Tidak semua yang terlihat indah itu nyata, dan tidak semua rasa sakit itu biasa saja, hanya orang itu tidak ingin mempertontonkan-nya.
✨🌷✨
"Pulang ya sayang, nanti aku nyusul. Aku beresin cewek bicth itu dulu."
Mendengar itu Rerra melepas pelukan. Menatap mata Ken.
"Nama kakak aku Netta, bukan bitch."
Bodo amat, Ken malah menggerakkan jarinya menghapus sisa air mata Rerra. "Intinya dia lah ya. Sekarang kamu pulang, bilang sama papamu kalau Netta liburan sama temennya, gak ada sinyal buat nelpon. Biar papamu gak nyari dia Mulu, dan kamu juga gak di marahin."
"Tapi aku mau di sini." Tolak Rerra, tidak mau pulang.
Ken memijit pelipisnya. "Pulang sayang, aku mohon. percaya deh sama aku, ya untuk kali ini jangan ngelawan. "
Sungguh Rerra ini gadis yang sangat keras kepala, Ken jadi pusing sendiri. Tapi ia tidak bisa membiarkan Rerra mendengar percakapannya dengan Netta lebih banyak. Ancur semuanya.
Sedikit meluluh karena Ken mengedipkan sebelah matanya. Ah lucu sekali, Rerra terkekeh.
"Iya deh aku pulang, tapi bener kan mau jagain kak Net? Awas aja di nakalin." Was-was Rerra menatap curiga. Ken mengangguk pasti.
"Iya sayang pasti, dah sana pulang hati-hati ya."
"Siap bos!"
Tidak berselang lama dari itu, Rerra langsung melangkahkan kakinya menjauh dari halaman rumah Reno. Ia sedikit lega, pasalnya sudah bertemu kakaknya walau perasaannya masih tidak enak, di tambah mengingat ucapan sayang Ken untuk Netta. Masih menjadi tanda tanya dalam hatinya.
Ken bernafas lega. "Akhirnya pulang juga."
Cowok itu kembali menyeret kakinya masuk ke dalam rumah. Kembali menemui Netta.
"Bee aku balik lagi, ke sini sayang. Gak usah sembunyi." Suara Ken sangat lembut tapi mengerikan.
Ekor mata Ken melirik kamar mandi yang berada di dalam kamar itu. Tertutup rapat. Tidak salah lagi pasti Netta bersembunyi di sana.
"Bee, jangan takut. Aku gak bakal nyakitin kamu kok. Keluar sini, aku kangen..."
"Kamu gak kangen meluk aku?" Tanya Ken lirih sekali, cowok itu memohon lagi dan lagi.
Sementara di dalam sana, Netta duduk meringkuk. Kaki-nya melemas, entah ia tidak berani sama sekali, takut Ken akan melakukan hal yang lebih nekat lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
After possesive Psikopat [BELUM REVISI]
Teen Fiction(GAK FOLLOW DULU SEBELUM BACA SIAP-SIAP GUE SANTET ONLINE) Note : untuk di baca bukan untuk di tulis ulang! Berani plagiat, hukum karma siap memantimu. DEJAVU! itu lah kata yang pas untuk menarik garis besar cerita ini. Eitss... Bukan Dejavu yang be...