CHAP 11

231 28 1
                                    

Boleh minta tolong follow instagram aku biar aku semangat buat karya baru?
@nauraihsya
◇ʰᵃᵖᵖʸ ʳᵉᵃᵈⁱⁿᵍ◇

kini vania berada di rumah sakit, kemarin tenggorokannya terasa sakit jadi dia hari ini memutuskan sepulang sekolah dia akan pergi ke THT

pandangannya teralihkan ke wanita berumur sekitar 50 tahun yang vania rasa dia mengenalinya, tapi belum sempat dia menghampiri ibu itu vania sudah mendengar panggilan nomer urutan pengambilan obat

dia tak jadi menghampiri ibu itu dia dengan cepat berlari kecil ke arah apotik rumah sakit

"tenggorokannya kenapa" tanya laki laki berumur 35 tahun itu, dia adalah seorang apoteker dan sekaligus om vania, adik dari bunda vania

"hehe kemarin habis makan gula kapas" jawab vania cengengesan

apoteker itu pun segera menjelaskan obat obat yang akan di berikan ke vania

"eh om, mau nanya"

"apa?, cepet om mau panggil pasien yang lain" sahut prakasa

"iya iya om santai, itu om tau ga ibu ibu itu?" vania menunjuk wanita yang sedang memainkan ponselnya

"oh itu tau, emang kenapa kamu kenal?" prakasa mengankat satu alisnya

"tau, ibunya temenku, emang dia sakit apa om?"

"beliau uda sering ke sini buat cuci darah, terkena penyakit hiperkalemia"

"astaghfirullah" jawab cepat vania

"kenapa?"

"ga, kaget aja sih, yauda om makasih" vania hanya mendapatkan respon anggukan dari prakasa

"sudah?" tanya calvin yang baru saja dari toilet

vania mengangguk "eh makan yuk pengen seblak" ucap vania dengan nada memohon

"belum keluar dari kawasan rumah sakit, jangan sampe lupa kamu ke rumah sakit ngapain, periksa tenggorokan bukan periksa daya ingat otak"

"gapapa kan udah ada obat nya" vania mengarahkan kresek yang di genggamnya setara dengan mukanya

"ajaran sesat"

"yauda kaya biasanya" tawar vania

calvin menganggukkan kepala kini keduanya sedang berjalan ke arah parkiran

"bang baksonya nya dua"

"sama es jeruk bang"

"gaboleh harus teh anget, dijeda dulu es nya biar tenggorokannya ga sakit"

"ishh" vania tak mau menatap calvin dia langsung mencari bangku yang kosong

"waww" vania menghirup aroma bakso di hadapannya yang sangat menggoda

"bismillah" calvin terkejut "eh astaghfirullah" tambah calvin

Vania terbahak bahak "tinggal syahadat si yang belum"

☆ ☆ ☆ ☆ ☆ ☆ ☆

langkah vania berhenti ketika menemukan keberadaan ibu tirinya yang sedang duduk di sofa

vania berjalan begitu saja menganggap giana tak ada di disitu

"pembunuh" teriak giana kepada vania yang akan menaiki tangga

vania tak jadi menaiki tangga dengan cepat dia menghampiri ibunya

"gue punya nama" vania menatap endang tajam, sumpah, vania tak menyukai sama sekali dengan panggilan pembunuh

VANIA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang