Hai! Makasih dah baca
Part ke 8!! Enjoy!.
.
.
"Iya dad, EH! Kok? Daddy tau dari mana?" Tanya cowo 2."Oke Dad" ucap cowo 2 lalu menutup teleponnya.
"Oy... kata Bapakke antar bocah ini ke alamat xxx, itu rumah dia kata Bapakke" ucap cowo 2 membuat cowo 1 mengerutkan dahinya.
"Lah Daddy tau darimana?" Tanya cowo 1 dibalas gelengan oleh cowo 2.
:::::::::::::::::::::::
Selama perjalanan, Cia hanya menunduk dan menangis dalam diam, sesekali menghisap ingusnya yang keluar. Cowo 1 dan cowo 2 saling tatap lalu mengendikkan bahu berusaha untuk tidak kepo.
Sedangkan disisi lain Aiden dan Rakka dan Aiden sedang menunggu kedatangan Cia, Rakka mengepalkan tangan karena dengan beraninya Cia pergi rumah tanpa sepengetahuan orang-orang. Cia dahulu tidak pernah pergi tanpa izin dahulu, Cia yang jika dimarahi hanya diam dan menunduk.
Mobil cowo kembar itu memasuki kawasan rumah Cia. Aiden dan Rakka segera keluar rumah dan mendapati Cia yang di gendong oleh cowo 1 yang masih menangis. Rakka dengan cepat mengambil alih Cia dan memeriksa tubuh Cia takut ada luka atau lecet. Cia masih menangis dan sesekali menghisap ingusnya yang meler dengan bajunya.
"Apa yang terjadi Colas?" Tanya Rakka.
"Gatau, udah nangis" balas Nicholas dan di angguki oleh Rakka.
"Kenapa menangis?" Tanya Rakka dan hanya dibalas gelenggan oleh Cia.
Rakka menghembuskan nafasnya kasar lalu menatap Nathan, sedangkan yang ditatap hanya menaikan alisnya.
"Ketemu dimana?" Tanya Rakka.
"Dijalan XXX Dad" ucap Nathan membuat Aiden dan Rakka terkejut.
Tak bisa dipungkiri bahwa jarak dari rumahnya ke tempat taman itu sangat jauh, butuh waktu kira-kira 15 menit. Dan Cia disana, bagaimana Cia bisa sampai disana? Menggunakan kendaraan atau jalan kaki? Rakka membawa Cia masuk dan langsung disungguhi Bi Innah yang berlari dan mengambil alih Cia.
"Non, Nona gapapa kan?" Ucap Bi Innah dengan nada khawatir dan dibalas gelengan oleh Cia, dan Bi Innah mengelap ingus Cia yang keluar.
Selang beberapa menit akhirnya tangisan Cia kelar dan menampakkan bekas di area kantung matanya. Rakka dan Aiden saling pandang, sedangkan si kembar sedang bertukar pikiran, siapakah bocah itu? Mengapa mirip Mommy?.
"Cia... siapa yang bikin kamu nangis?" Tanya lembut Aiden membuat si kembar terkajod-kajod.
"Gila anjir Abang lo bisa lembut juga" bisik Nathan.
"Kesambet" ucap Nicholas dan di angguki oleh Nathan.
"Ci... cia gapapa" ucap Cia lalu menundukkan pandangannya.
Rakka yang geram, mencengkram bahu Cia lalu menatap tajam Cia yang membuat Cia bergetar ketakutan karena tatapan Daddy-nya dan auranya. Bahkan si kembar dan Aiden diam mati kutu takut salah gerak dan berakibat mereka yang menjadi samsak.
"Kenapa lari dirumah! JAWAB HAH!" Bentak Rakka membuat Cia menangis dan diam tak berkutik.
"JAWAB!" Ucap Rakka dan menghempaskan gelas disebelah Cia membuat Cia bergetar ketakutan dan menangis.
"Ci... Cia pas itu pengen jalan-jalan, hiks t-tapi Cia hiks" tangis Cia menjadi saat aura Daddy nya semakin menjadi.
Dengan cepat Aiden mengambil alih Cia dan berlari membawa Cia ke dalam lift untuk membawa Cia masuk kekamar dan menenangkannya. Rakka mengacak rambutnya lalu pergi meninggalkan ruang tamu dan pergi ke luar dan memasuki mobilnya. Kini dirinya butuh pelampiasan amarahnya, dia menelpon anak buahnya dan menyuruhnya mengambil satu manusia yang penuh zina dimuka bumi ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/280896572-288-k274827.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
OH NO! JADI BOCAH? (TAMAT)
Fantasia[Diharapkan Follow dulu baru baca!! Makasihhh!!] [Jangan copas lah, dah gede] [MASIH LENGKAP] :::::::::::::::::::::::: Bagaimana jadinya jika seorang cewe polos bertransmigrasi ke tubuh bocah berumur 5 tahun? Syaira Olivando atau Aira, cewe berumur...