CHAP 9

229 30 0
                                    

"tidak semua anak yang melawan ayahnya itu bajingan, justru ayahnya yang membuat anak nya menjadi bajingan"

◇ʰᵃᵖᵖʸ ʳᵉᵃᵈⁱⁿᵍ◇

vania yang sedang meminum minumannya tersentak kaget hingga tersedak

"vania, selama ini ada yang kamu sembunyi'in dari aku?" tanya pelan calvin

vania memulai menundukkan kepalanya, dan tak mau menatap calvin

"kenapa kamu lukain diri kamu sendiri?"

vania mendongakkan kepalanya dan menatap jalanan

"aku bukan anak tunggal, aku punya abang" ucapnya yang masih menatap jalanan

"hah?" calvin bingung, karna selama ini vania mengatakan bahwa dia anak tunggal

vania mengangguk "namanya gavin deo saputra, tapi dia sudah meninggal, karna ulahku" mata vania mulai basah

"karna kamu?"

"dia meninggal karna ngajarin aku nyetir mobil, dan di saat itu mobil yang aku pakai buat belajar rem nya blong" vania berhenti bercerita, kini tangis nya tak bisa dibendung

"stop, kalo ga siap cerita gapapa, aku gamau kamu nangis" calvin tak tega melihat kekasihnya menangis di hadapannya

vania menghapus air matanya "harusnya di saat itu yang mati aku bukan bang gavin"

"sebodoh itu aku van, sampai gatau seberapa berat beban yang kamu tanggung" calvin merasa bersalah, dia sudah lama berpacaran dengan vania, tapi mengapa calvin tak mengetahui masalah vania, bahkan tak merasa gerak gerik vania yang berbeda ketika keluar rumah

"saat bunda masih ada dulu bunda mengidap penyakit jantung, dan dia jatuh karna rawat aku saat sakit, pas bunda mau ambil obat bunda terpleset hingga mengakibatkan stroke, ga lama setelah itu penyakit bunda menyebar, Allah ambil bunda, Allah lebih sayang bunda"

"dari situ ayah mulai ga mau ngomong sepatah kata pun sama aku, tapi di saat itu bang gavin masih hidup dia selalu semangatin aku, belain aku saat ayah marahin aku, pas bang gavin nyusul bunda ayah udah bener bener benci aku sampai anggap aku ikut mati"

calvin yang mendengarkan ucapan vania sontak terkejut, gadis yang dia kira tak mempunyai masalah, hidup damai, ternyata selama ini salah dugaannya, bahkan dia menopang beban yang tak bisa calvin bayangkan

vania menatap calvin "ga lama setelah bang gavin meninggal ayah nikah lagi, karna saat bang gavin masih ada kalau ayah izin nikah lagi bang gavin nolak, saat bang gavin uda ga ada ayah nikah tanpa sepengetahuan ku"

"sejak itu mama tiriku selalu ngomong yang nggak nggak, bisa dibilang memfitnah. Ayah selalu percaya omongan mama, gapernah sekali pun mau denger ucapanku, ga segan segan ayah nampar aku pas denger fitnah an dari mama"

"aku capek, aku ngelampiasin dengan cara lukain diri aku, ini alasanku selalu pake baju lengan panjang" vania menatap luka goresan yang ada di tangannya

"aku ga pantes hidup, andaikan aku bisa minta satu permintaan sama Allah aku cuman pengen nukar nyawaku sama bang gavin, harusnya bang gavin yang hidup aku yang mati" air matanya lolos begitu saja melewati pipi vania

Calvin menggeleng "nggak, kamu kuat vania, kamu bisa lewatin ini semua, suatu saat ayah kamu bakal sadar"

"tapi kapan? saat aku uda mati?" tanya vania

"sesusah itu ya vin buat aku bahagia, cuman itu aja, aku pengen bahagia, kadang kadang aku iri pas lihat orang lain seneng seneng sama keluarganya"

"Allah udah ambil bunda sama bang gavin, tapi kenapa dia ambil kebahagiaan ku juga vin?" lirih vania dengan suara bergetar

calvin tak sanggup melihat vania menangis, dengan cepat calvin mendekap vania dalam pelukannya

"aku yakin kamu kuat van"

"aku ga nyangka seberat itu beban mu"

"Tuhan tau kok kamu bakal bisa lewatin ini semua" ucap calvin lalu mengelus puncak kepala vania

•••
•••
•••
•••
•••
•••
•••

diperpanjang atau tidak di perpanjang? tidak di perpanjang

uda tau kan sekarangggg

segini duluu chapter hari inii jangan lupa follow instagram ini yaa
@nauraihsya
@vaniarlst
@calvinezpr

VANIA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang