Hai semua boleh minta tolong follow instagram aku biar aku semangat buat karya baru? @nauraihsya
"dodol bat lu denis" vania emosi ketika menonton adit sopo jarwo
"Lu ngapa ngeluhh ke adit, udah beban, minta gonceng adit melulu" ucap vania lalu melempar bantalnya ke tv nya
"VANIAAA" teriak giana dari bawah
"Sekarang yang dodol mak giana anjir" vania lalu mematikan tv nya
hari minggunya terusik oleh giana "apa ma" jawab vania berusaha manis
"buatin teh untuk saya!" suruh giana dengan sesikit bentakan
vania tak menjawab ucapan giana dia berjalan ke dapur dan membuatkan teh untuk giana
"ini m-" vania belum melanjutkan bicaranya tapi dia sudah tersandung dan menumpahkan teh panas ke tangan giana yang terselimuti
"Kamu mau membunuh saya hahh!!" bentak giana
suara giana berhasil membuat alex datang kepadanya "apa apaan ini" tanya alex
"anak kamu mas numpahin air panas ke tangan aku" padahal tangan giana tak apa apa karna tangannya tersrlimuti oleh selimut
"v-vania ga sengaja yah" ucap vania dengan nada gemetar
Tanpa membalas ucapan Vania Alex langsung menarik paksa tangan Vania lalu memasukkan ia kedalam kamar mandi "Ayah m-mau apain vania?"
Dengan keadaan kaki Alex masih terbalut dengan sepatu ia langsung menendang Vania
"Bugh"
"Sakitt!!"
"DIAM PEMBUNUH!"
"Ampun yahh!!"
Pekikan itu cukup jelas di telinga Alex tetapi rasa muaknya belum terselesaikan
Muka Alex memanas ia masih berpikir apa yang akan dia lakukan selanjutnya."DIAM!" Alex langsung mengambil rotan dimana ujung rotan dibelah belah sehingga jika dipukul menggunakan rotan itu akan menciptakan rasa sakit berlipat ganda
Alex mulai mencambuk lengan,dan kaki Vania "A-ayah sstopp s-sakitt!!" Pekik Vania
Tubuh vania kini dipenuhi luka memar, tanpa disadari darah berwarna merah pekat keluar dari hidung Vania
"GA USAH SOK TERSAKITI DI DEPAN AYAH!" Bentak Alex lalu kembali mencambuk Vania dengan rotan
Dirasa belum cukup Alex mengambil gelas yang terisi air panas dari dispenser.
Alex langsung menuangkan Air panas itu kepergelangan tangan Vania
"ayah s-stop sakit" rintih vania sambil meniup tangannya
"sekarang sudah impas, jangan pernah celakain istri ayah kalau kamu tidak mau ayah celakakan" peringat alex
gadis itu berjalan gontai seperti ingin ambruk
tangannya terasa panas dan sedikit melepuh, kakinya terpenuhi luka lebam akibat tendangan Alex yang cukup keras baginya.
Vania menyalakan kran air dan langsung merendam tangannya
"non" bi rani mengetuk pintu kamar mandi
vania langsung mengeringkan tangannya lalu membuka pintu kamar mandi "eh iya bi"
"bibi bawain salep buat luka di tangan non, sini bibi obatin" ajak bi rani
bi rani mulai mengoles salep itu ke luka vania "gimana ya kalau bi rani pergi" ucap bi rani tiba tiba
perkataan bi rani membuat vania terdiam "non" panggil bi rani ya
"iya bi?" tanya vania
"bi rani minggu depan udah ga kerja disini lagi" ucap bi rani sambil menatap vania dalam dalam
"nanti vania sama siapa" mata vania mulai berkaca kaca
"maafin bibi ya, bibi rasa tugas bibi sudah selesai, bibi gak bisa terus terusan di sini" bi rani mengelus punggu vania pelan
"non, maaf in bibi ya, gabisa jaga amanat bunda kamu, tugas bibi sampai disini ya" bi rani mulai meneteskan airmata nya
"bibi yakin dalam waktu dekat ayah kamu bakal menyesal atas perlakuannya selama ini" bi rani mendekap vania dalam pelukannya
vania mengangguk "iya saat penyesalan itu sudah tak berarti buat vania"
•••
•••
•••
•••
•••
•••
•••𝙏𝘽𝘾
@nauraihsya
@vaniarlst
@calvinezpr
KAMU SEDANG MEMBACA
VANIA [SELESAI]
Teen Fiction⚠️SEBELUM BACA WAJIB FOLLOW⚠️ ⚠️JANGAN SAMPAI KETINGGALAN VOTE+KOMEN⚠️ {DALAM TAHAP REVISI} Cerita ini bercerita tentang seorang gadis yang kehilangan kebahagiaannya. Gue gabakal nyerah sampai yang diinginkan ayah tercapai. -Vania Ralista Metta Sesu...