Aku harap di part ini juga sama antusiasnya seperti di part kemarin. Spam rame-rame itu bikin bahagia. Simple, jangan suka diem-diem kalau mau lanjut! Dan makasih juga buat support kalian 😚
VOTE+KOMEN+ SPAM= lanjut Next
Jangan takut, aku di sini. Sebut dimana luka itu menancap, berapa banyak? Biar aku buang satu persatu.
°°°
👌Let's play "luka yang ku rindu" by mahen
"Cara seperti apa itu, Rey? Kita lakuin secepatnya dengan tujuan, Netta harus bahagia."
Sebelum menjawab, Reno menarik nafasnya dulu, menstabilkan detak jantung yang sedari tadi gelisah. Cowok itu tersenyum getir.
"Akhiri segalanya, gue gak sanggup liat Netta di perlakuin kayak gitu sama orang yang dia cintai. Pelan-pelan kita bertiga ngomong sama Ken, tentang apa aja yang udah terjadi. Biarin otak dia berproses walau di paksa. Ini bahaya buat Ken, tapi gue yakin Ken gak selemah itu."
Nani mengangguk. "Setuju sih, dari segala cara cuman ini yang gak ngorbanin orang lain. Kita bicarain baik-baik dulu, susun rencana." Berhenti, Nani teringat sesuatu.
"Tapi, ini juga bakal bikin Ken benci banget sama Lo Rey. Setelah Ken inget, bahkan kayaknya gak Sudi liat Lo. Dia kan taunya Lo orang baik, yang donor darah ketika dia sekarat. Dan masa lalu itu? Ah, gimana sama Lo. Masa ngorbanin Lo terus. Gak deh Rey..."
Memang seperti itu bukan? Bisa di bilang Ken dan Reno dahulu bersaing sengit hingga bertaruh nyawa. Masa lalu yang jika Ken mengingat-nya, akan membahayakan nyawa Reno sendiri. Psikopat tetep lah Psikopat apa yang pernah mengusik kebahagiannya maka taruhannya nyawa. Simple.
Kepala Reno menggeleng. "Jangan pikirin gimana gue dalam kisah ini. Gak usah, fokus sama Netta aja. Seandainya Ken kembali membenci gue, bahkan saking bencinya dia mau bunuh gue? Hello Psikopat mana pun, dari dunia mana pun. Kalah sama jurus dukun indo, gue santet duluan si Ken. Ahihihi. Membunuh tanpa menyentuh tiba-tiba keluar paku."
KAMU SEDANG MEMBACA
After possesive Psikopat [BELUM REVISI]
Teen Fiction(GAK FOLLOW DULU SEBELUM BACA SIAP-SIAP GUE SANTET ONLINE) Note : untuk di baca bukan untuk di tulis ulang! Berani plagiat, hukum karma siap memantimu. DEJAVU! itu lah kata yang pas untuk menarik garis besar cerita ini. Eitss... Bukan Dejavu yang be...