ELEVEN

14.5K 1.3K 71
                                    

Happy reading bestiee!!🌷🖤

666

Hari Senin adalah hari termalas seluruh makhluk dunia, termasuk gadis yang kini masih tergulung oleh selimut bermotif hello Kitty.

Dengkuran halus itu menyapa indra pendengarannya, Alya menatap wajah damai suaminya.

"Nggak kerasa ya, udah sebulan lebih gue tinggal serumah sama ni cowok." Elusan pada pipi Jeno berakhir tepukan keras yang Alya berikan.

Manik hitam itu terbuka paksa, ia menatap heran manusia di depannya. "Kenapa?"

Alya bangkit dari kasurnya. "Bangun, mandi, abis itu turun kebawah sarapan."

Langkah kecilnya membawa ia menuju lemari besar yang lumayan jauh dari kasurnya, mengingat kamar Jeno yang lebih luas dua kali lipat dari kamarnya.

Alya meletakan seragam putih abu-abu miliknya dan milik Jeno di atas ranjang.

Gadis dengan baju tidur bermotif polkadot itu melangkah masuk kamar mandi, sementara Jeno masih enggan untuk bangkit dari kasur kesayangannya.

Dua puluh menit Alya di kamar mandi membuat si tampan bosan menunggu. Namun, tak berselang lama gadis itu keluar dengan handuk putih yang melilit pada kepalanya.

"Sono mandi, cepetan! gue mau buat sarapan dulu, itu baju seragam udah gue siapin ter—"

"Bawel," potong Jeno. Alya mendengus sebal, gadis itu melangkah keluar kamar.

"Nggak bunda, nggak istri sendiri, sama-sama bawel." monolognya sambil berjalan menuju kamar mandi.

Sementara di lantai satu, Alya masih asik dengan pekerjaannya di dapur.

Wangi yang di hasilkan oleh nasi goreng buatannya benar-benar memenuhi seisi dapur.

Tak menunggu waktu lama, dua piring nasi goreng sudah siap di sajikan di atas meja makan.

"Jeno buruan sarapan!" teriakan maut istrinya menembus masuk kedalam kamar mereka.

"Buruan napa! nanti kita telat kesekolah!" teriak gadis itu lagi.

Jeno dengan malas keluar kamar, kaki jenjangnya menuruni tangan. Apa Alya bilang? takut telat? padahal telah sudah menjadi makanan sehari-hari gadis itu, pikir Jeno.

Sampai di meja makan Jeno menarik kursi untuk ia duduki. Manik coklat itu menatap sosok di depannya yang sudah siap menggunakan seragam putih abunya.

Manik Alya tak lepas dari cowok di hadapannya, apalagi saat suapan pertama masuk kedalam mulut cowo itu, maniknya semakin fokus pada Jeno seorang.

"Gimana?" tanya Alya dengan sorot mata berharap.

Manik hitam itu kini menatap Alya. "Apanya?"

Alya menghela nafas mencoba lebih sabar menghadapi si tampan. "Nasi goreng buatan gue lah! gimana rasanya?" Sorot mata Alya kembali berharap menatap suaminya.

"Bisa aja." sahutnya enteng.

Mendengar respon Jeno Alya memutar bola mata malas, ia kembali fokus pada sarapannya sendiri dengan wajah tertekuk.

JENO [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang