CHAP 12

190 26 0
                                    

Boleh minta tolong follow instagram aku biar aku semangat buat karya baru?
@nauraihsya
       ◇ʰᵃᵖᵖʸ ʳᵉᵃᵈⁱⁿᵍ◇

"iya, kok lu gapernah cerita ke kita sih" ujar alea

"gue kasian aja si sama dia, yakali aib nya gue sebarin"

"lah orang tuh lonte kaga kasian sama sekali ke elu" protes alea tak adil

"iya iya, gue tau dari lama sih, sebelum bunda gue meninggal"

alea marvin dan calvin menatap vania penuh tanda tanya

"gue di ceritain sama bunda gue, soalnya dulu bunda deket sama nyokapnya lala"

"so?" tanya marvin dengab alis terangkat satu

"pake nanya lagi, ya dia ga terima lah kalo dia anak pungut, orang tua kandungnya ga punya duit buat ngehidupin lala, soalnya lala anak yang tak di harapkan" cibir kesal vania kepada marvin yang tak paham paham

"tak di harapkan?" tanya calvin

vania mengangguk "kakek kandung lala pinginnya anak laki laki, eh udah brojol malah cewe"

"berarti kalo cowo bisa ngebiayain dong?"tanya marvin lagi

"maybe, katanya sih klo anaknya cowo kakek neneknya mau bantu biayain, berhubung yang keluar cewe kakek neneknya aja gamau nyentuh"

"terus nanti om alex gimana van? bakal ke sekolah apa langsung marahin elu?" pertanyaan marvin membuat vania terkejut

"h-hah maksut lu?" gugup vania

"santai aja kali, gue uda tau semuanya" santai marvin

"dikasih tau siapa lu?"

marvin menatap alea "g-gue van sorry, gue keceplosan saat itu" alea menundukkan pandangannya

vania tak peduli serapat apaun dia sembunyikan baunya akan tercium juga "sans" vania menepuk pundak alea "sejak kapan lo tau?" tanya vania

"sekitar 2 bulan yang lalu"

"nanti ayah kamu bakal ke sekolah ga?" tanya calvin yang akhirnya buka suara

"kayanya engga deh, mana mungkin ayah mau ke sekolah, pas ambil rapot aja nyuruh bi rani" jujur vania

TRINGGG

bel masuk telah berbunyi "sampah jangan lupa dibuang" perintah vania

vania berjalan ke kelasnya dan pandangannya teralihkan ke mobil mercy putih dia melihat nopol mobil itu "bentar kok kaya mobil ayah" kini perasaan nya tak karuan, tiba tiba kejadian kekerasan alex menghantui di pikiran vania

"van sinii ngapain bengong di pintu" teriak alea

"i-iya" vania berusaha melupakannya tapi tak bisa

vania dari tadi menatap kosong bukunya, tapi pikirannya tak kosong, dari tadi dia komat kamit berdoa suapaya ayahnya tak mengetahui yang terjadi di sekolahnya

"oy" alea mencubit lengan vania

"anjir sakit goblok" ngegas vania

"santai dong" jeda alea "ngapain bengong mulu" tanya alea

"lagi mikirin nasib gue" jawab vania

"ngapain pake dipikirin, lu pikirin gabakal ngerubah, kalo uda jalannya mau di apain lagi" ucap alea yang sedang menulis materi yang tertulis di papan

"ya barangkali Allah kasian sama gue terus dirubah kan nasib gue" jawab cengengesan vania

alea menggeleng gelengkan kepalanya "serah lu dah yang penting seneng"

☆ ☆ ☆ ☆ ☆

"jangan lupa dikerjain PR nya" peringat calvin

vania mengacungkan jempolnya "udah sana pulang pulangg" vania mendorong lengen calvin agar segera pulang

"iya iya sensi amat" dengan cepat calvin menjalankan motornya untuk tidak mendapatkan semprotan dari vania

"ass-" lagi lagi salamnya terputus saat dia melihat ayahnya berdiri di ruang tamu dan tampaknya sedang menunggunya

                                           •••
                                           •••
                                           •••
                                           •••
                                           •••
                                           •••
                                           •••

𝙏𝘽𝘾

VANIA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang