Now playing:Without me-Halsey
Aytari kembali ke rumah guna mengambil beberapa pakaiannya dan Mentari. Terlihat juga Maya baru saja pulang dari restoran. Aytari baru ingat,dosanya pada ibunya belum ia tebus. Dengan langkah pasti,ia mendekat ke arah Maya.
"Eh Aya udah pulang. Mau mama masakin ap-",Maya dibuat kaget saat Aytari langsung memeluk erat tubuhnya dan menangis. Pelukan pertama setelah Aytari mendiaminya beberapa saat.
"Maafin Aya ma..". Hanya kalimat itu yang bisa di ucapkan oleh Aytari.
Maya pun menangis bahagia seraya memeluk erat anak keduanya itu dengan sayang.♢♢♢♢♢♢
Disini Angkasa sekarang. Sel tahanan tempat Putri,Naya,dan Salju ditahan. Ia duduk sembari menunggu ketiga orang itu muncul dihadapannya.
"Angkasa.."suara lirih Putri mampu membuat Angkasa menatap tajam orang itu.
"Gue gak akan pernah maafin lo dan gue benci banget sama lo!lo udah ngerebut nyawa Haykal dan hampir membunuh Mentari!",Angkasa langsung berteriak dan membuat Putri menunduk.
"Sa,tolong bilang ke Mentari gue minta maaf sama dia,gue mohon..". Naya terlihat bertekuk lutut di hadapan Angkasa. Ia terenyuh ketika tau keadaan Mentari dari Waya yang baru saja datang menjenguknya. Terlihat sekali bahwa temannya itu berbeda,bahkan tak menganggapnya sahabat lagi.
"Tolong..maafin gue juga,Sa. Gue udah dibenci sama Aksa,bahkan gue diputusin!dan gue-gue menyesal udah lakuin semua itu ke Mentari". Salju pun tak tinggal diam,dia menyatukan kedua tangannya dan memohon maaf di hadapan Angkasa.
Angkasa kini menoleh ke arah Putri yang hanya diam saja.
"Dan lo gak mau minta maaf setelah apa yang lo buat?!". Angkasa geram melihat Putri yang tak mau berubah seperti 2 orang yang berlutut di bawah dia sekarang."GUE GAK AKAN PERNAH MAU!". Putri malah berteriak histeris. Membuat 2 polisi harus menahan pergerakannya dan membawanya balik ke dalam sel.
Angkasa hancur,Putrinya memang sudah berubah,bukan lagi sahabat atau orang yang ia percaya. Kini ia beralih menatap 2 cewek yang sudah bangkit itu.
"Gue harap setelah 1 tahun 3 bulan lo pada di penjara,lo jangan lupa apa yang lo lakuin ke pacar gue!". Angkasa pun langsung pergi meninggalkan 2 cewek itu yang sudah menangis tak karuan.
Biarkan saja,mereka memang pantas mendapatkan itu. Bahkan mereka bertiga didepak dari sekolah sementara Putri harus menanggung masa remajanya di sel selama 10 tahun kedepan.
_
Sementara itu,Bumi sedang sibuk mengurus beberapa berkas di kantornya. Hari sudah larut,dan dia terus saja kepikiran Mentari. Tiba tiba dering telfonnya memaksanya untuk beralih dari layar laptop.
"Halo?ini saya dokter yang menangani Mentari",
"Oh ya dok,ada apa?",
...
"APA?!"Bumi langsung sibuk dan berlari keluar ruangannya. Ia menelpon Bulan dan Maya guna memberi kabar. Ia harus segera membawa Mentari pergi guna menyembuhkan beberapa luka,dan masalah di kepalanya yang diakibatkan oleh hantaman keras.
"Mentari,lo harus berjuang lewatin masa kritis lo!"
________
Bulan langsung panik ketika mendengar kabar bahwa detak jantung Mentari melemah. Ia langsung lari ke ruangan Mentari dan menemukan Aytari yang sudah bertetiak histeris. Dokter telah menanganinya didalam sana.
"Kak Bulan..gue takut kak!". Bulan kini memeluk dan berusaha menenangkan Aytari yang sudah merosot ke bawah. Tak lama kemudian,Maya dan Bumi datang dengan sama paniknya.
"Gak ada cara lain,mi. Bumi harus kabarin om Farhan untuk masalah ini"ujar Bumi. Dia tak menyangka bahwa akan secepat ini,ia kira Mentari setidaknya akan bertahan lebih lama.
Tapi takdir berkata lain,Dokter pun keluar dari ruangan.
"Secepat mungkin,bawa dia pergi. Detak Jantungnya terus melemah. Saya sudah pastikan dokter yang menjemputnya akan tiba,sebelum sampai disana,kita harus mengembalikan detak jantungnya hingga normal. Bersiaplah".
Bumi hanya mengangguk. Dia pun pergi guna mempersiapkan keberangkatan Mentari. Aytari yang tau hanya bisa menangis,bagaimana keadaan Angkasa jika mengetahui ini?
_
Mungkin,manusia memang harus merasakan kehilangan agar bisa menghargai sesuatu. Manusia memang egois dan merasa dirinya sudah benar padahal apa yang ia lakukan jauh dari kata benar. Mengira manusia tak akan pernah berubah adalah hal mustahil. Seharusnya Angkasa sadar akan hal itu dari awal. Bahwa memang dari awal ia hanya menyakiti Mentari,mencabik cabikan hatinya dan menganggap sepele bahwa kekasihnya itu akan tetap balik dan bertekuk lutut dihadapannya.
Angkasa terlalu sepele,menganggap Haykal terlalu buruk untuk Mentari padahal dia lebih buruk. Setelah kehilangan Haykal,Angkasa perlahan menyadari semuanya.
Bahkan,detik ini dunia Angkasa benar benar hancur. Saat ia menginjakkan kakinya ke ruangan kamar yang sudah sepi itu,Ditatap nanar oleh Aytari dan temannya yang lain.
"Maaf Sa,Mentari udah gak ada". Kalimat itu,kalimat yang sukses membuat Angkasa menyadari betapa berharganya waktu dan Mentarinya.
Angkasa berteriak frustasi seraya menjambak rambutnya. Bucket bunga yang sedaritadi setia ia genggam sudah ia campak sembarang arah.
"GAK!MENTARI GAK MUNGKIN NINGGALIN GUE!GAK!". Sorot mata Angkasa sudah kosong.
Tubuhnya melemas seketika ketika Aytari membuka suara paraunya,"kak Mentari udah gak disini lagi bang..".
Menyadari bahwa semua orang sudah tau kecuali dirinya juga membuat Angkasa tertampar kenyataan. Ternyata memang sakit,sesakit ini tak dianggap dan tak menjadi prioritas. Bahkan dadanya nyeri dan sesak saat ia tak diberi kesempatan untuk melihat Mentari untuk terakhir kalinya sebelum pergi jauh darinya.
Seharusnya,kemarin ia langsung membunuh Putri karena merenggut dua orang penting dihidupnya.
"Maaf,Mentari jangan tinggalin aku..aku gak bisa hidup sendirian". Angkasa kini sudah bertekuk lutut. Menangis sejadi jadinya dihadapan semua orang.
Tentu,Lucky,Aksa,dan yang lain merasa bersalah karena menutupi ini dari Angkasa,orang yang dicintai Mentari.
"Sa!kalau memang takdir lo dia,Mentari bakal balik kesini,ke hadapan lo". Mungkin Angkasa mengerti maksud ucapan Aksa. Yang berarti,Mentarinya tak benar benar hilang dari dunia. Hanya saja,takdir seolah mempermainkan dirinya terlebih dahulu. Membiarkan Angkasa merasakan sakit dan nyeri ditinggal oleh seseorang yang teramat ia cintai setelah berhasil melukai Mentari.
"Sampai kapanpun itu,gue yakin Mentari selamat,Sa"ujar Waya yang juga sama perihnya melihat Angkasa yang tak bisa mengucapkan sepatah katapun. Hanya bisa menangisi hal yang patut ia sesali.
"Dimana Mentari sekarang!"teriak Angkasa yang sudah bangkit. Ia terlalu kalut dan emosi.
"Telat,Mentari udah pergi 2 jam yang lalu sama Bumi dan tante Maya"ucapan Gio sukses membuat Angkasa makin hancur. Ntah sampai kapan ia harus menunggu,tapi Mentari sukses memporak porandakan hidupnya dan membuat seorang Angkasa berubah 180°.
"katanya mau bangun,tapi kenapa ninggalin aku sendirian disini.."💔
_
TBC..
1 chapt again..●Pengen kasih karma buat Angkasa..😭✊💔
KAMU SEDANG MEMBACA
SunSky(Selesai)
Teen Fictionini tentang aku dan seribu masalah yang aku hadapi. Tentang Mentari yang berusaha berdiri sendiri ditengah tengah kepingan kaca yang sewaktu waktu bisa melukainya. "kapan gue jadi nomor 1 di hidup lo?" "tapi dia butuh gue,Mentari" "tanpa lo sadar di...