📌pembuka gc wa cerita ini, tersedia lagi ya! Ini opmem terakhir. Jadi, yang mau join silahkan pencet link di bio wp aku, atau instagram @inagemoy. Ada aku, dan tokoh dlm cerita ini. Yuk gabung, kami lagi ada acara 17 agustus yg seru seru.
📌Makasih untuk kang langganan spam komen, ku hapal di luar kepala orangnya!! Muachh love you.
📌Vote sama komen jangan lupa!
📌Yokl spammm target 200 vote gercep dan komen 1k kalau nyampe 2k besok next sist! Makanya berjuang sama sama spam!
Aku bukan babi, aku juga tidak buta.
Tapi cintaku padamu membabi buta.✨🥀✨
"Sumpah aku ngga boong, sayang."
Dengan tidak sopannya, Rerra malah menutup telinganya ketika Ken mencoba menjelaskan.
"Gak boong gimana? Kak Net cerita kok, kalau kamu yang jatuhin piring sampe kak Net ketakutan. Apa yang kamu lakuin, sampe kakak aku nangis ketakutan?"
Sungguh demi apapun Rerra kecewa besar kepada Ken, mengapa sebegitu teganya meninggalkan kakaknya dalam keadaan nangis kejer, padahal kondisi Netta sedang sakit, dan Rerra juga sudah berpesan agar Ken membantu agar kakaknya bisa makan, tapi malah kebalikannya.
Sialan! Ken mengacak rambutnya frustasi. "Di boongin tuh sama dia. Aku gak akan gitu kalau dia gak kurang ajar. Dasar cewek gatel, dia pegang bahkan meluk tangan aku, bukannya dia tau aku itu pacar adeknya? Kata kamu dia udah berubah. Inget uler ya tetep uler, kalaupun baik itu ada maunya." Skiptis Ken tidak mau di salahkan.
"Maaf... Tapi aku lebih percaya sama Kak, Net. Dia nangis sampai badannya gemeter hebat, itu artinya apa yang kamu lakuin keterlaluan."
Ken mendelik malas. "Bodo amat!"
Setelah ucapan itu keluar dari bibir Ken, Rerra malah menangis. Memalingkan mukanya ke arah luar jendela mobil Ken.
KAMU SEDANG MEMBACA
After possesive Psikopat [BELUM REVISI]
Teen Fiction(GAK FOLLOW DULU SEBELUM BACA SIAP-SIAP GUE SANTET ONLINE) Note : untuk di baca bukan untuk di tulis ulang! Berani plagiat, hukum karma siap memantimu. DEJAVU! itu lah kata yang pas untuk menarik garis besar cerita ini. Eitss... Bukan Dejavu yang be...