Cinta yang menawarkan bahagia adalah kebohongan yang terencana.
✨🌷✨
"Itu makan, katanya laper. Kok malah liatin saya?"
Ya sejak makanan datang, Ken terus memandang suster Asya tanpa henti. Hal itu sedikit membuat suster Asya risih, seperti mencuri sesuatu.
"Siapa suruh cantik." Jawab Ken menabur senyum.
"Awhhhh!!!"
"Eh?"
Kaget keduanya, pasalnya sebelah telinga Ken malah di jewer seseorang. Ken merintih kesakitan, kamudian memutar bola matanya malas.
BRAK!!!
Reno menggebrak meja setelah melepas jeweran di telinga Ken, matanya memincing ke arah Asya dan Ken bergantian.
"Udah gue bilang berapa kali sih? Jadi cowok tuh jangan ganjen. Apa-apaan sih ini woy!!" Tuding Reno ke arah Ken. Kebiasaan jahanam Ken jika tidak di awasi.
Ckckck Ken berdecak. "Lo ganggu Mulu, gak boleh gue bahagia?"
Reno menggeleng. "Gak boleh lah-! Lo mencari bahagia sendiri, ada yang tersakiti."
"Siapa?" tantang Ken bertanya dengan kekehan.
Sebelum berbicara lebih panjang, Reno menarik nafasnya dulu. Kemudian menarik tangan suster Asya untuk ikut bersamanya.
"Tar gue balik, tunggu!" Ucap Reno setelah itu melangkah menjauh.
Suster Asya diam saja mengikuti langkah Reno, cewek itu tersenyum senang. Pasti Reno mau memarahinya, sudah pasti dan langganan. Bukan malah menyeramkan, di mata Asya sangat lucu dan menggemaskan.
Tap!
Kaki Reno berhenti, melepas tangan suster Asya rada sewot.
"Sus, jauhin Ken ya. Jangan mau kalau di ajak berduan gitu. Sayang kalau cantik ngerusak kebahagian cewek lain. Okeyy?" Peringat Reno mewanti-wanti.
Asya menggeleng. "Salah, saya gak pernah mau. Tapi di paksa."
"Mau di paksa kek, cari cara biar gak berduaan. Apalagi sering saya lihat, kalian berdua romantis-romantisan. Please, stop! Saya mohon dengan sangat."
Bukankah terlihat cinta yang luar biasa terpancar dari mata Reno. Mengusahakan segala cara, agar tidak ada yang mengambil kebahagian perempuan yang sangat di cintanya itu. Asya, memegang dadanya sendiri, kemudian mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
After possesive Psikopat [BELUM REVISI]
Teen Fiction(GAK FOLLOW DULU SEBELUM BACA SIAP-SIAP GUE SANTET ONLINE) Note : untuk di baca bukan untuk di tulis ulang! Berani plagiat, hukum karma siap memantimu. DEJAVU! itu lah kata yang pas untuk menarik garis besar cerita ini. Eitss... Bukan Dejavu yang be...