Sembilan
Laqueta memegang kepalanya yang terasa pusing, daritadi dia hanya tiduran saja karena badannya terasa lemas, mungkin efek karena tidak tidur semalaman ditambah terus menangis.
"Makan dulu, Nak. Sedikit aja, baru minum obat," ucap Mina yang datang dengan membawa nampan berisi makanan.
Laqueta duduk dengan perlahan lalu mengambil alih piring dari sang bunda, sebenarnya Laqueta tidak memiliki selera makan tetapi dia memang harus makan.
Suapan pertama Laqueta telan dengan susah payah, selain pahit makanan itu juga membuatnya mual.
"Sudah," ucap Laqueta setelah memasukkan dua suap makanan ke dalam mulutnya.
Mina kembali mengambil piring dari anaknya dan memberikan obat, Laqueta sedang sakit jadi Mina maklum jika dia tidak ingin makan.
"Tidurlah."
Dalam tidurnya Laqueta merasa ada yang mengusap kepalanya, dengan mata yang terasa berat untuk terbuka, Laqueta melihat orang itu. Meesam.
"Tidurlah, aku akan menjagamu di sini," ucap Meesam lalu mengecup pelipis Laqueta sekilas.
Laqueta menggeleng pelan, mana bisa dia tidur kalau diperhatikan seperti ini. Wanita itu berusaha bangun walaupun kepalanya terasa pusing, Laqueta menahan ringisannya karena tidak ingin Meesam tau bahwa dia merasa tidak baik.
"Pelan-pelan aja," ucap Meesam seraya membantu Laqueta untuk duduk.
Setelah Laqueta bersandar pada headboard, Meesam memegang telapak tangan Laqueta yang terasa dingin lalu menggosoknya dengan tangannya sendiri agar Laqueta merasa hangat.
"Kamu sakit, kenapa nggak bilang ke aku?" tanya Meesam lembut, dia masih berusaha sabar walaupun kenyataannya dia lumayan kesal dengan sikap Laqueta yang seperti ini.
Laqueta tidak menjawab pertanyaan yang diajukan Meesam, ia hanya bergumam dan memejamkan matanya, rasa pusingnya tetap menyiksa walau sudah lumayan berkurang.
"Kita ke rumah sakit, ya?"
"Enggak." Laqueta menjawab dengan suara pelan.
"Ta jangan keras kepala, kamu lemes gini, kata bunda juga kamu tadi cuma makan sedikit."
Laqueta tidak menjawab ucapan Meesam, rasanya malas saja jika harus membalasnya, lagipula hal itu tidak penting, setidaknya bagi Laqueta.
Meesam yang geram langsung menggendong Laqueta dan membawanya keluar kamar, Laqueta yang tiba-tiba digendong terkejut dan memberontak agar segera diturunkan.
"Turunin," pinta Laqueta dengan suara yang sudah serak, wanita itu sudah ingin menangis karena Meesam memaksanya seperti ini.
"Kamu lagi sakit, jangan ngebantah. Aku ini suami kamu."
Air mata Laqueta sudah menetes, dia tidak suka dipaksa seperti ini oleh Meesam. Jika Laqueta tidak mau, maka jangan memaksanya, Laqueta merasa suaranya tidak dianggap penting oleh Meesam.
"Kalian mau kemana?" tanya Mina ketika melihat menantunya sedang menggendong Laqueta seperti itu.
"Ke rumah sakit, Bun, Meesam takut Laqueta kenapa-napa kalau dibiarin," jawab Meesam.
Mina mendekati Laqueta dan terkejut ketika melihat anaknya menangis.
"Laqueta sakit banget, Nak?" tanya Mina dengan khawatir, tumben saja anaknya menangis seperti ini.
"Nggak mau ke rumah sakit," jawab Laqueta pelan, dia berharap Mina akan menolongnya dan mencegah Meesam membawanya.
"Kamu ini, jangan kayak anak kecil Laqueta," tukas Mina.
"Kalian pergi saja, biar anak-anak Bunda yang jagain. Jangan dengerin Laqueta, Meesam, dia kayak anak kecil."
Meesam mengangguk seraya tersenyum tipis, Mina ikut keluar rumah untuk membuka pintu mobil.
"Hati-hati, ya."
"Oma, papi sama mami mau kemana?" tanya Ojwala yang melihat orang tuanya pergi tanpa mengajak mereka.
"Papi sama mami mau ke rumah sakit, mami lagi sakit," jawab Mina lalu memegang tangan Ojwala untuk membawa cucu pertamanya itu masuk ke dalam rumah.
"Mami sakit apa, Oma? Nggak parah, kan?" tanya Ojwala lagi.
"Enggak, kamu tenang aja. Mami cuma kecapean," jawab Mina lembut.
Ojwala berpikir, apa maminya sakit karena mengurusnya dikedua adik kembarnya yang nakal itu?
🐬🐬🐬
Ogya bermain robot bersama kakeknya, sedangkan Ochi sibuk dengan beberapa boneka barbienya, gadis kecil itu seolah tenggelam dalam permainannya, buktinya dia tidak peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya.
Ojwala menghampiri Ochi lalu mengguncang tubuh adiknya itu agar ia segera sadar dunia khayalannya.
"Abang ngapain sih? Ochi nggak pernah ganggu Abang main, tapi Abang malah ganggu Ochi," kata Ochi tak sadar diri, padahal dia sangat sering mengganggu Ojwala.
Namun karena Ojwala sedang ingin serius, dia mengabaikan ucapan Ochi.
"Ochi, mulai sekarang Ochi nggak boleh nakal lagi, kalau Ochi nakal terus nanti mami sakit."
Ochi tidak menjawab ucapan Ojwala karena abangnya itu sudah sering seperti ini, jadi Ochi tidak khawatir lagi. Santai aja.
"Ochi dengerin abang, nggak?"
Ochi menatap Ojwala sekilas lalu mencubit pipi abangnya itu seraya tertawa. "Abang cerewet."
Ogya dan Beni tertawa mendengar ucapan Ochi, Ojwala yang kesal langsung menarik rambut Ochi dengan pelan.
"Abang jahat! Abang nakal! Rambut Ochi jadi berantakan. Nanti Ochi laporin ke mami sama papai kalau Abang nakal."
"Eh, jangan. Jangan dilaporin," cegah Ojwala, padahal niatnya tadi adalah memberi pengertian kepada Ochi agar tidak menyusahkan Laqueta, malah berakhir seperti ini.
"Biarin aja, Abang nakal, sih."
"Jangan dong Ochi cantik, kamu makin cantik kalau nggak ngadu ke mami sama papi."
Ojwala takut jika Laqueta akan semakin sakit jika Ochi mengadu, Ojwala sangat khawatir dengan keadaan Laqueta.
"Abang, nanti Ochi nggak laporin Abang ke mami sama papi, tapi beliin sate, ya?"
Ochi menatap Ogya dengan kesal, enak saja dia ingin membatalkan aduan Ochi demi sate.
"Oke, nanti Abang beliin sate." Ojwala setuju.
Ochi bangkit dari duduknya lalu mendekati Ogya. "Sekalian ice cream sama permen," bisik Ochi.
"Ice cream sama permen juga, ya, Bang." Ogya menyampaikan pesan Ochi, walaupun sebenarnya adiknya itu bisa mengatakannya secara langsung. Namun, Ochi gengsi.
Ojwala mendengus, dia malah dimanfaatkan oleh kedua adiknya. Walaupun begitu. "Iya-iya Abang beliin sekalian."
"Ochi sayang Abang," seru Ochi lalu memeluk Ojwala dengan erat.
Ojwala yang memang sangat menyayangi Ochi tidak ragu untuk membalas pelukan itu.
"Abang juga."
🐬🐬🐬
Gimana part ini?
Minggu, 10 Oktober 2021
Revisi: Rabu, 5 Juli 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Byakta Family [Selesai]
General FictionIni kisah Laqueta setelah menikah, aku sarankan untuk membaca cerita 'Laqueta' terlebih dahulu ❤ Sifat Laqueta tidak akan bisa berubah walaupun status dan kehidupannya telah berubah. Setelah memiliki keluarga kecil yang tampak sempurna, Laqueta teta...