NINE

14.3K 1.3K 35
                                    

Happy reading bestiee!! 🌷🖤

666

Jam sudah menunjukan pukul 23.45 namun manik mata berwarna coklat itu belum juga merasakan kantuk. Ia membalikkan posisinya menghadap lelaki yang notabenenya adalah suaminya.

Sejak pulang sekolah tadi Jeno langsung memejamkan matanya, bahkan lelaki itu belum sama sekali menyentuh makan malamnya.

Sebenarnya Alya ingin sekali membangunkan Jeno, tetapi mengetahui satu kenyataan bahwa lelaki itu sangat sulit untuk di bangunkan, membuat ia mengurungkan niatnya.

Satu lagi, mereka masih melakukan perang dingin.

Tetapi saat ia tatap kembali wajah suaminya membuat hati kecilnya sedikit tergoyah, namun. Semua niat baiknya ia urungkan kembali.

Hingga kini jam sudah menunjukan pukul satu malam, namun Alya belum juga terlelap. Gadis itu menghela nafas pelan, ia tak mungkin mementingkan gengsinya yang begitu besar.

Tangan bergelang hitam itu menggoyangkan lengan kekar milik Jeno, "Jeno, lo nggak laper apa?" ujarnya sambil terus mengguncang tubuh kekar suaminya.

"Jen, bangun kek! lo belom makan tau! nanti kalo lo sakit gue harus ngomong apa ke bunda lo?"

Alya melamun beberapa menit,  membayangkan dirinya di ceramahi habis-habisan oleh Bunda Bella. Ia tak mau di cap sebagai istri yang tak mengurus suami.

Saat manik coklat itu kembali menatap Jeno, ternyata manik hitam pekat milik Jeno sudah lebih dulu menatapnya. Alya mati kutu di buatnya, manik gadis itu seolah-olah terkunci oleh manik hitam pekat milik Jeno.

"Kenapa, hm?" suara itu lolos dari bibir pink milik Jeno, Alya yakin jika para penggemar Jeno mendengarnya pastinya mereka akan jungkir balik di buatnya.

"Hm.., anu, itu, anu," Alya menghela nafas gusar, kenapa ia jadi gelagapan seperti ini, pikirnya.

"Anu, itu, anu, itu. Apa?" sial, suara Jeno terdengar begitu lembut menyapa indra pendengarannya.

Alya menahan debaran di jantungnya, gadis itu kembali menghela nafas membuat lelaki di depannya sedikit mengulum senyum.

"Gue udah siapin makanan di meja, terserah lo mau makan atau nggak. Tapi, kalo sampe lo sakit gue nggak mau di cap sebagai istri yang nggak ngurus suaminya." ujarnya tanpa Jeda.

Alya langsung mengubah posisi membelakangi Jeno, manik coklat itu tertutup sempurna.

Sementara Jeno bangkit dari kasurnya, lelaki itu menyelimuti tubuh mungil milik istrinya.

Ia membuka pintu bernuansa abu-abu muda, lelaki itu berjalan dengan langkah besarnya menuruni tangga.

Sampai di lantai bawah Jeno langsung saja menghampiri meja makan, lelaki itu membawa makanannya kearah ruang tamu. Setelah tv besar itu menyalah detik itu pula ia melahap nasi goreng buatan istrinya.

Suapan demi suapan masuk kedalam mulut Jeno, lelaki itu menenggak air putih dengan sekali tegakan.

"Gak enak." ucapnya saat sudah menghabiskan semua nasi gorengnya.

JENO [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang