Happy reading bestiee!!
666
Sudah lebih dari 30 menit Jeno dan Alya berdiri di atas terik sinar matahari. Akibat terlambat membuat mereka di hukum oleh guru kecintaan Alya, padahal mereka hanya telat 5 menit namun tetap saja mereka harus berdiri di depan tiang bendera ini.
Netra Jeno melirik gadisnya yang setia menyipitkan matanya akibat terik matahari, langkah besarnya melangkah lebih dekat dengan Alya.
"Al." Panggilan itu membuat Alya menoleh ke sampingnya. "Apa?" sahutnya, tangan mungilnya mengusap pelan keringatnya yang sudah membasahi permukaan wajahnya.
"Masih kuat?" tanya Jeno. Alya menggeleng jujur, "gerah, Jen ..." ucapnya dengan wajah memelas.
Jeno mengulum senyumnya, netranya melirik ke kanan dan ke kiri saat terlihat aman cowok itu memepetkan tubuhnya pada Alya. Tangan kekar itu mengusap setiap keringat yang membanjiri permukaan wajah gadisnya.
"Mau ke UKS aja?" Alya menggeleng, maniknya menatap fokus wajah Jeno dari bawah.
Jeno mengusap surai Alya yang sedikit lepek akibat berkeringat. Saat bibir cowok itu mendekat ingin mengecupnya dengan segera Alya memundurkan bibir cowok itu menggunakan telunjuknya.
"Di sekolah, Jen." Jeno terkekeh polos, "kalo deket kamu nggak tahan mau cium." Mendengar itu membuat Alya geli sendirian, kenapa Jeno jadi Alay seperti ini? mana Jeno yang dulu?
Decakan sebal dapat Jeno dengar, apalagi lirikan tajam dari Alya membuat Jeno gemas diam-diam. "Apalagi kalo mukanya bete gini, jadi mau aku terkam rasanya!" ujarnya menahan gemas.
Alya memutar bola matanya, kedua tangan mungilnya menutup kedua telinganya. "Aku nggak denger!" Jeno terkekeh geli, tangan besarnya menangkup wajah Alya dan mengunyel pipi gadisnya.
"Pulang aja yuk, aku mau kurung kamu seharian!"
"SEHARIAN APA JENO?!" Kedua sejoli itu tersentak kaget setelahnya Alya memasang senyuman penuh makna.
"Bapak pasti mau nyuruh kita masuk kelas kan?!" ucap Alya antusias.
Manik tajam lelaki berkumis itu tak membuat Alya gentar sedikitpun. "Seharian apa Jeno?" pak Wisnu bertanya lagi pada Jeno, mengacuhkan Alya.
Alya berdecak sebal karena di acuhkan.
"Seharian belajar sama Alya Pak," jawab Jeno. "Halah! mana mungkin?! kalian aja kalo Bapak liat pasti selalu pacaran!" Pak Wisnu mengeluarkan unek-uneknya.
"Mangkanya kaga usah di liat Pak!" celetuk Alya, senyumnya tak pernah kendur dari wajah cantiknya.
Bibir Jeno tertarik membentuk senyum mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Alya. "Ealah! mending kalian putari lapangan upacara sebanyak sepulu kali."
"What!!!" Respon berlebihan itu membuat pak Wisnu menatap Alya tajam, setajam silet.
"Bapak serius?"
"Oh ... atau mau bersih-bersih toilet?" Alya menggeleng kuat, "ya udah lari aja Pak, tapi. Lima putaran aja ya?" ucap Alya dengan wajah memohon.
KAMU SEDANG MEMBACA
JENO [New Version]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] [ON GOING] 18+ JENO [ALJEN] COMEBACK DENGAN VERSI TERBAIK, SEMOGA 🖤 Rank #1 cuek [25/10/2021] Rank #1 berani [25/10/2021] Rank #5 badboy [25/10/2021] Rank #6 nikahsma [25/10/2021] Rank #8 duka [12/11/2021] Rank #10 keraskep...