"Aku merindukanmu,Berapa lama aku harus menunggu
Berapa malam lagi aku harus terjaga
Agar aku dapat melihatmu"-
Now playing:Spring Day,BTS.
Mentari memang akan pulang,tapi tetap saja dia tak bisa meninggalkan pekerjaannya. Maka,ia akan kembali setelah selesai dengan event kantor yang sudah ia tandatangani.
"Sebenarnya lo bisa aja pergi kalau mau"ujar Aura yang sedang sibuk menyuapi Gladis,batita kecil yang berada di sampingnya. Kini,mereka semua sedang berkumpul di meja makan untuk sarapan,hari ini ada event penting dikantor Namjohan.
"Hey anak papa sudah rapi". Farhan duduk disamping Mentari dengan setelan jas rapinya. Hubungannya dengan sang ayah sudah membaik sejak dia tinggal disini,rumah sang ayah. Aytari pun begitu,adiknya itu sedikit demi sedikit beranjak dewasa.
Aura dan Namjohan memang sengaja datang kesini untuk menjemputnya sekalian numpang sarapan. Kadang juga,Mentari akan menginap dirumah Aura bersama dengan tante Alda.
"Papa yakin kamu udah siap buat pulang. Papa harap,kamu bisa berdamai dengan masa lalu"ujar Farhan seraya mengelus rambut pirang Mentari. Mentari hanya tersenyum sekilas. Setelah selesai dengan sarapannya,diapun pergi menebus Jakarta yang padat bersama dengan kakak iparnya,Namjohan.
"Abang tau sulit ya buat kembali?tapi trust me,u can do it. Okey?". Mentari mengangguk pasti.
Memang sudah seharusnya dia kembali.
_
Mentari keluar dari suasana ramai gedung yang sedang mengadakan event itu. Setelah berpamitan dengan Namjohan,Mentari dengan cepat meninggalkan event yang sudah tidak terlalu dipadati banyak orang.
Mentari berjalan kecil ke dalam sebuah cafe dilantai paling bawah gedung. Rasanya perutnya butuh energi karena event tadi cukup membuat tubuh Mentari sedikit berat karena mengurusi beberapa klien dan mendengar dengan seksama materi meeting. Sungguh pengalaman luar biasa karena dia bisa mendapat banyak materi.
"Saya pesan vanilla latte sama slice of chocolava ya mba"pesan Mentari ketika sudah mendudukan bokongnya di salah satu meja didekat pintu masuk.
Mentari menikmati semilir angin yang menyentuh kulit wajahnya. Seketika,ia melepas penatnya tadi saat didalam gedung. Tinggal di Jakarta selama 2 tahun mampu membuat Mentari nyaman walaupun dia harus bisa beradaptasi-tak punya teman selain teman kampusnya. Itupun hanya beberapa. Mentari memang menutup diri semenjak disini.
Mentari menyesap latte yang ada didepannya.Ia menikmati rasa Vanilla dan kopi yang bercampur dengan sempurna. Mentari membuka buku sketsanya guna melihat materinya tadi. Mentari kembali menoreh sesuatu dikertas tersebut guna mengusir kebosanannya. Tapi,belum sempat pensilnya menyentuh kertas,dia merasa ada seseorang yang duduk didepannya,seorang lelaki.
"Mentari?alumni SMERALDO?"tanya suara itu yang spontan membuat Mentari mendongak. Bibir Mentari sontak membentuk huruf O saat menyadari siapa yang duduk didepannya.
"kak Aka?!",Mentari tersentak kaget. Jantungnya mencelos ketika melihat seorang Aksara yang kini terlihat mapan dan tampan. Mentari tentu belum siap mengingat diapun memblokir akses Aksa untuk menghubunginya.
"Lo kemana aja!gue kangen banget,Ri. Astaga!lo makin cantik aja disini",Aksa dengan spontan menarik lengan Mentari agar berdiri dan memeluk erat tubuhnya. Mentari perlahan pun mencair dan membalas pelukan Aksa tak kalah erat.
"Kata bang Bumi lo mau balik?ayo bareng sama gue!Angkasa pasti bakal senang kalau tau lo pulang!"ujar Aksa yang terlihat antusias dengan senyuman yang merekah di bibirnya. Berbeda dengan Mentari yang malah menunduk berusaha menahan tangis. Setiap mendengar nama Angkasa,hatinya serasa ditekan batu besar dan membuatnya sesak seketika.
KAMU SEDANG MEMBACA
SunSky(Selesai)
Teen Fictionini tentang aku dan seribu masalah yang aku hadapi. Tentang Mentari yang berusaha berdiri sendiri ditengah tengah kepingan kaca yang sewaktu waktu bisa melukainya. "kapan gue jadi nomor 1 di hidup lo?" "tapi dia butuh gue,Mentari" "tanpa lo sadar di...