Bagian 26

67 3 0
                                    

   

   Burung burung berkicau menandakan Mentari harus buru buru ke sekolah,mengingat ini adalah hari terakhir ia mengikuti ujian kenaikan kelas. Ia juga bersemangat karena pulang sekolah hari ini,teman temannya mengajaknya karaoke di dekat sekolah mereka. Untuk pelepasan kelas 10 kata Adrian.

"Woy abang kampret!balikin seragam gue yang lama!"Mentari mengernyit heran ketika mendengar suara Aytari yang berteriak memanggil Bumi.

Mentari menebak bahwa Bumi sedang menjahilinya sekarang.

"Ck!bang,kasih aja apa yang Aya mau"ujar Mentari saat keluar dari kamarnya. Ia bisa melihat Maya tengah terkekeh mendengar keributan dari abang beradik itu.

"Gak mau gue!masa dia mau pakai seragam super ketat kayak gini!otaknya mana coba!"seru Bumi dengan emosi meluap luap.

Aytari mencubit keras sang abang dan merebut gantungan seragamnya itu. Mentari bersyukur setidaknya Aytari banyak perubahan. Pastinya setelah Lucky menyatakan perasaanya 2 hari yang lalu.

~




"Aytari!"teriak Lucky saat itu. Sekolah sedang sepi karena memang waktu ujian telah selesai. Aytari yang berjalan bersama Galang menoleh ke arah Lucky seraya tersenyum manis. Ia pun menarik lengan Galang yang ogah ogahan menuju ke arah Lucky.

Lucky yang dikawal oleh Adrian dan Haykal juga mendekat ke arah Aytari. Kalau ditanya,Lucky memang sudah berjuang walaupun dengan cara yang amat singkat dan padat. Seperti irit bicara,tidak peka dengan godaan Aytari,bahkan tidak mengerti bagaimana cara mengungkapkan perasaan ke cewek sampai harus di ajarkan oleh Angkasa dan Adrian.

"Woi Uky bego banget,sa!gemes gue"Adrian mendelik kesal melihat Lucky yang terlalu cuek. Angkasa menggeleng gelengkan kepalanya. Lantas dia pun duduk menghadap ke arah Lucky yang duduk bersama Haykal sementara di samping Angkasa ada Adrian yang kehabisan kata menceramahi Lucky.

"Gini ya goblok,jangan gengsi jadi orang. Kalau lu suka,bilang. Kalau mau A bilang,gak mau B bilang,jangan kebanyakan diem dan nunggu Aytari yang gerak. Lo cowo bro!harusnya lo lah yang ngejar"ucap Angkasa menjelaskan panjang lebar.

Padahal,sampai detik itupun,dia dan Mentari belum kunjung berbaikan dikarenakan Putri selalu menyita waktunya. Memang aneh bagi Angkasa,karena Mentari yang biasanya selalu mendatanginya disaat ada masalah malah tak ada kabar sama sekali.

Lucky hanya mengangguk angguk ketika Teman temannya itu menceramahinya,ia pun sekilas melirik ke arah Angkasa,
"lo sendiri kapan sadar diri?"

~



Balik kembali ke kondisi rumah Mentari saat ini. Aytari keluar dari kamarnya setelah memakai seragam ketat kesayangannya. Walaupun ia bisa melihat Bumi menatapnya dengan tatapan tajam,ia hanya mencibir Bumi dengan wajah songongnya. Hari ini,rumahnya cukup ramai. Oma mereka datang untuk membawakan makanan untuk mereka.

"Bumi,sudah dapat kabar dari Bulan belum?"tanya Sarah sang Oma yang sedang makan itu. Bumi mengernyit heran. Pasalnya,kakaknya itu selaku cucu pertama memang sangat sibuk. ka bekerja di bagian kepolisian sebagai detektif intelijen di Batam,bersama Antariksa sang ayah dan ibunya,Jania. Jania adalah kakak pertama dari Maya.

"Loh?emang dia ngapain kesini ma?"tanya Bumi. Tumben sekali seorang Alextha Bulan Anjani mau disuruh meninggalkan pekerjaannya itu. Bulan ini memang sedikit angkuh mirip seperti Aytari. Tapi aslinya Bulan adalah seorang yang hangat. Karena memang tugasnya sebagai detektif memaksanya untuk bisa mengatur mimik wajah.

"Wah?!bagus dong Kak Bulan kesini,biar bang Bumi pulang!"ledek Aytari yang membuat Bumi ingin sekali menggigit adik kecilnya itu.

Tapi percayalah,Bumi ini menyayangi cucu terakhir itu.

SunSky(Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang