TWENTY THREE

11K 896 111
                                    

Happy reading bestiee!

Andai hati ini bisa pake helm kayanya aku gak bakal kesakitan kalo jatuh cinta ke kamu.

— Jeno Erlangga —

666

          Kehidupan Jeno kini sudah berubah drastis sejak bersama Alya, gadis yang dulu Jeno pikir sangatlah menganggu ketenangannya kini malah berhasil mengganggu hati dan pikirannya.

Bundanya memang tak salah pilih dalam menentukan pasangan hidupnya, buktinya bersama Alya membuat ia lebih bersemangat dalam menjalani hari-hari. Seperti pagi ini, cowok itu sudah bergelayut manja pada bahu istrinya, tangan kekarnya melingkar sempurna pada pinggang ramping Alya.

Kecupan pada leher putihnya Alya terima, namun gigitan kecil itu membuat Alya mengetuk kepala Jeno menggunakan spatula yang ia genggam. "Sakit tau!" omelnya, Alya mengusap lehernya yang sedikit memerah akibat ulah Jeno.

"Abisnya gemesin!" jawabnya, tangannya semakin erat memeluk Alya dari belakang.

Alya bergeming malas, kembali melanjutkan pekerjaannya memasukan sayur bayam kesukaan Jeno kedalam mangkuk. Walaupun sedikit susah bergerak karena pelukan pada pinggangnya namun Jeno sangatlah keras kepala, cowok itu tak mau melepaskan pelukan ini sampai acara masak Alya selesai dan setiap pagi kegiatan ini terus terulang.

"Sayang, kita kapan punya bayi gemes?" tanya Jeno, Alya yang sedang menuangkan minyak tiba-tiba saja terhenti. "Hah?"

"Bayi gemesss! kapan kita punya bayi gemes?" ulang Jeno.

Alya berdecak. "Kamu aja udah kaya bayi, mana sanggup aku ngurus dua bayi sekaligus? bisa-bisa nanti rebutan susu!" kata Alya.

"Aku enggak pernah minta susu ke kamu. Emangnya boleh?" tanya Jeno, cowok itu tersenyum polos.

"Boleh apa?" Alya belum konek, "minum susu," ucap Jeno, hidung mancungnya ia gesek pada permukaan leher Alya membuatnya bergidik geli.

"Bolehlah, kan biar sehat," sahut Alya, gadis itu melangkah mendekat kearah kulkas dan membukanya, "mau yang mana?" Alya mengambil dua susu kotak, rasa coklat dan warna putih.

Jeno melepaskan pelukan itu lalu menghela napas kecewa, bukan itu yang Jeno maksdu. "Aku enggak mau yang itu, tapi yang ini!"

Mata Alya melotot sempurna, ia menepis tangan Jeno yang menunjuk kearah buah dadanya. "Kamu ada-ada aja, mana enak sih?!" Alya mengusap wajahnya yang memerah.

"Aku bisa jamin, enakan punya kamu dari pada susu itu." katanya penuh keyakinan.

Alya tertawa hambar, "enggak usah ngaco, masih pagi." Mata Jeno menyipit. "Berarti kalo malem boleh ya, yaaa??"

"Boleh, nanti aku bikinin susu coklat sebelum bobo." Jeno menghela napas sebal, "bukan susu coklat, tapi susu kamuuuu!!!!" Alya menutup bibir cowok itu menggunakan tangannya. "Oke. Susu aku, nanti malem. Puas??"

Dengan senyum megarnya Jeno mengangguk penuh semangat, jadi tak sabar nanti malam.

"Sekarang aja, boleh nggak?" tutur Jeno tak tahu diri, sudah di kasih hati malah minta jantung.

JENO [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang