Tiga belas
Jika dua orang berdebat dan tidak ada yang mau mengalah, maka ketegangan pasti akan melingkupi mereka, siapapun itu.
Meesam dan Laqueta sama-sama menganggap bahwa pikiran mereka itu benar, tidak memikirkan ataupun mencoba untuk memahami perasaan pasangan.
"Mami, kenapa daritadi Mami diam aja?" Ochi bertanya karena suasana rumahnya mendadak berubah, rumah yang biasanya hangat tiba-tiba menjadi dingin tanpa anak itu ketahui apa penyebabnya.
"Nggak apa-apa sayang, Mami cuma capek," jawab Laqueta seraya mengusap lengan Ochi dengan lembut.
"Kami nakal ya, Mami?" Ojwala yang sangat perasa bertanya.
"Enggak kok. Kalian anak yang baik."
"Kalau gitu Mami capek karena kerja, ya? Mami nggak usah kerja aja, mamanya teman Ogya juga nggak kerja."
Walaupun Ogya mengatakan itu tanpa berniat untuk menyakiti perasaan Laqueta, tetapi tetap saja Laqueta merasa tertohok. Masalah itu masih belum selesai sehingga perasaannya menjadi tidak karuan, dan sekarang Ogya ikut membahasnya.
"Papi udah pulang," seru Ochi lalu berlari menghampiri Meesam.
Meesam merentangkan tangannya lalu memeluk Ochi dengan erat, Ochi tertawa ketika Meesam menggigit kecil hidungnya.
"Papi kok pulangnya lama? Biasanya Papi selalu pulang sore," tanya Ojwala, dia memang seperti itu, jika ada sesuatu yang mengganjal dan tidak seperti biasanya, maka dia tidak segan untuk bertanya.
"Papi ada pekerjaan tambahan, Nak. Makanya pulangnya lama."
Saat ini memang masih belum terlalu malam, baru pukul setengah delapan malam, namun karena hal ini baru terjadi, makanya anaknya sampai mempertanyakan hal itu.
Meesam berjalan hingga sampai di sofa tempat Laqueta duduk dan menurunkan Ochi di sana, sebenarnya Meesam ingin sekali bicara pada Laqueta, tetapi pikirannya mencegah Meesam melakukan itu.
"Papi mandi dulu, ya. Kalian jangan nakal." Memang dari ucapannya tadi, Meesam seolah bicara pada anaknya, tetapi sebenarnya Meesam mengatakan itu untuk memberitahu Laqueta, walaupun tidak secara langsung.
"Oke, Papi."
Laqueta menatap punggung Meesam yang menjauh, pria itu tidak seperti biasanya dan Laqueta memaklumi hal tersebut, bagaimana mungkin Meesam akan bersikap seperti biasa setelah semua yang ia katakan kemarin. Meesam pasti kecewa padanya dan Laqueta sadar bahwa itu karena dirinya sendiri.
"Papi kok nggak ngomong sama Mami?" Lagi-lagi Ojwala menanyakan hal yang tidak bisa Laqueta jawab dengan jujur.
"Papi pasti gerah, makanya pengen cepat-cepat mandi."
Ojwala mengangguk karena ia menerima jawaban yang diberikan Laqueta.
"Ochi sini, kamu harus belajar baca," ucap Laqueta setelah mengambil satu buku cerita yang terletak di meja.
"Nggak mau, Ochi udah bisa baca Mami," tolak Ochi tanpa pikir panjang, mana mau dia belajar membaca.
"Kamu belum lancar, ayo sini belajar."
Ochi berlari ke kamar Laqueta untuk mencari Meesam agar mendapat perlindungan.
"Mami ajarin Ojwala aja, Ojwala mau belajar lagi Mami."
Laqueta mengangguk sambil tersenyum.
"Ojwala ambil buku dulu, ya."
🐬🐬🐬
KAMU SEDANG MEMBACA
Byakta Family [Selesai]
General FictionIni kisah Laqueta setelah menikah, aku sarankan untuk membaca cerita 'Laqueta' terlebih dahulu ❤ Sifat Laqueta tidak akan bisa berubah walaupun status dan kehidupannya telah berubah. Setelah memiliki keluarga kecil yang tampak sempurna, Laqueta teta...