis istrinya tak berhenti menyebut namanya karena kesal kepada dirinya.

Jeno dengan lapang dada akan setia mendengarkan omelan istrinya bagaikan alunan musik.

666

Di kamar bernuansa abu-abu tua terdapat dua sejoli yang masih asik dengan dunia tidurnya, tidur mereka tidak terganggu walau sinar matahari sudah memaksa masuk ke celah kamarnya.

JENO [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang