EIGHT

15.1K 1.4K 45
                                    

Happy reading bestiee!!🖤🌷

666

Dari arah lantai dua terdapat Alya, Aira dan Agatha yang sedang melihat anak kelas XII IPS 2 berolahraga, sejak itu pula Aira tampak kesel karena melihat Bagas yang selalu menggoda teman seangkatannya dengan gombalan mautnya.

Sedangkan Alya dan Agatha hanya bisa menahan tawa melihat raut wajah Aira yang sedang menampung kekesalan. "Nggak ada gunanya lo ngedumel disini kalo nggak langsung lo samperin," kata Alya.

"Kalo gue jadi lo udah gue gamparin tuh cowok, bener-bener buaya level tak terbatas!" celetuk Agatha yang ikut terbawa emosi.

"Emang kampret tuh cowok! liat aja nanti!" ucapan gadis itu penuh penekanan dan ancaman.

Sedangkan di bawah sana Jeno dan Evan sudah muak mendengar gombalan-gombalan basi yang selalu Bagas berikan kepada cewek-cewek yang melewati mereka.

"Neng Ratu makin kinclong aja nih, pake skincare apasih?"

Mendengar pujian yang di lontarkan oleh Bagas membuat wajahnya memerah karena malu, gadis itu hanya melewatkan Bagas dengan senyum yang mengembang.

Bagas terkekeh geli karena sudah banyak sekali mangsa yang ia dapat hari ini. Sedang asik-asik menggoda pandangan cowok itu tak sengaja tertuju pada gadis yang minggu lalu baru ia tembak.

Cowok itu memutuskan pandangannya lalu menatap kedua temannya dengan jantung berdekat tak karuan. "Anjir.., ketauan gue," gumamnya yang dapat di dengar oleh kedua temannya.

"Lo kenapa? Kesambet?" tanya Jeno seraya mengerutkan kedua alisnya, merasa bingung dengan tingkah temanya yang seketika berubah.

"Aneh banget lo kaya abis keselek bakwan!" celetuk Evan tak lupa tertawa geli karena melihat wajah lawak Bagas yang begitu pucat.

Tak sanggup berkata-kata Bagas hanya bisa mengode kepada kedua temannya lewat mata, belum beberapa detik Jeno dan Evan menatap kearah yang sama.

Disana terlihat Aira yang sedang menatap mereka dengan tatapan tajam. Namun tatapan Jeno beralih pada Alya yang melihat kearah lain.

"Mampus!" umpat Evan, rasanya sangat puas ketika melihat wajah pucat Bagas.

Bagas memukul kencang lengan Evan karena merasa jengkel. Cowok itu memilih pergi meninggalkan kedua temanya, sepertinya ini adalah hari tersial pikirinya.

Jeno dan Evan mengikuti langkah besar Bagas yang kini mengarah ke kantin.

Mereka berjalan berdampingan, terdengar suara riuh saat mereka bertiga memasuki kantin. Pujian serta pujian dapat mereka bertiga dengar, senyum Bagas selalu mengembang saat ada beberapa cewek yang menyapanya.

Jeno dan Evan tetap cool demi menjaga imagenya.

"Sumpah bukan temen gue," Evan bergidik ngeri melihat tingkah Bagas.

"Belum beberapa menit udah kumat lagi nih orang." Jeno menggelengkan kepalanya tak habis fikir.

Melihat Bagas yang masih asik dengan dunianya, Jeno dan Evan memutuskan untuk memesan makanan terlebih dahulu.

Sambil menunggu makanannya datang Jeno mengeluarkan ponsel dari saku abu-abunya, cowok itu membuka aplikasi WhatsApp dan mencari nama seseorang yang kini terus berputar di dalam pikirannya.

Alya

Saat nama itu keluar Jeno segera mengirimkan pesan untuk gadis itu.

gak ke kantin?
10:45

JENO [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang