CHAP 3

388 42 0
                                    


                          ◇ʰᵃᵖᵖʸ ʳᵉᵃᵈⁱⁿᵍ◇

Vania yang mau saja turun dari ranjang dikagetkan oleh suara pintu terbuka

"KAMU TULI GA DENGER AYAH PANGGIL KAMU HAH??!!" ucap emosi Alex dengan nafas yang masi tersenggal senggal

"SINI IKUT AYAH!!!" dengan cepat Alex mencengkram pergelangan tangan Vania dan menariknya untuk turun kebawah

"Ayahh jangan ditarik tangan Vania, sakitt" Dia tidak berbohong, rasanya sakit sekali cengkraman Alex.
Vania masih berusaha menghindari cengkraman Ayahnya tapi semua percuma, tenaga Vania tidak mencukupinya

dengan tergesa gesa Vania mengikuti arah ayahnya itu yang masih mencengkram tangannya

Vania dikagetkan oleh pecahan gelas yang berserakan di lantai dapur.

Dia menatap heran ibu tirinya yang seolah olah kesakitan dan menutupi luka yang ada di telunjuknya.
Belum sempat vania bertanya tangan Alex sudah melayang

PLAKK

"KENAPA SIH YAH?" bentak vania yang tak terima ditampar tanpa alasan

"JANGAN MENTANG MENTANG MAMA IBU TIRIMU SAMPAI KAMU SEENAKNYA"

Vania masih memegang pipi nya yang panas dan memerah akibat tamparan Alex

"Sudah mas bisa dibeli lagi gelasnya, sudah kasian anak kamu mas" bela Giana

"Ck muka dua" gumam pelan vania tapi masih bisa di dengar oleh Alex

"DASAR ANAK GATAU DIRI" bentak Alex kali ini dia tidak main main, dengan entengnya dia menendang anak kandungnya hingga anak itu jatuh kelantai

"Ayo kita pergi, aku sudah muak liat muka anak ini" Ucap Alex mengajak Giana untuk ke kamar dan mengobati luka yang ada di jari telunjuk Giana

𝘠𝘢𝘯𝘨 𝘛𝘦𝘳𝘫𝘢𝘥𝘪......

Wanita berumur 35 tahun itu sedang berada di dapur. Dia sedang membuat teh favoritnya

Asalnya Wanita itu ingin meminta tolong pembantu dirumahnya, tetapi karna jam segini biasanya pembantunya pulang sebentar, dan kembali lagi selepas magrib

wanita itu baru saja ingin menuangkan air panas ke dalam gelas, tetapi semua terlambat giana tidak sengaja menyenggol gelas yang berada di di sampingnya

PYARRRRR

giana sontak kaget akibat gelas yang pecah karna ulahnya yang teledor

"Pake pecah segala, aku panggil anak itu aja kali ya" batin giana

Belum sempat giana memanggil Vania dia sudah terlanjur melihat mobil Alex datang

giana pun memunguti pecahan gelas itu, dengan sengaja dia menggores pecahan gelas yang pecah ke telunjuknya

dirasa Alex mendekat

"Shh" rintih giana

"Kamu kenapa giana???" tanya khawatir Alex yang baru saja pulang dari kantor

"Kok bisa pecah kaya ginii??"

"Tadi Vania mecahin gelas ini mas, terus ga mau bersihin pecahan gelasnya, lagian kasian juga baru pulang sekolah, kamu jangan marahin dia ya mas" bohong giana

rahang Alex mengeras ketika mendengar ucapan giana "pembunuh itu berulah lagi!!"

"VANIAA"

Flashback off

tendangan yang diberikan alex sungguh rasanya tidak ngotak sekali

Apalagi Alex menendang dalam keadaan kakinya masih mengenakan sepatu.

Vania bergegas membuka pintu kamarnya rasanya tubuhnya ingin ambruk. Walaupun dia sering mendapatkan perlakuan seperti ini, tidak membuat dia kebal akan perilaku Alex

"ARGHHHH" Vania berteriak tidak peduli jika Alex memarahinya lagi

Gadis itu mengambil foto yang selalu dia letakkan di bawah bantalnya
jarinya mengelus wajah wanita yang berada di foto itu

"bundaa, abangg, vania pengen nyusul.." lirih gadis itu sambil menatap foto yang di genggam nya

Tak lama gadis itu mengibaskan sedikit seragamnya dan mengambil benda yang selalu dia letakkan di meja belajarnya

Dia mulai menggoreskan benda tajam itu ke pergelangan tangannya.
Dia mulai membuat luka baru lagi

Walaupun luka kemarin saja baru kering, dia masih ingin membuat luka baru di pergelangan tangannya lagi

"Kira-kira besok ayah mau ngasi luka dimana lagi ya?" Dia tersenyum miris dan menatap pergelangan tangannya yang di penuhi luka bahkan darah.
Luka yang diberikan ayahnya maupun luka yang dia buat dengan sengaja

Cengkraman Alex meninggalkan bekas hingga pergelangan gadis itu memerah, tidak sedikit luka akibat kuku Alex

Vania tidak memperdulikan tangannya yang dipenuhi darah, dia berjalan lemas dan menuju ke kamar mandi

Tangannya bergerak menyalakan shower. Dengan segera air membasahi tubuhnya yang masih mengenakan seragam, perlahan lahan air menyentuh lukanya. Membuat darah di tangannya mulai luntur terbawa air

Gadis itu sudah mati rasa, tidak peduli rasa perih ketika air membasahi pergelangan tangannya

☆  ☆  ☆  ☆  ☆  ☆  ☆  ☆  ☆  ☆

vania masih diposisinya sekarang, bukan di kamar mandi, dia sekarang berada di atas kasur. Menangisi semuanya

"Bunda, Vania ngga kuat" ucapnya dengan kondisi mata yang masih basah

Tok Tok Tok

Vania berhenti bicara saat mendengar seseorang mengetuk pintu kamarnya

𝙏𝘽𝘾

hai babang eneng pakabar hari ini??

siapa yang pernah ngalamin kaya Vania??

Author berharap ga'ada yaa yang ngalamin kaya Vania

bintangnya sist brou jangan lupaa ^¿^

lanjut ga??

Instagram : Naurraisya

VANIA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang