Hai!
Selamat bertemu di dunia Mentari musim kedua!
hoping this will be a happy ending..2 tahun kemudian..
Seorang cewek berambut pirang sedang berkutat dengan laptopnya. Sketsa gambarnya belum kunjung selesai. Berkecimpung di jurusan bidang Arsitek dibagian desaigner memang tak semudah yang ia bayangkan. Bahkan ketika jarum jam sudah menunjukkan jam 23.59,gadis berambut panjang ini belum kunjung puas dengan hasilnya."Mom Vender?",seorang gadis kecil berlari masuk ke dalam kamarnya. Dengan langkah kecil,batita itu merangkak untuk memeluk erat tubuh Lavender,atau yang kita kenal sebagai Mentari itu.
Ia memang mengubah identitasnya untuk menjauh sementara dari masa lalunya. Kini,ia sudah beranjak dewasa bahkan dia sudah berhasil meraih mimpinya untuk menekuni bidang arsitektur seperti ayahnya. Walaupun ia gagal masuk jurusan Bahasa Inggris,setidaknya mimpinya yang lain berhasil ia raih.
Soal batita itu..
"Anak lo bawel banget,bang"kekeh Mentari saat seorang lelaki tampan menggendong batita tadi.
"Maaf ya Ri,nyusahin kamu"sahut Aura yang datang dari arah belakang NamJohan,suaminya.
Iya,batita tadi bukan anaknya Mentari melainkan anak Aura yang notabene anak pertama tante Alda,kakak Farhan.
"Lo pada kenapa datang ke kamar gue jam segini?"tanya Mentari yang kini menutup laptopnya. Ia letih sekali melihat sketsa gambar terus menerus.
"Suami gue butuh staff sementara buat event kantornya. Kalau lo mau,ya ayo"ajak Aura dengan wajah sumringah. Memang Namjohan itu CEO sukses perusahaan utama Farhan,PT. RM holding. Sementara Farhan memegang anak perusahaannya yaitu ARt of M Inc,Ltd.
"BOLEH!GUE PENGEN ADA PENGALAMAN"jawab Mentari tak kalah heboh. Namjohan pun menggangguk seraya mengacungkan jempolnya. Setelah pintunya ditutup,Mentari mengernyit kala HP-nya berdering. Layar handphone menunjukan layar video call grup,lantas ia pun tersenyum dan mengangkat call tersebut.
"Kenapa sih Aya,Waya, dan Nadya sekalian?".
______
Selama 2 tahun,Mentari jauh dari kebiasaannya,dunianya,bahkan orang yang ia cinta. Setelah berhasil melewati masa kritis selama 6 bulan lamanya,Mentari tetap memilih menetap di Jakarta bersama sang ayah. Tentunya kadang Bumi menyempatkan diri kesini hanya untuk mengabari Mentari tentang kondisi kota yang sudah lama ia tinggali. Dia tetap berkomunikasi dengan teman dekatnya,tapi tidak untuk yang berhubungan dengan Angkasa,Bahkan Aksa sekalipun.
Rasanya,mengingat kejadian 2 tahun lalu cukup membuat Mentari membenci dirinya sendiri. Dia juga menghindari percakapan apapun itu yang mengenai Angkasa,dia hanya takut luluh lagi.
Aytari dan Maya tetap tinggal di Bandung,yang kadang ditemani oleh Bulan dan Bumi sesekali. Mentari sudah berubah,bukan lagi gadis pemaaf atau lebih tepatnya ia yang sekarang susah sekali mempercayai orang lain.
"Apa kabar lo kak?"tanya Aytari di seberang sana. Adiknya kini sudah duduk di kelas 12. Aytari juga kelihatan lebih cerah dengan rambut sebahunya. Nadya sudah memakai poni walaupun rambutnya masih sama. Sementara Waya terlihat lebih dewasa dengan rambut panjangnya.
"Gue baik,walau pun ribet banget ngerjain sketsa terus". Mentari mengerucutkan bibirnya. Walaupun memang menggambar adalah hal yang ia gemari dari dulu,tapi tetap saja terkadang ia tertekan.
"Jadi,gue gak dapet pj jadian lo sama kak Fallen?akhirnya ya lo luluh juga setelah 3 tahun"ujar Mentari seraya terkekeh pelan melihat wajah Nadya yang sudah memerah. Sudah banyak yang berubah sejak ia pergi dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
SunSky(Selesai)
Teen Fictionini tentang aku dan seribu masalah yang aku hadapi. Tentang Mentari yang berusaha berdiri sendiri ditengah tengah kepingan kaca yang sewaktu waktu bisa melukainya. "kapan gue jadi nomor 1 di hidup lo?" "tapi dia butuh gue,Mentari" "tanpa lo sadar di...