Bagian 16

70 5 0
                                    

Now playing:Jadikan aku yang kedua-Astrid

  

   Siang di akhir pekan menurut Mentari sangat membosankan. Siang ini,ia melihat Maya keluar dari kamar. Terlihat rapi.

"Mama mau kemana?"tanya Mentari yang menahan tangan sang ibu. Maya pun menoleh dengan tatapan sendu.

"Mama hari ini ke pengadilan. Sidang pertama"jawab Maya lirih berusaha menahan air mata.

Mentari pun memeluk erat sang ibu dan mencoba memberi kekuatan,
"hati hati ma..Mentari ikhlas kok demi kebahagiaan mama papa,tapi Mentari juga gak kuat ma"ujar Mentari yang sekarang sudah bersimbah air mata.

Ia terlalu sensitif untuk urusan perasaan.

Maya pun mengelus surai sang anak.
"mama namain kamu Mentari Lavender karena apa ayo?masih inget kan?",
Mentari mendongak seraya mengangguk pelan.

"Mamu tuh harus kuat dong. Bunga Lavender itu ibarat kamu,harus anggun,tegar dan kuat ya!titip Aytari"sontak Mentari menangis. Runtuh sudah pertahanannya selama ini. Melihat keluarganya sudah hancur berantakan.

"Jangan nangis,nak. Mama semakin merasa bersalah",

"MEMANG MAMA SALAH!". Aytari tiba tiba membuka suara saat keluar dari kamarnya. Ia panas melihat ibunya.

Maya pun berjalan ke arah Aytari bermaksud memeluknya tapi ditepis oleh Aytari.

"Mama egois!lihat sekarang papa pergi!"teriak histeris Aytari.

Mentari pun berusaha menenangkan sang adik.
"Ay lo gila?!ini nyokap lo!sadar!"sentak Mentari yang menahan pergerakan Aytari.

"Permisi bu Maya",seseorang tiba tiba masuk ke dalam rumah yang sedang ada pertengkaran sengit itu.

"Ehm maaf bu,ini saya sebentar lagi berangkat"ujar Maya kepada sang pengacara. Pengacara itu pun tersenyum hangat.

"Ini anak bu Maya?"tanya sang pengacara.

"Lerkenalkan saya Regina,pengacara pihak bu Maya".

Mentari kaget ketika melihat kedatangan Regina,mama Angkasa.

"Tante..Mama Angkasa bukan?"tanya Mentari sopan.

"Iya,Kamu satu sekolah sama anak saya ya?"tanya Regina ramah.

Mentari pun mengangguk,"saya Mentari tante".

"Oh?!Mentari Lavender?pacar Angkasa?"tanya Regina lagi. Mentari tersenyum canggung.

Melihat itu Regina tertawa tipis,"baiklah kita bisa sambung lain kali. Bu Maya,ayo!jadwal sidang setengah jam lagi"ucap Regina.
Maya pun mengangguk.

Setelah berpamitan dengan kedua anaknya,ia pun masuk ke dalam mobil Regina dan meluncur jauh.

"Aya gue gapernah ngajarin lo gak sopan kayak gitu!"kini,Mentari sedang menatap tajam sang adik yang duduk di sofa dengan santai.

"Ck!gue gak pernah minta di didik sama kakak macem lo!"sentak Aytari yang langsung masuk ke kamarnya. 

Tubuh Mentari pun jatuh. Ia lemas seketika,ingin menangis tapi air mata pun sudah lelah untuk keluar.

Mungkin banyak yang setuju,menjadi anak pertama adalah tantangan yang cukup sulit,apalagi terlahir sebagai perempuan. Menjadi tempat memikul beban masalah,pelampiasan dosa sang adik,dan tentunya harapan besar keluarga.

SunSky(Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang